JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dian Sastrowardoyo, 32, selalu mengalami masalah berat badan setiap melahirkan. Ibu Syailendra, 2,5; dan Ishana, 9 bulan; itu merasa panik tatkala melihat bentuk tubuhnya kembali melar. Tapi, Dian selalu bersemangat untuk langsing lagi. Sebab, dia malu kepada suami, Indraguna Sutowo.
“Suamiku sangat memperhatikan penampilan. Dia itu yoga seminggu dua kali. Fitness seminggu tiga kali. Kalau aku males ngurus diri, agak gimana juga, ya kan?” ungkap Dian kemarin (26/3) di Hotel Grand Hyatt saat dipilih kembali menjadi brand ambassador Marie France Bodyline.
Secara tidak langsung, hal itu membuat Dian ikut terpacu untuk menjaga proporsi tubuhnya. “Saya begini ’kan buat suami juga,” sambungnya.
Memang, kepanikan yang dirasakan saat kehamilan Ishana tidak seperti saat kehamilan pertama. Waktu hamil anak pertama, berat badan Dian naik 25 kilogram. Sebelum hamil, bobot bintang film Ada Apa Dengan Cinta? itu mencapai 50 kg. Untuk mencapai lagi berat ideal, Dian melakukan treatment tertentu. “Tapi, treatment-nya dari luar saja. Tidak pakai suntik atau minum sesuatu,” tegasnya.
Hasilnya signifikan. Tapi, tidak lama setelah melahirkan anak pertama, Dian hamil lagi anak kedua. Kali ini beratnya naik 20 kilogram. Setelah Ishana lahir, Dian kembali menjalani treatment. Sejauh ini dia sudah melakukannya 24 kali. “Sekarang beratku 52 kilogram,” ucapnya. Masih 2 kilogram lagi dari berat semula.
Hanya, menurut Dian dan suami, berat yang sekarang sudah ideal. Dia sempat mencapai 50 kilogram. Tapi, hasilnya malah tidak bagus untuk penampilan. “Mataku terlihat celong kayak orang sakit,” lanjutnya.
Dian memilih cara itu karena menurutnya efektif dan berhasil. Sebetulnya banyak cara lain. “Banyak temanku yang menurunkan berat badan dengan crossfit. Yang olahraga angkat beban gitu,” katanya. Mereka mendapat hasil memuaskan. Tapi, Dian tidak cocok dengan crossfit. “Mentalku nggak ke situ deh. Aku olahraganya yoga, pilates, atau jalan cepat,” sambungnya.
Sembari treatment, dia diminta ahli nutrisi memilih makanan yang tepat. Mengingat Dian masih menyusui, pilihannya adalah diet karbohidrat. “Nggak makan nasi itu nggak apa-apa. Asalkan, nutrisi makanan yang kita makan tepat,” ujarnya.
Misalnya, pagi sarapan 2 biji telur rebus. Pukul 10.00 makan secangkir yogurt. Makan siang ikan salmon yang dibakar tanpa minyak. “Jangan dikira itu nggak bikin kenyang ya. Makan salmon aja itu udah kenyang banget. Cobain deh,” ajaknya.
Sering, kata Dian, saking sudah kenyangnya, dirinya tidak menghabiskan salmon tersebut. “Makan salmon segede sandal itu enek, lho. Nggak usah ditambah nasi,” ungkapnya. Makan malam dijadwal pukul 19.00″20.00. Urusan berat badan pun akhirnya terpecahkan. Suami senang. Tawaran pekerjaan juga datang dengan lancar.
Dian dan suami bahkan merencanakan memiliki momongan lagi. “Aku sama suami memang ada rencana mau punya anak lagi,” ujarnya. Tapi, tidak dalam waktu dekat. Menanti dua anak mereka berusia sekitar 5 tahun. “Kan kalau melahirkan lagi, tinggal perawatan lagi. Ramping lagi,” katanya lalu tertawa. (jan/c5/ayi)