26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Tas Apollo 11 Berisi Debu Bulan Laku Terjual Seharga $1,8 Juta


Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Tas yang digunakan dalam misi Apollo 11 ke bulan untuk mengumpulkan sampel yang digunakan oleh astronot Neil Armstrong diperagakan pada lelang Penjelajahan Luar Angkasa di Balai Lelang Sotheby di New York City, AS, 13 Juli 2017.

SUMUTPOS.CO – Sebuah tas berisi remah-remah debu dari bulan laku terjual seharga $1,8 juta di pelelangan hari Kamis setelah pertikaian di pengadilan yang berkepanjangan.

Tas untuk mengumpulkan sampel-sampel dari bulan, digunakan oleh astronot Neil Armstrong selama misi berawak pertama ke bulan tahun 1969, dijual dalam pelelangan benda-benda terkait perjalanan ke angkas luar di balai lelang Sotheby. Pembeli artifak itu tidak bersedia mengungkapkan identitasnya. Perkiraan pra-penjualan sebelumnya adalah antara $2 juta hingga $4 juta.

Artifak dari misi Apollo 11 itu keliru diidentifikasi dan dijual dalan pelelangan online milik pemerintah, dan NASA telah berusaha untuk mengklaim kepemilikannya kembali. Namun pada bulan Desember, seorang hakim federal memutuskan secara hukum artifak itu milik seorang wanita yang tinggal di kawasan Chicago yang membelinya pada tahun 2015 seharga $995.

Balai lelang Sotheby tidak bersedia mengungkapkan identitas pembelinya. Meskipun demikian, rincian dari pembelian artifak pada tahun 2015 telah dipublikasikan saat berlangsungnya pengadilan.

Para penyelidik tanpa sadar menemukan kantung berisi debu dari bulan ini pada tahun 2003 saat melakukan penggeledahan di garasi seorang pria yang kemudian dihukum karena mencuri dan menjual artifak-artifak museum, termasuk artifak yang dipinjamkan oleh NASA.

Tas berukuran 30 x 20 centimeter ini keluru diidentifikasi dan dijual dalam pelelangan online barang-barang yang disita oleh pemerintah.

Nancy Carlson asal Inverness, Illinois, membeli tas yang tampak biasa saja yang terbuat dari kain Beta dan polyester dengan nilon karet dan retsleting dari kuningan.

 

PERTIKAIAN HUKUM

Carlson, seorang kolektor, mengetahui tas itu telah digunakan dalam perjalanan ke luar angkasa, namun tidak mengetahui secara pasti uang mana. Ia mengirimkannya ke NASA untuk keperluan pengujian, dan lembaga pemerintah itu, mengetahui pentingnya artifak itu berusaha untuk tetap menguasainya.

Artifak itu “milik rakyat Amerika,” ujar NASA saat itu.

Hakim Distrik, J. Thomas Marten, di Wichita, Kansas, mengatkan meskipun artifak itu tidak seharusnya dilelang, namun ia tidak memiliki wewenang untuk membatalkan penjualan. Ia memerintahkan kepada pihak pemerintah untuk mengembalikan artifak itu.

Hakim menyatakan nilai penting dan keinginan untuk menguasai tas tersebut muncul semata-mata dari upaya para karyawan NASA yang “prestasi teknisnya yang mengagumkan, serta ketrampilan dan keberanian dalam mendaratkan astronot di bulan dan mengembalikan mereka dengan selamat ke bumi belum terulang kemnali setengah abad sejak pendaratan Apollo 11.”

Terkait dengan pendaratan di bulan, lelang hari Kamis itu jauh dari batas akhir.

Sebuah kelompok yang bernama For All Moonkind Inc. menyebut-nyebut tas yang digunakan dalam perjalanan ke bulan pekan ini saat berkampanye untuk “tindakan-tindakan untuk melestarikan dan melindungai situs pendaratan enam Apollo di bulan.” Kelompok itu berencana untuk mengangkat persoalan ini pada Startship Congress 2017 bulan depan di California. (voa)


Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Tas yang digunakan dalam misi Apollo 11 ke bulan untuk mengumpulkan sampel yang digunakan oleh astronot Neil Armstrong diperagakan pada lelang Penjelajahan Luar Angkasa di Balai Lelang Sotheby di New York City, AS, 13 Juli 2017.

SUMUTPOS.CO – Sebuah tas berisi remah-remah debu dari bulan laku terjual seharga $1,8 juta di pelelangan hari Kamis setelah pertikaian di pengadilan yang berkepanjangan.

Tas untuk mengumpulkan sampel-sampel dari bulan, digunakan oleh astronot Neil Armstrong selama misi berawak pertama ke bulan tahun 1969, dijual dalam pelelangan benda-benda terkait perjalanan ke angkas luar di balai lelang Sotheby. Pembeli artifak itu tidak bersedia mengungkapkan identitasnya. Perkiraan pra-penjualan sebelumnya adalah antara $2 juta hingga $4 juta.

Artifak dari misi Apollo 11 itu keliru diidentifikasi dan dijual dalan pelelangan online milik pemerintah, dan NASA telah berusaha untuk mengklaim kepemilikannya kembali. Namun pada bulan Desember, seorang hakim federal memutuskan secara hukum artifak itu milik seorang wanita yang tinggal di kawasan Chicago yang membelinya pada tahun 2015 seharga $995.

Balai lelang Sotheby tidak bersedia mengungkapkan identitas pembelinya. Meskipun demikian, rincian dari pembelian artifak pada tahun 2015 telah dipublikasikan saat berlangsungnya pengadilan.

Para penyelidik tanpa sadar menemukan kantung berisi debu dari bulan ini pada tahun 2003 saat melakukan penggeledahan di garasi seorang pria yang kemudian dihukum karena mencuri dan menjual artifak-artifak museum, termasuk artifak yang dipinjamkan oleh NASA.

Tas berukuran 30 x 20 centimeter ini keluru diidentifikasi dan dijual dalam pelelangan online barang-barang yang disita oleh pemerintah.

Nancy Carlson asal Inverness, Illinois, membeli tas yang tampak biasa saja yang terbuat dari kain Beta dan polyester dengan nilon karet dan retsleting dari kuningan.

 

PERTIKAIAN HUKUM

Carlson, seorang kolektor, mengetahui tas itu telah digunakan dalam perjalanan ke luar angkasa, namun tidak mengetahui secara pasti uang mana. Ia mengirimkannya ke NASA untuk keperluan pengujian, dan lembaga pemerintah itu, mengetahui pentingnya artifak itu berusaha untuk tetap menguasainya.

Artifak itu “milik rakyat Amerika,” ujar NASA saat itu.

Hakim Distrik, J. Thomas Marten, di Wichita, Kansas, mengatkan meskipun artifak itu tidak seharusnya dilelang, namun ia tidak memiliki wewenang untuk membatalkan penjualan. Ia memerintahkan kepada pihak pemerintah untuk mengembalikan artifak itu.

Hakim menyatakan nilai penting dan keinginan untuk menguasai tas tersebut muncul semata-mata dari upaya para karyawan NASA yang “prestasi teknisnya yang mengagumkan, serta ketrampilan dan keberanian dalam mendaratkan astronot di bulan dan mengembalikan mereka dengan selamat ke bumi belum terulang kemnali setengah abad sejak pendaratan Apollo 11.”

Terkait dengan pendaratan di bulan, lelang hari Kamis itu jauh dari batas akhir.

Sebuah kelompok yang bernama For All Moonkind Inc. menyebut-nyebut tas yang digunakan dalam perjalanan ke bulan pekan ini saat berkampanye untuk “tindakan-tindakan untuk melestarikan dan melindungai situs pendaratan enam Apollo di bulan.” Kelompok itu berencana untuk mengangkat persoalan ini pada Startship Congress 2017 bulan depan di California. (voa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/