MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kecelakaan tunggal yang merenggut nyawa Aipda Ucok Malay (42), warga Jl. Medan Utara, Gang Abadi, Ling. VI, Kel. Indra Kasih, membuat rekan seprofesinya kehilangan. Ayah 3 anak yang tewas pasca mengalami kecelakaan tunggal saat mobil Avanza hitam BK 1072 LF yang dikemudikannya oleng dan menabrak pohon di ruas jalan tol Tanjung Morawa-Bandar Selamat, Km 27,5, Sabtu (9/3) pagi. Saat kejadian, Aipda Ucok Malay bersama seorang wanita misterius yang disebut-sebut bernama Salmiyah (40).
Wanita itu diduga rekan korban yang menumpang di mobil naas tersebut dari kawasan Pantai Gudang Garam.
Info dihimpun, hingga kini siapa sosok wanita yang menemani korban ini masih misterius. Apalagi, pasca kejadian, Salmiyah yang dikabarkan menderita luka ringan itu langsung dibawa keluarganya. Tak ada yang tau Salmiyah dibawa ke mana. Sumber di kepolisian membenarkan saat kejadian Aipda Ucok Malay memang bersama seorang wanita yang dikabarkan berprofesi sebagai guru yang tinggal di kawasan Lau Dendang, Kec. Percut Sei Tuan.
“Perempuan namanya Salmiyah, katanya guru. Mau ke Lau Dendang dia. Cuma langsung dibawa keluarganya dia, tidak ke rumah sakit kayaknya dia dibawa,” kata petugas yang enggan menyebutkan identitasnya itu.
Masih kata sumber, wanita itu memiliki cirri-ciri tubuh gemuk, kulit kuning langsat serta rambut sebahu. Saat kejadian pun wanita tersebut mengaku sedang tertidur di dalam mobil. “Ciri-cirinya gemuk, kulitnya kuning langsat sama rambutnya sebahu. Saat itu dia sedang mengenakan kain sarung dan dibawa sama keluarganya. Karena dia terkilir di bagian pinggang kiri,” tambah sumber.
Sementara itu, guna memastikan identitas dan alamat Salmiyah, kru koran ini sempat menghubungi Kanit Lantas Polsek Percut Sei Tuan, AKP Maju Harahap via hape. Namun sayang, perwira berpangkat tiga balok emas di pundak itu tak bersedia mengangkat hapenya. Bahkan, pertanyaan yang dilayangkan via pesan singkat juga tak kunjung dibalasnya.
Terpisah, saat awak koran ini kembali menyambangi rumah duka, pihak keluarga enggan berkomentar terkait kematian Aipda Ucok Malay. Seorang pria berkulit hitam bertubuh besar yang mengaku paman korban mengatakan tak ada hal lain yang perlu dipermasalahkan dari kematian keponakannya itu.
“Saya kira tak ada lagi yang perlu disoal ya, karena keluarga pun sudah mengikhlaskan kejadian itu,” katanya. Sedang istri Aipda Ucok Malay, Nani boru Saragih (39) juga ngaku tak mengenal siapa wanita yang menemani suaminya saat insiden tersebut terjadi. “Tidak tau, cuma setau saya malam itu suami saya mau mancing sama teman-temannya. Karena memang dia suka mancing sampai keluar kota,” katanya. Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung, SIK mengatakan jika pihaknya akan meminta penambahan personel untuk menggantikan posisi Aipda Ucok Malay yang merupakan penyidik. “Akan kita gantikan ya, kita akan tetap meminta penambahan personel untuk bisa menggantikan tugas Pak Ucok Malay,” katanya.
SHOCK BREAKER MOBILNYA RUSAK
Tak hanya pihak keluarga yang merasa kehilangan atas kematian Aipda Ucok Malay. Rekan-rekan seprofesi korban di Polsek Percut Sei Tuan pun mengaku sangat kehilangan. Hal tersebut terlihat dari ruang IX dimana Aipda Ucok Malay biasa melaksanankan tugasnya sebagai penyidik/juru periksa.
Aiptu BE Sirait mengatakan jika sebelumnya ia dan Aipda Ucok Malay pernah membahas masalah shock breakers mobil toyota avanza hitam BK 1072 LF miliknya yang mati sebelah, yakni pada bagian kiri. Kini mobil tersebut masih berada di Pos Lantas Polsek Percut Sei Tuan dalam kondisi rusak parah.
“Belum lama ini masih bahas masalah shock mobilnya yang mati sebelah kami. Cuma belum diganti-ganti sama dia shock mobil itu,” kenang penyidik senior di Mapolsek Percut Sei Tuan itu. Aipda Ucok Malay belum genap setahun bertugas sebagai juru periksa di Polsek Percut Sei Tuan, sebelumnya ia bertugas sebagai penyidik di Polsek Pancur Batu.
“Belum lama disini mendiang itu, belum genap setahun. Tapi keakraban itu sudah terbina. Pernah juga aku sama mendiang diajak mancing dulu,” kenang Brigadir Ahmad Royani yang juga rekan kerja korban. Kini tak ada lagi sosok periang dan kerap menciptakan lelucon di ruang penyidik.
Sosok pria yang diketahui menguasai banyak bahasa daerah seperti bahasa Padang, Toba, Karo, Pakpak dan sebagainya itu pun telah tiada. “Selamat jalan rekan kami Aipda Ucok Malay,” tandas rekan-rekan korban sebagai salam perpisahan. (wel/deo)