NEWYORK, SUMUTPOS.CO – Marinir Amerika bakal mendapatkan tambahan tenaga tempur. Namun tenaga tambahan ini cukup unik yakni hewan lumba-lumba dan singa laut. Kini otoritas tentara angkatan laut Paman Sam itu sedang menguji coba dua hewan tempur itu dalam latihan perang NATO di Laut Hitam.
“Sekitar 20 lumba-lumba dan 10 singa laut akan mengambil bagian dalam latihan program tempur mamalia laut Angkatan Laut AS. Mereka akan belajar antara satu sampai dua minggu,” juru bicara US Navy’s Marine Mammals Program Tom LaPuzza, seperti dikutip RT,(21/4).
Latihan perang ini adalah salah satu dari delapan latihan militer NATO bersama Ukraina yang dijadwalkan berlangsung tahun ini. Selama mereka tinggal Laut Hitam, lumba-lumba militer AS akan menguji sistem anti radar baru yang dirancang untuk mengacaukan sonar musuh. “Singa laut dan lumba-lumba juga akan mencari tambang dan juga mendeteksi penyelam,” lanjutnya.
Amerika juga akan menguji senjata baru untuk lumba-lumba yang selama ini dikembangkan di pusat penelitian khusus di University of Hawaii. Ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah penggunaan lumba-lumba dalam latihan perang NATO.
Latihan nantinya akan mempertemukan lumba-lumba militer AS dengan lumba-lumba militer Rusia di laut terbuka. Fasilitas Sevastopol sendiri selama ini menjadi fasilitas pelatihan lumba-lumba militer dunia.
Sementara itu, transportasi lumba-lumba tempur AS ke Laut Hitam melalui udara selain sangat mahal juga memiliki resiko yang sangat besar bagi kesehatan hewan. Karenanya rencana AS tersebut kemungkinan bakal mendapatkan protes dari Greenpeace dan kelompok-kelompok hak hewan lainnya. (esy/jpnn)
NEWYORK, SUMUTPOS.CO – Marinir Amerika bakal mendapatkan tambahan tenaga tempur. Namun tenaga tambahan ini cukup unik yakni hewan lumba-lumba dan singa laut. Kini otoritas tentara angkatan laut Paman Sam itu sedang menguji coba dua hewan tempur itu dalam latihan perang NATO di Laut Hitam.
“Sekitar 20 lumba-lumba dan 10 singa laut akan mengambil bagian dalam latihan program tempur mamalia laut Angkatan Laut AS. Mereka akan belajar antara satu sampai dua minggu,” juru bicara US Navy’s Marine Mammals Program Tom LaPuzza, seperti dikutip RT,(21/4).
Latihan perang ini adalah salah satu dari delapan latihan militer NATO bersama Ukraina yang dijadwalkan berlangsung tahun ini. Selama mereka tinggal Laut Hitam, lumba-lumba militer AS akan menguji sistem anti radar baru yang dirancang untuk mengacaukan sonar musuh. “Singa laut dan lumba-lumba juga akan mencari tambang dan juga mendeteksi penyelam,” lanjutnya.
Amerika juga akan menguji senjata baru untuk lumba-lumba yang selama ini dikembangkan di pusat penelitian khusus di University of Hawaii. Ini akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah penggunaan lumba-lumba dalam latihan perang NATO.
Latihan nantinya akan mempertemukan lumba-lumba militer AS dengan lumba-lumba militer Rusia di laut terbuka. Fasilitas Sevastopol sendiri selama ini menjadi fasilitas pelatihan lumba-lumba militer dunia.
Sementara itu, transportasi lumba-lumba tempur AS ke Laut Hitam melalui udara selain sangat mahal juga memiliki resiko yang sangat besar bagi kesehatan hewan. Karenanya rencana AS tersebut kemungkinan bakal mendapatkan protes dari Greenpeace dan kelompok-kelompok hak hewan lainnya. (esy/jpnn)