25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Mandor PT Rapala Tewas di Bawah Pohon Sawit

Agus Aritonang (50), mandor satu Afdeling III, perkebunan sawit PT Raya Padang Langkat (Rapala) ditemukan tak bernyawa di bawah pohon sawit, Senin (21/4).
Agus Aritonang (50), mandor satu Afdeling III, perkebunan sawit PT Raya Padang Langkat (Rapala) ditemukan tak bernyawa di bawah pohon sawit, Senin (21/4).

GEBANG, SUMUTPOS.CO – Dua hari tak pulang, Agus Aritonang (50), mandor satu Afdeling III, perkebunan sawit PT Raya Padang Langkat (Rapala) ditemukan tak bernyawa dengan kondisi dikerubungi lalat, di bawah pohon sawit, Senin (21/4).

Yus Rizal, menjadi karyawan pemanen PT Rapala pertama yang menemukan jasadnya pagi itu. Menurutnya, seperti biasa pagi itu dirinya sedang mamanen sawit, namun dirinya tersentak dengan bau menyengat di sekitarnya.

Rizal mengaku terkejut karena melihat sesosok manusia tergeletak di bawah pohon sawit milik perkebunan Rapala. Selanjutnya Rizal pun mendekatinya yang ternyata sosok manusia yang sudah mulai membusuk.

Saat ditemukan, jasad Aritonang masih mengenakan seragam lengkap mandornya. Sepatu boatnya masih melekat di kedua kakinya. Rizal yang ditemui di lokasi tempat ditemukannya mayat tersebut menambahkan, ”Aku seperti biasa bekerja ke lokasi ini Bang, karena aku karyawan dan setelah meletakkan keretaku aku berjalan ke dalam kebun afdeling III blok tujuh dan tak berapa jauh aku mulai mencium bau tak sedap sangat menyengat hidung dan aku mencari tau asal bau tersebut,” tegas Rizal.

Selanjutnya kata dia, setelah kudekati dari agak jauh aku melihat semacam ada orang yang sedang tidur. “Jadi aku mendekatinya, tetapi aku terkejut ternyata mayat. Jadi aku beritahukan ke orang-orang dan juga ke polisi Gebang,” bebernya.

Tak lama berselang personel polisi dari Polsek Gebang dipimpin Kapolsek Gebang AKP Rasoki Harahap tiba di lokasi.

Sementara suasana di lokasi mulai dikerumuni warga sekitar yang ingin melihat temuan tersebut. Istri korban yang mendapat kabar kematian suaminya langsung berteriak histeris di samping jenazah suaminya. Hal itu membuat warga semakin prihatin dengan nasib wanita boru Sihombing itu.

Tak lama polisi tiba dan melakukan pemeriksaan terhadap jasad tersebut. Usai diperiksa akhirnya diketahui kalau mayat tersebut adalah mandor satu di afdeling ini yang bernama Agus Aritonang.

Kapolsek Gebang AKP Rasoki Harahap yang ditanya di lokasi temuan mayat mengatakan, berdasarkan keterangan warga mayat ini adalah karyawan di Rapala yang kesehariannya bertugas sebagai mandor satu Afdeling III.

“Kemudian mayat ini kita serahkan kepada keluarganya setelah kita lakukan visum luar ke rumah sakit umum Tanjung Pura. Dan berdasarkan olah TKP kami tidak menemukan adanya bekas-bekas tanda kekerasan atau luka di tubuh korban dan diyakini korban terserang penyakit akut yang sudah lama diderita,” bebernya.

Kapolsek menambahkan, selama ini Aritonang yang beralamat di Besitang memang tinggal di perumahan milik kebun. Sesuai jadwal, korban pulang ke keluarganya satu atau dua pekan sekali. “Jadi saat dua hari tak pulang keluarganya mengangap korban sedang kerja lembur,” jelasnya.

“Di lokasi ditemukan mayat ini kita temukan sepeda motor serta tas tempat nasi milik korban, dan diduga korban meninggal sejak dua hari lalu,” sambungnya.

Sementara itu saat jasad Aritonang akan dievakuasi dari lokasi temuan sempat terjadi keributan antara adik korban, Br Aritonang (32) dengan Askep PT Rapala marga Sianipar.

Keluarga korban merasa pihak perusahaan kurang menghargai jasad abangnya karena pihak perusahaan mengintruksikan agar mayat korban diangkut menggunakan truk. Sementara keluarga meminta agar jasad diangkut menggunakan mobil ambulance. Untungnya cek-cok mulut itu berhasil didinginkan polisi. Namun tetap saja jenazah korban diangkut menggunakan truk.

Tares Ginting, salah seorang saksi yang melihat cek-cok itu mengatakan, ”Ya tadi itu Bang setelah diperiksa polisi, mayatnya akan dibawa pakai truk makanya keluarganya berang dan minta pakai ambulan karena mereka beranggapan kalau pakai truk sepertinya perusahaan tak menghargai mayat abang mereka yang sudah mengabdi berpuluh tahun di perusahaan itu,” ujarnya.

Br Aritonang yang ditemui terpisah membenarkan kalau abangnya selama ini punya riwayat penyakit jantung. Masih kata Tares Ginting, keluarga korban sangat syok mendengar dan melihat kabar ditemukan mayat tersebut. Soalnya, Sabtu (19/4) lalu korban masih menghubungi keluarga melalui handphone. Dan setelah itu tak ada kabar lagi. Semua terjawab kemarin, saat korban ditemukan jadi mayat tergeletak dibawah pohon sawit. (tig/smg/bd)

Agus Aritonang (50), mandor satu Afdeling III, perkebunan sawit PT Raya Padang Langkat (Rapala) ditemukan tak bernyawa di bawah pohon sawit, Senin (21/4).
Agus Aritonang (50), mandor satu Afdeling III, perkebunan sawit PT Raya Padang Langkat (Rapala) ditemukan tak bernyawa di bawah pohon sawit, Senin (21/4).

GEBANG, SUMUTPOS.CO – Dua hari tak pulang, Agus Aritonang (50), mandor satu Afdeling III, perkebunan sawit PT Raya Padang Langkat (Rapala) ditemukan tak bernyawa dengan kondisi dikerubungi lalat, di bawah pohon sawit, Senin (21/4).

Yus Rizal, menjadi karyawan pemanen PT Rapala pertama yang menemukan jasadnya pagi itu. Menurutnya, seperti biasa pagi itu dirinya sedang mamanen sawit, namun dirinya tersentak dengan bau menyengat di sekitarnya.

Rizal mengaku terkejut karena melihat sesosok manusia tergeletak di bawah pohon sawit milik perkebunan Rapala. Selanjutnya Rizal pun mendekatinya yang ternyata sosok manusia yang sudah mulai membusuk.

Saat ditemukan, jasad Aritonang masih mengenakan seragam lengkap mandornya. Sepatu boatnya masih melekat di kedua kakinya. Rizal yang ditemui di lokasi tempat ditemukannya mayat tersebut menambahkan, ”Aku seperti biasa bekerja ke lokasi ini Bang, karena aku karyawan dan setelah meletakkan keretaku aku berjalan ke dalam kebun afdeling III blok tujuh dan tak berapa jauh aku mulai mencium bau tak sedap sangat menyengat hidung dan aku mencari tau asal bau tersebut,” tegas Rizal.

Selanjutnya kata dia, setelah kudekati dari agak jauh aku melihat semacam ada orang yang sedang tidur. “Jadi aku mendekatinya, tetapi aku terkejut ternyata mayat. Jadi aku beritahukan ke orang-orang dan juga ke polisi Gebang,” bebernya.

Tak lama berselang personel polisi dari Polsek Gebang dipimpin Kapolsek Gebang AKP Rasoki Harahap tiba di lokasi.

Sementara suasana di lokasi mulai dikerumuni warga sekitar yang ingin melihat temuan tersebut. Istri korban yang mendapat kabar kematian suaminya langsung berteriak histeris di samping jenazah suaminya. Hal itu membuat warga semakin prihatin dengan nasib wanita boru Sihombing itu.

Tak lama polisi tiba dan melakukan pemeriksaan terhadap jasad tersebut. Usai diperiksa akhirnya diketahui kalau mayat tersebut adalah mandor satu di afdeling ini yang bernama Agus Aritonang.

Kapolsek Gebang AKP Rasoki Harahap yang ditanya di lokasi temuan mayat mengatakan, berdasarkan keterangan warga mayat ini adalah karyawan di Rapala yang kesehariannya bertugas sebagai mandor satu Afdeling III.

“Kemudian mayat ini kita serahkan kepada keluarganya setelah kita lakukan visum luar ke rumah sakit umum Tanjung Pura. Dan berdasarkan olah TKP kami tidak menemukan adanya bekas-bekas tanda kekerasan atau luka di tubuh korban dan diyakini korban terserang penyakit akut yang sudah lama diderita,” bebernya.

Kapolsek menambahkan, selama ini Aritonang yang beralamat di Besitang memang tinggal di perumahan milik kebun. Sesuai jadwal, korban pulang ke keluarganya satu atau dua pekan sekali. “Jadi saat dua hari tak pulang keluarganya mengangap korban sedang kerja lembur,” jelasnya.

“Di lokasi ditemukan mayat ini kita temukan sepeda motor serta tas tempat nasi milik korban, dan diduga korban meninggal sejak dua hari lalu,” sambungnya.

Sementara itu saat jasad Aritonang akan dievakuasi dari lokasi temuan sempat terjadi keributan antara adik korban, Br Aritonang (32) dengan Askep PT Rapala marga Sianipar.

Keluarga korban merasa pihak perusahaan kurang menghargai jasad abangnya karena pihak perusahaan mengintruksikan agar mayat korban diangkut menggunakan truk. Sementara keluarga meminta agar jasad diangkut menggunakan mobil ambulance. Untungnya cek-cok mulut itu berhasil didinginkan polisi. Namun tetap saja jenazah korban diangkut menggunakan truk.

Tares Ginting, salah seorang saksi yang melihat cek-cok itu mengatakan, ”Ya tadi itu Bang setelah diperiksa polisi, mayatnya akan dibawa pakai truk makanya keluarganya berang dan minta pakai ambulan karena mereka beranggapan kalau pakai truk sepertinya perusahaan tak menghargai mayat abang mereka yang sudah mengabdi berpuluh tahun di perusahaan itu,” ujarnya.

Br Aritonang yang ditemui terpisah membenarkan kalau abangnya selama ini punya riwayat penyakit jantung. Masih kata Tares Ginting, keluarga korban sangat syok mendengar dan melihat kabar ditemukan mayat tersebut. Soalnya, Sabtu (19/4) lalu korban masih menghubungi keluarga melalui handphone. Dan setelah itu tak ada kabar lagi. Semua terjawab kemarin, saat korban ditemukan jadi mayat tergeletak dibawah pohon sawit. (tig/smg/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/