RANTAU PRAPAT, SUMUTPOS.CO – Meski satu pelaku pembunuhan Maringan Nainggolan telah tertangkap beberapa waktu lalu. kematiannya masih diselimuti misteri. Info terbaru, sebelum kematian pengurus gereja HKBP Kampung Binje, Desa Selat Besar, Kec. Bilah Hilir itu 1,5 tahun lalu, korban ternyata sempat diisukan memelihara begu ganjang.
Hal itu terkuak setelah METRO ASAHAN (grup JPNN) melakukan penelusuran ke Kampung Baru Desa Selat Besar di mana korban bermukim, Sabtu (5/4).
Info diperoleh, korban yang keseharianya bekerja sebagai petani itu merupakan sosok pria yang sederhana. Menurut beberapa warga, mulanya isu begu ganjang yang berhembus di kampung tersebut bermula ketika ada seorang perempuan yang merupakan menantu di keluarga Manahan Pasaribu kesurupan.
Hampir setiap hari kesurupan membuat wanita ini menjadi tontonan
warga. “Kalau awal isu begu ganjang itu berawal saat ada perempuan yang kesurupan di kampung ini. Yang merasuki mengaku wanita dari Porsea, dan aneh-anehlah kesurupannya,” kata S Boru Torus warga sekitar.
Suatu ketika, kata dia, sekitar tiga bulan sebelum meninggal, dalam kerasukan makhluk halus, si perempuan menantu di keluarga Manahan Pasaribu tersebut kerasukan roh orang bisu yang memberikan bahasa isyarat -–dan diterjemahkan warga sekitar—ada warga yang memelihara begu ganjang.
Roh si bisu itu memberi isyarat, bahwa pemelihara begu ganjang –masih diterjemahkan warga– memiliki jambang dan jenggot diwajahnya. Semakin hari, kata dia, semakin warga kemudian bertanya-tanya siapa pemelihara begu ganjang yang memiliki ciri berjanggut tersebut.
“Tapi yang aku tidak habis pikir mengapa tuduhan itu mengarah kepada almarhum (Maringan Nainggolan),” kata S boru Torus lagi.
Isu itupun dengan cepat menyebar dari warga ke warga lain, bahkan jadi pergunjingan hingga warga kemudian bersepakat untuk mendatangkan seorang dukun melakukan ritual margondang untuk mencari pemelihara begu ganjang.
Meski telah melakukan ritual, sang dukun tidak berhasil menemukan siapa pemelihara begu tersebut. “Jadi margondangnya dinilai gagal, sehingga isu itu semakin merebak dan tidak terbendung. Kalau aku tidak yakin kalau korban Maringan punya begu ganjang, dan belum pernah ada kejadian warga mati mendadak disini,” ujarnya lagi.
Rasmin Boru Sirait istri korban, tidak habis pikir jika ada warga yang tega menuduh almarhum suaminya memelihara begu ganjang. Apalagi sebelum kematian suaminya, ia pernah meminta kepada Kepala Dusun untuk segera kembali membuat ritual menemukan siapa pemelihara begu ganjang, agar fitnah yang menyebar tersebut dapat ditepis.
“Bahkan aku sempat meminta rumahku digeledah apa ada barang yang menjurus kepada ritual begu ganjang. Kami ini orang bertuhan. Tidak pernah makan dari hantu,” katanya.
Tapi sayangnya kata Resmin, belum ada ritual lanjutan, suaminya telah tewas terbunuh. Maringan Nainggolan (65), tewas mengenaskan setelah dibunuh oleh Kaddin Pakpahan tahun 2012 lalu.
Pelaku masih tetangga dekat korban, namun dalam pembunuhan korban diduga beberapa warga terlibat. Petani asal Dusun Cinta Karya Kampung Baru Desa Selat Besar Negeri Lama, Kec. Bilah Hilir ini tewas di halaman rumah dengan leher nyaris putus dan mulut terbelah, akibat disabet parang. Korban dihabisi saat menunggu pintu rumah dibuka. Ketika itu, malam sudah hampir larut. Kuat dugaan, korban dihabisi dari belakang.
Malam kejadian, korban terlihat berjalan menuju sebuah warung, sekira 500 meter dari rumah. Di warung itulah, korban dikabarkan sempat cekcok dengan Kaddin pria yang masih tetangga dekatnya karena korban
dituduh memelihara begu ganjang sehingga korban tidak terima dan terjadi keributan.
Sekira pukul 23.00 WIB, korban akhirnya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, korban mengetuk pintu, namun karena sudah larut, Jadiman tak mendengar. Saat itulah korban dihabisi.(riz/smg/deo)