LONDON, SUMUTPOS.CO – Dalam sebuah perkembangan penyelidikan, terungkap bahwa istri pilot Malaysia Airlines Kapten Zaharie Ahmad Shah dan ketiga anaknya pindah rumah sehari sebelum hilangnya pesawat. Demikian diungkapkan Sunday Mirror, kemarin (16/3).
Penemuan ini ketika polisi menggerebek rumah sang pilot di pinggiran kota Kuala Lumpur Sabtu, (15/3). Para polisi pun menghabiskan waktu dua jam untuk menggeledah properti milik Zaharie Ahmad Shah dan pergi dari rumah itu dengan membawa tas kecil yang diyakini tersimpan barang bukti.
Selain itu, polisi juga menemukan bahwa pilot yang berpengalaman dan telah bekerja untuk Malaysia Airlines sejak 1981 itu telah membangun sebuah simulator Boeing 777 di dalam rumahnya. Sekadar informasi, Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak menegaskan pesawat Boeing 777 sengaja dialihkan rutenya dari yang direncanakan semula dari Kuala Lumpur dan Beijing. Penyidik mengatakan bahwa pesawat sempat terlacak dari pengiriman lokasi kepada pengendali lalu lintas udara. Pesawat pun dinilai bisa terbang selama tujuh jam setelah menghilang dari radar di atas Laut China Selatan.
Kapten Pilot Zaharie Ahmad Shah beberapa jam sebelum lepas landas dari Kuala Lumpur ke Beijing menyempatkan diri datang ke persidangan mantan Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim. Berkaitan dengan hal tersebut, beredar foto dari Kapten pilot Malaysia Airlines ini yang mengenakan kaus anti-pemerintah. Kaos tersebut bertuliskan “Democracy is Dead” atau demokrasi telah mati.
Melansir Mirror, slogan dalam kasus tersebut muncul setelah ada pernyataan pembajakan terhadap pesawat yang membawa 239 penumpang tersebut, di mana kekhawatiran muncul jika sang kapten membajak sebagai protes anti-pemerintah.
Zaharie Ahmad Shah disebut sebagai pendukung kuat dari pemimpin oposisi negara Malaysia Anwar Ibrahim, yang di penjara karena kasus sodomi. Dalam media jejaring sosial Twitter dan YouTube, Zaharie aktif dalam mendukung kelompok hak asasi manusia. Zaharie juga dikenal sebagai pegiat kebebasan berinternet di Malaysia, yang dikontrol ketat oleh pemerintah. Sementara slogan yang ada pada kaus Zaharie di mana dia berpose bersama sahabatnya Peter Chong, dibuat pada 5 Mei 2013. Saat foto tersebut dibuat, pas dengan tanggal pemilu di Negeri Jiran tersebut yang menyebabkan protes terhadap kekerasan dalam dugaan kecurangan jajak pendapat.
Sunday Mirror melaporkan, sang teman, Peter Chong, bersikeras jika Kapten Zaharie akan menjadi “orang terakhir” jika ingin membajak pesawat.
“Saya akan mempercayai pria yang dengan hidup saya. Dia mengasihi orang-orang dan terlibat dalam sesuatu seperti itu akan menyakiti orang lain. Saya tidak akan percaya jika dia terlibat dalam cara apapun sama sekali. Jika saya pergi naik pesawat itu (MH370), dan diizinkan memilih pilot, maka saya akan memilih Kapten Zaharie,” tegas Chong.
Chong terakhir kali melihat temannya adalah satu minggu sebelum pesawat tersebut menghilang. Dia mengaku jika keduanya telah sepakat untuk bertemu pekan ini dan sang pilot sangat senang. Namun sayangnya, saat ini sang kapten justru menjadi fokus dari penyelidikan polisi. (bbs/deo)