MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan (UMN), Eka Armada Danusaptala (24) dan temannya, Guntur Alam Harahap (24) pingsan selama 2 jam, setelah dipukuli dan dipijak-pijak satpam UMN.
Keterangan yang dihimpun, kejadian Minggu (6/4) lalu pukul 06.30 Wib itu bermula saat acara pekan olahraga mahasiswa (POM). Saat digelar pertandingan catur, ada seorang peserta, Guntur yang didiskualifikasi
secara sepihak oleh panitia.
Karena tidak terima, Guntur mencoba melakukan protes namun tidak digubris. Sabtu (5/4) malam, saat akan berlangsung pengumuman pemenang perlombaan catur, Guntur langsung naik ke atas podium untuk melakukan protes. Namun sesampainya di atas podium, Guntur dipaksa turun dan diseret keluar dari acara.
Melihat hal itu, Eka yang merupakan teman sekelasnya langsung mengajak Guntur untuk meninggalkan kampus dengan mengendarai sepeda motornya. Tapi, sesampainya di depan gerbang kampus, keduanya ditahan oleh 10 satpam kampus.
Kemudian, Eka diseret masuk kedalam Pos Satpam kampus A, di situ dia dipukuli, dipijak-pijak hingga tak sadarkan diri. Sedangkan Guntur juga diseret satpam masuk ke Pos Satpam kampus C, di situ ia juga dipukuli dan disiksa 5 orang satpam. Usai mengeksekusi keduanya, ke-10 satpam pun melepas mereka dengan kondisi babak belur.
Korban yang siuman, akhirnya melaporkan kasus ini ke Polsek Patumbak dengan Nomor STPL/310/IV/2014/SU/Resta/Sek Patumbak. Namun, hingga 2 minggu berlalu, ke-10 pelaku masih berkeliaran dan laporan pengaduan korban seperti dipetieskan.
Menurut keterangan korban, Eka saat ditemui di Polsek Patumbak, Minggu (20/4) siang mengatakan, pada saat penganiayaan yang dialaminya, banyak warga sekitar yang melihat kejadian tersebut. “Pada saat kejadian, banyak warga yang menonton, soalnya waktu dipukuli saya menjerit kesakitan, pelakunya ada 4 orang yang mukuli saya, mereka itu warga sekitar juga, mereka preman di Jalan Garu,” ujar mahasiswa Fakultas Ekonomi Semester 6 itu.
Selain itu, Eka juga menambahkan bahwa kejadian penganiayaan yang dilakukan oleh petugas satpam sudah berulang kali terjadi, namun tidak
ada tindakan apa-apa dari pihak rektor. “Kejadian penganiayaan yang dilakuk an satpam uda sering kali, mereka itu bukan seperti satpam, mereka itu anggota OKP yang dipekerjakan sebagai satpam di kampus. Mereka itu peliharaan kampus buat menakut-nakuti mahasiswa,” ucap mahasiswa yang tinggal di Jalan Garu III itu.
Eka juga menjelaskan bahwa ia bersama mahasiswa lainnya berharap agar satpam kampus untuk segera dipecat. “Kami mau semua satpam kampus UMN untuk segera diganti, jika tidak, Kamis (24/4) kami akan melakukan aksi di Kampus,” ujarnya tegas.
Kapolsek Patumbak, Kompol Andiko Wicaksono melalui Kanit Reskrim Polsek Patumbak, AKP David Bakkara mengatakan baru menerima hasil visum. “Baru kita terima hasil visumnya. Akan kita tindak lanjuti nanti,” ucapnya singkat. (ind)