TERLEPAS dari apapun hasil uji coba kontra Andora, pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, menegaskan bahwa tur ke Spanyol ini merupakan awal persiapan timnya.
Sejauh ini, dia mengaku sudah memiliki banyak opsi pemain untuk diseleksi, karena total sudah ada 33 pemain yang dipantau oleh pelatih.
“Rinciannya, 24 pemain yang dibawa ke Spanyol, dan sembilan pemain lainnya dipantau saat Timnas takluk 0-1 dari Arab Saudi dalam laga Pra Piala Asia 2015.
“Pertandingan melawan Andora merupakan awal dari persiapan Timnas dalam AFF 2014 Singapore-Vietnam,” kata Riedl, kemarin.
“Karena masih tahap seleksi inilah, Riedl berharap pemain-pemainnya tak puas hanya terpanggil masuk Timnas sampai di laga ini. Tapi, pemain diharapkan mampu menunjukkan performa maksimalnya, di dua laga uji coba tersisa, yakni melawan Kuba pada 29 Maret dan klub La Liga Elche pada 2 April mendatang.
“Pemain jangan merasa senang karena terpanggil saat ini. Semua belum bisa dipastikan siapa-siapa yang akan menjadi 23 – 25 pemain yang akan dibawa pada AFF 2014 nanti,” lanjut pelatih asal Austria itu.
Menurut Asisten pelatih Wolfgang Pikal, Alfred Riedl memang memiliki kriteria tersendiri untuk pemain yang diseleksinya di Timnas.
Selain kemampuan, bakat, dan skill bola yang mumpuni, ada juga tiga hal lain, yakni disiplin, keinginan yang kuat (bukan terpaksa), dan bertanggung jawab.
“Bukan cuma skill, attitude pemain, sikap mereka, juga menjadi perhitungan. Tidak mudah masuk timnas, karena juga masih panjang sampai AFF akhir tahun nanti. Bisa berganti-ganti,” tuturnya melalui pesan singkat.
Sementara itu, salah satu pemain senior, Firman Utina menjelaskan jika dirinya mengakui kedisiplinan dan ketegasan dari Riedl. Sedari awal masuk dipanggil Timnas, semua pemain sudah diwanti-wanti oleh Riedl.
“Yang pertama diomongkan selalu masalah masuk Timnas karena ingin, bukan karena terpaksa. Jika takut disalahkan karena tidak memenuhi panggilan, dia bilang silahkan out,” ujar Firman.
Selain itu, kedisiplinan juga menjadi hal yang sangat ditekankan oleh pelatih 64 tahun tersebut. Firman mencontohkan dengan tepat dan tidaknya dalam waktu latihan. Riedl tak mempermasalahkan pemain mau istirahat jam berapa, mau kemana, yang terpenting saat latihan, pemain tidak telat dan tidak angin-anginan dalam berlatih.
Jika pemain itu datang telat sekali dalam latihan, peringatan datang. Tapi kalau sampai terulang dua kali, Firman menyebut tak segan-segan Riedl langsung mencoret pemain tersebut.
Pada 2011 , Riedl pernah mencoret Vendri Mofu dari Timnas U-23 Pra Olimpiade 2012 karena tidak mengikuti latihan pada Januari 2011. Satu bulan berikutnya, Titus Bonai (Tibo) juga melakukan tindakan indisipliner, dan tidak mengikuti latihan bersama pun dicoret. Oktovianus Maniani yang tak disiplin pun, tak lepas dicoret oleh dia.
Di Piala AFF 2010, Riedl juga memberlakukan hal yang sama terhadap para pemain senior. Saat itu, pemain yang sedang bersinar dan cukup berkualitas, Boaz Salossa dicoret olehnya karena telat bergabung dengan pemusatan latihan. (aam)