26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Semua Penumpang MAS MH370 Tewas

AFP PHOTO / GOH CHAI HIN Keluarga penumpang Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 menangis setelah mendengar berita bahwa pesawat jatuh di Samudera Hindia di sebuah hotel di Beijing, 24 Maret 2014. Perdana Menteri Najib Razak mengatakan, pesawat diketahui hilang dan seluruh penumpang tidak ada yang selamat.
AFP PHOTO / GOH CHAI HIN
Keluarga penumpang Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 menangis setelah mendengar berita bahwa pesawat jatuh di Samudera Hindia di sebuah hotel di Beijing, 24 Maret 2014. Perdana Menteri Najib Razak mengatakan, pesawat diketahui hilang dan seluruh penumpang tidak ada yang selamat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mendadak suasana di kediaman Firman Siregar, korban pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370, tadi malam menjadi muram. Doa-doa yang sejak sore telah dipanjatkan dan dipimpin seorang pendeta menjadi jeritan histeris dan tangis yang pecah.

Sekira pukul 20.50 WIB, pihak MAS memberi kabar buruk, 239 penumpang pesawat yang telah hilang selama dua pekan lebih itu dinyatakan tewasn
Meski begitu, keluarga Firman belum meyakini kebenaran keterangan MAS yang menyatakan kalau pesawat MH370 ditemukan pecah berkeping-keping hingga dipastikan seluruh penumpangnya tidak ada yang selamat. Pasalnya, pihak keluarga butuh melihat langsung bukti dari keterangan itu, sekalipun pihak MAS sudah memberikan informasi resmi melalui telepon serta memberi keterangan resmi di media massa. “Kita masih melihat berita di televisi dan mendapat telepon dari Malaysia Airlines. Namun itu masih berita dan kami masih berdoa untuk hal terbaik. Sebelum melihat buktinya langsung, kami belum dapat mempercayainya,” tegas paman (bapak uda) Firman, Pandapotan Siregar (62) di kediaman orangtua Firman Siregar di Jalan Bunga Kenanga Nomor 10 Pasar V Padang Bulan Kelurahan Selayang II Kecamatan Medan Selayang, Senin (24/3) malam.

Seorang sepupu Firman Siregar bernama L Siregar mengaku kalau pihakmya sempat gusar dengan kabar tersebut. Terlebih, disebutnya kalau orangtua dari Firman Siregar, khususnya sang ibu menangis histeris, begitu mendapat informasi dari Malaysia Airlines, Senin (24/3) sekira pukul 20.50 WIB. Oleh karena itu, disebut pria berusia sekitar 60 tahun itu, pihaknya sempat melakukan berdoa bersama dengan dipimpin seorang pendeta.

“Sejak sore sekitar pukul 17.00 WIB tadi (kemarin, Red), kita keluarga besar Siregar sudah berkumpul di sini untuk berdoa sebagai pemberi semangat pada keluarga. Setelah kegiatan berdoa kami selesai, tiba-tiba dapat informasi dari Malaysia Airlines sehingga kami tidak jadi membubarkan diri dan kembali berdoa, “ jelas L Siregar singkat.

Pantauan di kediaman orangtua Firman Siregar, terlihat sejumlah anggota keluarga Firman Siregar berkumpul di teras rumah tersebut. Namun, untuk kedua orangtua Firman Siregar, tidak terlihat di tengah-tengah orang itu. Pihak keluarga mengaku kalau kedua orangtua Firman Siregar sedang sangat bersedih dengan informasi yang disampaikan pihak Malaysia Airlines, sehingga tidak dapat diganggu. Sementara pintu rumah tersebut, terlihat tertutup rapat, dengan kegelapan di dalam rumah yang terlihat melalui jendela kaca rumah itu. Untuk masuk ataupun keluar dari rumah itu, terlihat dilakukan melalui pintu garasi yang berada di sebelah kanan rumah itu.

Suasana tak jauh berbeda terlihat di kediaman Sugianto Lo di Jalan Bilal Gang Idris nomor 65. Rumah itu terlihat sepi dan tidak ada aktivitas berarti. Di depan rumah Siswanto kakak korban terparkir mobil Kijang Innova warna silver berplat BK 1601 QP. Menurut penjaga malam, Syamsul, sekira pukul 20.30 masihg ada aktivitas di rumah tersebut. Pasalnya, orangtua korban dari Tandem, Langkat, sudah berkumpul di rumah Siswanto sejak 3 hari lalu sambil menuggu kepastian kabar dari korban. Kediaman di komplek perumahan yang berbatasan dengan gudang panjang milik bulog di Jalan Tahir pun terlihat gelap. Saat Sumut Pos berteriak, sama sekali tidak ada sahutan dari dalam rumah.

Sedangkan rumah keluarga korban lainnyam Dahlia Simanjuntak yang diketahui telah berkewarganegaraan Belanda juga terlihat sepi. Menurut sejumlah warga sekitar yang ingin mengetahui maksud kedatangan wartawan, rumah milik R Simanjuntak (abang kandung Dahlia) di Jalan Cangkir nomor 44, juga belum ada tanda berduka atas berita ditemukannya bangkai pesawat MH370 di Samudera Hindia bagian selatan. Seorang warga, G Napitupulu, mengatakan mereka sering bercerita pagi dan sore hari menunggu kabar kepastian korban.

“Kalau pagi biasanya usai olahraga pagi jam 7 kami sering bercerita. Sambil menanya bagaimana kabar adik perempuannya. Kalau malam pun kadang datang ke warung,” katanya.

Sementara warga lainnya, A Hutagaol, mengatakan sekira sore hari kemarin memang ada kerabat yang datang. Namun tidak diketahui maksud kedatangnanya sebab jumlahnya  tidak begitu banyak.

“Kalau tadi jam 9 malam datang kemari, masih buka rumahnya ini. Kalau sekarang sudah tidur la,” ujarnya.

Jatuh di Samudera Hindia.

Ya, setelah 17 hari pencarian yang melelahkan, kabar yang ditunggu-tunggu mengenai pesawat Malaysia Airlines MH370 akhirnya datang tadi malam pukul 22.00 WIB. Sayangnya, kabar itu jauh dari yang diharapkan, khususnya oleh keluarga 239 penumpang pesawat yang hilang sejak Sabtu (8/3) itu.

Dalam jumpa pers sekitar 15 menit, Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak menyatakan, pesawat Malaysia Airlines yang selama dua pekan tidak diketahui keberadaannya tersebut telah jatuh di sebelah selatan Samudra Hindia.

Kepastian itu berdasar informasi perusahaan satelit Inggris, Inmarsat, yang mengadopsi algoritma untuk menghitung lokasi terakhir Malaysia Airlines MH370. “Berdasar analisis baru, Inmarsat dan Badan Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB) telah menyimpulkan bahwa MH370 terbang sepanjang koridor selatan dan posisi terakhirnya berada di tengah Samudra Hindia sebelah barat Perth,” kata Najib.

“Ini adalah lokasi terpencil, jauh dari tempat pendaratan mana pun. Karena itu, dengan sedih dan menyesal, saya harus memberi tahu Anda, menurut data baru ini, penerbangan MH370 berakhir di Samudra Hindia Selatan,” lanjut Najib yang dalam jumpa pers tadi malam didampingi Menteri Transportasi Hishammuddin dan kepala Angkatan Bersenjata Malaysia.

Najib tidak menjelaskan alasan pesawat tersebut terbang melenceng sejauh itu dan jatuh di Samudra Hindia serta siapa yang melakukannya. Dia hanya menegaskan, pemerintah Malaysia akan mengadakan konferensi pers pada Selasa (pagi hari ini) untuk memberikan perincian dan penjelasan lebih lanjut.

“Sementara kami ingin memberi tahu Anda tentang perkembangan baru ini pada kesempatan paling awal. Kami berbagi informasi ini dari komitmen keterbukaan dan menghormati keluarga, dua prinsip yang telah membimbing penyelidikan ini,” katanya.

Dia menegaskan, Malaysia Airlines telah menginformasikan perkembangan terakhir tersebut kepada para keluarga penumpang dan awak pesawat. “Saya paham, kabar ini pasti sulit (diterima). Saya meminta media menghormati privasi mereka,” katanya.

Pernyataan terbaru perdana menteri Malaysia tadi malam tersebut telah menjawab misteri hilangnya Malaysia Airlines MH370. Pesawat Boeing 777-200ER itu menghilang sejam setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, Sabtu dini hari, 8 Maret 2014.

Pesawat yang juga mengangkut tujuh penumpang warga negara Indonesia itu semula akan menempuh perjalanan sekitar enam jam menuju Beijing, Tiongkok. Pesawat hilang dari radar saat berada di atas Teluk Thailand. Sejak saat itu, merebak berbagai spekulasi mengenai keberadaan pesawat.

Setelah lima hari mengubek-ubek kawasan Laut China Selatan di titik hilangnya pesawat dari radar, otoritas Malaysia berdasar analisis data radar dan satelit menduga pesawat terbang melenceng dari jalur aslinya menuju Beijing. Jangankan Beijing, pesawat diduga mengambil salah satu jalur, yakni koridor utara dan selatan. Malaysia menyatakan, pesawat itu sengaja dibelokkan oleh seseorang di dalam pesawat. Tapi, mereka tidak mengajukan bukti yang meyakinkan.

Sejak itu, pencarian pesawat yang terbesar dalam sejarah dilakukan. Wilayah pencarian pun diperluas. Australia dan Indonesia mencari pesawat tersebut di koridor selatan. Sedikitnya 26 negara juga membantu Malaysia mencari pesawat itu.

Black Box Dideteksi di Kedalaman 20.000 Kaki

Dalam tiga hari terakhir, dugaan pesawat jatuh di kawasan selatan Samudra Hinda menguat setelah PM Australia Tony Abbott mengungkapkan adanya dua citra satelit di laut yang berjarak 2.500 km dari Kota Perth, Australia.

Temuan Australia itu diperkuat hasil pencarian Tiongkok dan Prancis yang menyatakan telah melihat puing-puing mencurigakan. Satelit dua negara itu mengindikasikan adanya benda mengambang di lepas pantai barat Australia.

Semakin banyak armada kapal militer dan pesawat sipil yang mengitari wilayah itu dengan dukungan kapal-kapal Australia dan Inggris yang ditugaskan mengumpulkan benda-banda dari lautan berbahaya tersebut.

Angkatan Laut Amerika Serikat yang merasakan penemuan itu semakin dekat memerintahkan pengiriman alat pendeteksi khusus kotak hitam (black box) ke wilayah sekitar 2.500 kilometer di sebelah barat daya Perth. Kotak hitam tersebut akan sangat penting untuk menentukan kejadian sebenarnya yang dialami Boeing 777 itu.

Sistem pelacak kotak hitam AS mampu mendeteksi lokasi kotak hitam di kedalaman maksimum 20.000 kaki. Ahli kelautan menyatakan, hamparan laut yang disisir untuk mencari puing berkisar 3.000-4.000 meter di bawah permukaan laut.

Otorita Keselamatan Maritim Australia (AMSA) mengungkapkan, 10 pesawat kini terlibat dalam upaya pencarian untuk memperkuat dua pesawat militer Tiongkok yang Senin dini hari telah lepas landas untuk memulai pencarian dan bergabung bersama pesawat Australia, AS, dan Jepang. Tiongkok juga mengirimkan tujuh kapal, menambah kapal angkatan laut Inggris dan Australia yang sebelumnya terlibat pencarian. (Parlindungan/Iqbal/afp/ap/rtr/c5/kim/jpnn/rbb)

AFP PHOTO / GOH CHAI HIN Keluarga penumpang Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 menangis setelah mendengar berita bahwa pesawat jatuh di Samudera Hindia di sebuah hotel di Beijing, 24 Maret 2014. Perdana Menteri Najib Razak mengatakan, pesawat diketahui hilang dan seluruh penumpang tidak ada yang selamat.
AFP PHOTO / GOH CHAI HIN
Keluarga penumpang Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 menangis setelah mendengar berita bahwa pesawat jatuh di Samudera Hindia di sebuah hotel di Beijing, 24 Maret 2014. Perdana Menteri Najib Razak mengatakan, pesawat diketahui hilang dan seluruh penumpang tidak ada yang selamat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mendadak suasana di kediaman Firman Siregar, korban pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370, tadi malam menjadi muram. Doa-doa yang sejak sore telah dipanjatkan dan dipimpin seorang pendeta menjadi jeritan histeris dan tangis yang pecah.

Sekira pukul 20.50 WIB, pihak MAS memberi kabar buruk, 239 penumpang pesawat yang telah hilang selama dua pekan lebih itu dinyatakan tewasn
Meski begitu, keluarga Firman belum meyakini kebenaran keterangan MAS yang menyatakan kalau pesawat MH370 ditemukan pecah berkeping-keping hingga dipastikan seluruh penumpangnya tidak ada yang selamat. Pasalnya, pihak keluarga butuh melihat langsung bukti dari keterangan itu, sekalipun pihak MAS sudah memberikan informasi resmi melalui telepon serta memberi keterangan resmi di media massa. “Kita masih melihat berita di televisi dan mendapat telepon dari Malaysia Airlines. Namun itu masih berita dan kami masih berdoa untuk hal terbaik. Sebelum melihat buktinya langsung, kami belum dapat mempercayainya,” tegas paman (bapak uda) Firman, Pandapotan Siregar (62) di kediaman orangtua Firman Siregar di Jalan Bunga Kenanga Nomor 10 Pasar V Padang Bulan Kelurahan Selayang II Kecamatan Medan Selayang, Senin (24/3) malam.

Seorang sepupu Firman Siregar bernama L Siregar mengaku kalau pihakmya sempat gusar dengan kabar tersebut. Terlebih, disebutnya kalau orangtua dari Firman Siregar, khususnya sang ibu menangis histeris, begitu mendapat informasi dari Malaysia Airlines, Senin (24/3) sekira pukul 20.50 WIB. Oleh karena itu, disebut pria berusia sekitar 60 tahun itu, pihaknya sempat melakukan berdoa bersama dengan dipimpin seorang pendeta.

“Sejak sore sekitar pukul 17.00 WIB tadi (kemarin, Red), kita keluarga besar Siregar sudah berkumpul di sini untuk berdoa sebagai pemberi semangat pada keluarga. Setelah kegiatan berdoa kami selesai, tiba-tiba dapat informasi dari Malaysia Airlines sehingga kami tidak jadi membubarkan diri dan kembali berdoa, “ jelas L Siregar singkat.

Pantauan di kediaman orangtua Firman Siregar, terlihat sejumlah anggota keluarga Firman Siregar berkumpul di teras rumah tersebut. Namun, untuk kedua orangtua Firman Siregar, tidak terlihat di tengah-tengah orang itu. Pihak keluarga mengaku kalau kedua orangtua Firman Siregar sedang sangat bersedih dengan informasi yang disampaikan pihak Malaysia Airlines, sehingga tidak dapat diganggu. Sementara pintu rumah tersebut, terlihat tertutup rapat, dengan kegelapan di dalam rumah yang terlihat melalui jendela kaca rumah itu. Untuk masuk ataupun keluar dari rumah itu, terlihat dilakukan melalui pintu garasi yang berada di sebelah kanan rumah itu.

Suasana tak jauh berbeda terlihat di kediaman Sugianto Lo di Jalan Bilal Gang Idris nomor 65. Rumah itu terlihat sepi dan tidak ada aktivitas berarti. Di depan rumah Siswanto kakak korban terparkir mobil Kijang Innova warna silver berplat BK 1601 QP. Menurut penjaga malam, Syamsul, sekira pukul 20.30 masihg ada aktivitas di rumah tersebut. Pasalnya, orangtua korban dari Tandem, Langkat, sudah berkumpul di rumah Siswanto sejak 3 hari lalu sambil menuggu kepastian kabar dari korban. Kediaman di komplek perumahan yang berbatasan dengan gudang panjang milik bulog di Jalan Tahir pun terlihat gelap. Saat Sumut Pos berteriak, sama sekali tidak ada sahutan dari dalam rumah.

Sedangkan rumah keluarga korban lainnyam Dahlia Simanjuntak yang diketahui telah berkewarganegaraan Belanda juga terlihat sepi. Menurut sejumlah warga sekitar yang ingin mengetahui maksud kedatangan wartawan, rumah milik R Simanjuntak (abang kandung Dahlia) di Jalan Cangkir nomor 44, juga belum ada tanda berduka atas berita ditemukannya bangkai pesawat MH370 di Samudera Hindia bagian selatan. Seorang warga, G Napitupulu, mengatakan mereka sering bercerita pagi dan sore hari menunggu kabar kepastian korban.

“Kalau pagi biasanya usai olahraga pagi jam 7 kami sering bercerita. Sambil menanya bagaimana kabar adik perempuannya. Kalau malam pun kadang datang ke warung,” katanya.

Sementara warga lainnya, A Hutagaol, mengatakan sekira sore hari kemarin memang ada kerabat yang datang. Namun tidak diketahui maksud kedatangnanya sebab jumlahnya  tidak begitu banyak.

“Kalau tadi jam 9 malam datang kemari, masih buka rumahnya ini. Kalau sekarang sudah tidur la,” ujarnya.

Jatuh di Samudera Hindia.

Ya, setelah 17 hari pencarian yang melelahkan, kabar yang ditunggu-tunggu mengenai pesawat Malaysia Airlines MH370 akhirnya datang tadi malam pukul 22.00 WIB. Sayangnya, kabar itu jauh dari yang diharapkan, khususnya oleh keluarga 239 penumpang pesawat yang hilang sejak Sabtu (8/3) itu.

Dalam jumpa pers sekitar 15 menit, Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak menyatakan, pesawat Malaysia Airlines yang selama dua pekan tidak diketahui keberadaannya tersebut telah jatuh di sebelah selatan Samudra Hindia.

Kepastian itu berdasar informasi perusahaan satelit Inggris, Inmarsat, yang mengadopsi algoritma untuk menghitung lokasi terakhir Malaysia Airlines MH370. “Berdasar analisis baru, Inmarsat dan Badan Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB) telah menyimpulkan bahwa MH370 terbang sepanjang koridor selatan dan posisi terakhirnya berada di tengah Samudra Hindia sebelah barat Perth,” kata Najib.

“Ini adalah lokasi terpencil, jauh dari tempat pendaratan mana pun. Karena itu, dengan sedih dan menyesal, saya harus memberi tahu Anda, menurut data baru ini, penerbangan MH370 berakhir di Samudra Hindia Selatan,” lanjut Najib yang dalam jumpa pers tadi malam didampingi Menteri Transportasi Hishammuddin dan kepala Angkatan Bersenjata Malaysia.

Najib tidak menjelaskan alasan pesawat tersebut terbang melenceng sejauh itu dan jatuh di Samudra Hindia serta siapa yang melakukannya. Dia hanya menegaskan, pemerintah Malaysia akan mengadakan konferensi pers pada Selasa (pagi hari ini) untuk memberikan perincian dan penjelasan lebih lanjut.

“Sementara kami ingin memberi tahu Anda tentang perkembangan baru ini pada kesempatan paling awal. Kami berbagi informasi ini dari komitmen keterbukaan dan menghormati keluarga, dua prinsip yang telah membimbing penyelidikan ini,” katanya.

Dia menegaskan, Malaysia Airlines telah menginformasikan perkembangan terakhir tersebut kepada para keluarga penumpang dan awak pesawat. “Saya paham, kabar ini pasti sulit (diterima). Saya meminta media menghormati privasi mereka,” katanya.

Pernyataan terbaru perdana menteri Malaysia tadi malam tersebut telah menjawab misteri hilangnya Malaysia Airlines MH370. Pesawat Boeing 777-200ER itu menghilang sejam setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, Sabtu dini hari, 8 Maret 2014.

Pesawat yang juga mengangkut tujuh penumpang warga negara Indonesia itu semula akan menempuh perjalanan sekitar enam jam menuju Beijing, Tiongkok. Pesawat hilang dari radar saat berada di atas Teluk Thailand. Sejak saat itu, merebak berbagai spekulasi mengenai keberadaan pesawat.

Setelah lima hari mengubek-ubek kawasan Laut China Selatan di titik hilangnya pesawat dari radar, otoritas Malaysia berdasar analisis data radar dan satelit menduga pesawat terbang melenceng dari jalur aslinya menuju Beijing. Jangankan Beijing, pesawat diduga mengambil salah satu jalur, yakni koridor utara dan selatan. Malaysia menyatakan, pesawat itu sengaja dibelokkan oleh seseorang di dalam pesawat. Tapi, mereka tidak mengajukan bukti yang meyakinkan.

Sejak itu, pencarian pesawat yang terbesar dalam sejarah dilakukan. Wilayah pencarian pun diperluas. Australia dan Indonesia mencari pesawat tersebut di koridor selatan. Sedikitnya 26 negara juga membantu Malaysia mencari pesawat itu.

Black Box Dideteksi di Kedalaman 20.000 Kaki

Dalam tiga hari terakhir, dugaan pesawat jatuh di kawasan selatan Samudra Hinda menguat setelah PM Australia Tony Abbott mengungkapkan adanya dua citra satelit di laut yang berjarak 2.500 km dari Kota Perth, Australia.

Temuan Australia itu diperkuat hasil pencarian Tiongkok dan Prancis yang menyatakan telah melihat puing-puing mencurigakan. Satelit dua negara itu mengindikasikan adanya benda mengambang di lepas pantai barat Australia.

Semakin banyak armada kapal militer dan pesawat sipil yang mengitari wilayah itu dengan dukungan kapal-kapal Australia dan Inggris yang ditugaskan mengumpulkan benda-banda dari lautan berbahaya tersebut.

Angkatan Laut Amerika Serikat yang merasakan penemuan itu semakin dekat memerintahkan pengiriman alat pendeteksi khusus kotak hitam (black box) ke wilayah sekitar 2.500 kilometer di sebelah barat daya Perth. Kotak hitam tersebut akan sangat penting untuk menentukan kejadian sebenarnya yang dialami Boeing 777 itu.

Sistem pelacak kotak hitam AS mampu mendeteksi lokasi kotak hitam di kedalaman maksimum 20.000 kaki. Ahli kelautan menyatakan, hamparan laut yang disisir untuk mencari puing berkisar 3.000-4.000 meter di bawah permukaan laut.

Otorita Keselamatan Maritim Australia (AMSA) mengungkapkan, 10 pesawat kini terlibat dalam upaya pencarian untuk memperkuat dua pesawat militer Tiongkok yang Senin dini hari telah lepas landas untuk memulai pencarian dan bergabung bersama pesawat Australia, AS, dan Jepang. Tiongkok juga mengirimkan tujuh kapal, menambah kapal angkatan laut Inggris dan Australia yang sebelumnya terlibat pencarian. (Parlindungan/Iqbal/afp/ap/rtr/c5/kim/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/