MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masih ingat dengan sesosok mayat cewek yang ditemukan di warga Dusun Sejahtera, Desa Paluh Pakeh, Kec. Batang Serangan, Langkat di dalam parit Sabtu (29/3) lalu. Mayat itu diketahui bernama Titin Wahyuni alias Nanda (31), warga Dusun Serba Jadi, Desa Karang Rejo, Kec. Stabat.
Dari hasil otopsi RSUP H Adam Malik Medan, mayat Titin diperkirakan 4 hari tewas sebelum ditemukan karena sudah membusuk. Mayat tidak hamil. Titin tewas karena dibunuh. Keterangan dokter RSUP Adam Malik yang mengotopsi mayat mengungkapkan korban tewas akibat sesak nafas karena paru-parunya banyak Lumpur.
“Kemungkinan korban dicekik dan dibenamkan ke lumpur hingga korban tidak bisa bernafas,” ujar Rudi, staf medis di bagian otopsi mayat.
Menurutnya, selain paru-parunya banyak Lumpur, juga ada luka membiru di bagian leher seperti bekas cekikan.
Hal itu juga dibenarkan oleh Kapolsek Padang Tualang, AKP M. Hasibuan. Menurutnya, dari hasil penyidikan sementara korban meninggal dunia akibat jeratan kain sal yang dengan sengaja dijeratkan ke lehernya.
Bukan itu saja, katanya, setelah meninggal dunia korban juga dibenamkan ke dalam parit yang berlumpur. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya kain sal yang menjerat korban.
“Kain sal yang biasa dipakai ibu-ibu itu di sisi ujungnya dibundel dan diikat benang nilon. Ini menunjukkan bahwa pembunuhan telah merencanakan sebelumnya,” kata Hasibuan.
Menurutnya, saat ini polisi sudah memintai keterangan keluarganya. Dari keterangan keluarganya, mereka kurang lebih dua tahun sudah putus komunikasi dengan korban.
“Saat ini kita masih melakukan penyelidikan dan mengumpulkan semua info untuk segera mengungkap misteri pembunuhan ini,” kata Hasibuan.
Sementara itu berdasarkan keterangan yang dihimpun wartawan di lokasi terakhir Titin Wahyuni mangkal menyebutkan, warga sempat melihat orang yang memakai kain sal yang ditemukan untuk menjerat leher korban.
“Orang yang membawa kain itu pernah saya lihat,” kata seorang warga yang minta namanya jangan ditulis.
Lantas siapa yang tega membunuh wanita yang sudah ditinggal pergi selama-lamaya oleh suaminya itu?
Kakak korban, Dewi (37), warga Binjai mengaku, sejak suaminya meninggal dunia korban tinggal berpindah-pindah dan tak pernah pulang untuk menemui saudara-saudaranya. Bahkan, katanya, saat menitipkan anaknya kepadanya korban melalui tetangga.
Tapi, katanya, belakangan mereka mendengar kabar kalau korban sering mangkal di warung di daerah Titi Panjang, Tanjung Putus, Kec. Hinai, Langkat.
Sementara itu kakaknya yang lain, Sri Wahyuni (37), warga asal Sawit Seberang menyebutkan, sebulan belakangan sebelum tewas, Titin sering jalan dengan seorang pria. Sayangnya, Sri enggan memberitahu nama pria tersebut.
“Mereka sangat mesra seperti orang pacaran. Korban sebelumnya menitipkan kedua anaknya sama kami. Katanya dia mau merantau ke Medan dia sudah dua tahun nggak pulang,” ujar Sri.
Menurutnya, cincin dan kalung serta HP yang selalu dipakai dan dibawa Titin juga hilang. “Cincin kawinnya selalu dipakai tapi sudah nggak ada lagi, selain itu kalungnya juga sudah nggak ada,” ungkap Sri sedih.
Sekadar mengingatkan, mayat Titin pertama kali ditemukan Budianto di dalam parit di dekat ladangnya yang berbatasan dengan kebun kelapa Sawit PTPN IV PS Langkat.
ABANG KANDUNG JUGA DIBUNUH
Menurut kakak korban, Dewi, sebelum adiknya tewas dibunuh, abang mereka juga tewas dibunuh. “Yang lebih tragis lagi abang kami juga meninggal dunia dengan cara dibunuh dan ditemukan tergantung beberapa tahun yang lalu,” kata Dewi.
Sayangnya, Dewi tak menceritakan secara mendetail kematian abangnya itu. “Udahlah bang aku jadi sedih,” kata Dewi yang mengaku tinggal di Perumnas Handayani Binjai.
DIKENALI DARI LUKA BEKAS KENA KNALPOT
Kakak korban, Sri Wahyuni tak menyangka kalau mayat yang membusuk dan tak dikenali adalah adiknya Titin Alias Nanda, yang sudah 2 tahun terakhir tak pulang ke rumah.
Sri mengungkapkan, semula dia mengetahui ada mayat dari Dusun Sejahtera yang membusuk setelah membaca koran. Karena penasaran Sri pun mendatangi RSUP H Adam Malik untuk memastikan mayat itu. Sri hampir pingsan saat mengetahui ternyata mayat tersebut adalah adiknya.
Titin mengaku mengenali dari luka bakar di kaki kirinya akibat terkena knalpot sepeda motor beberapa tahun yang lalu. Selain itu, hidungnya agak mancung dan gigi gisul di atas sebelah kanan, sehingga menguatkan kalau mayat tersebut adalah Titin.
“Nggak nyangka aku rupanya itu adikku,” ujar Sri, saat mengurus biaya administrasi jasad Titin.
Sri kemudian membawa jasad Titin ke kampung halamannya di Sawit Seberang bersama beberapa personel polisi Polsek Padang Tualang yang menangani kasus tersebut.
Menurut Sri, selama ini korban dikenal keluarga sebagai sosok yang baik. Suaminya meninggal dan mereka dikaruniai dua anak. Sejak suaminya meninggal korban menitipkan kedua anaknya kepada nya dengan alasan mau merantau cari kerjaan. (mri/zaid/smg)