26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Buang Gugup demi Prestasi Lebih Tinggi

Sedih dan senang. Dua kata itu terlontar dari mulut Wilbert Osmond mengenai perasaannya ketika berhasil menyabet medali perunggu dalam ajang Internasional Conference of Young Scientist (ICYS) 2014 di Belgrade, Serbia belum lama ini.

PRAN HASIBUAN, Medan

Wilbert Osmond
Tunjukkan Medali: Wilbert Osmond menunjukkan medali perunggu yang berhasil disabetnya pada ajang ICYS 2014, di Serbia beberapa waktu lalu.//Pran Wira Hasibuan/Sumut Pos

Ya, siswa kelas III Sekolah Menengah Pertama (SMP) Program Internasional di Chandra Kusuma School ini telah membuat kagum khususnya masyarakat Kota Medan dan Sumatera Utara pada umumnya atas torehan prestasinya di ajang karya ilmiah pelajar tersebut.

Namun, dibalik itu, rupanya anak sulung dari pasangan Herman dan Anni ini merasa sedih lantaran tak berhasil membawa pulang medali emas pada ajang tersebut.

“Targetnya dapat emas. Apalagi ke sana itu kan biayanya mahal. Jadi rasanya sedih banget gak bisa mempersembahkan medali emas,” tutur Wilbert polos.

Dia mengaku, ada beberapa pertanyaan juri yang tak mampu dijawabnya dengan baik, sehingga mengurangi penilaian dalam presentasi penelitiannya. “Aku gugup sekali saat pertama memberikan presentasi. Jadi ketika buat simulasi juri menanyakan arah pohon yang aku buat. Nah di situ aku salah menjawabnya. Aku bilang posisinya ke atas, padahal arahnya ke bawah. Itu pula yang mungkin mengurangi penilaian mereka,” kenang pelajar kelahiran 27 Oktober 1999 tersebut.

Bahkan saking demam panggungnya, Wilbert sempat salah mencolokkan kabel infocus untuk presentasinya. “Di situ aku gugup habis,” aku dia.

Dengan judul penelitian Growing Tree In Padovan Sequence For The Enhancement of L-System Algorithm, untuk kategori Mathemathics, Physics & Computer Science, Wilbert Osmond bersama kedua temannya, Alvin Lianto dan Vinardo, mengawali dari Lomba Peneliti Belia Sumatera Utara (LPBSU) 2013 yang berlangsung 2 November 2013 di The Tiara Convention Center Medan. Di kategori itu, Wilbert dan temannya harus bersaing dengan 8 peserta lainnya yang berasal dari berbagai sekolah di Sumatera Utara. Hasil dari LPBSU 2013 tersebut, Wilbert dan teman-temannya berhasil meraih medali emas, sekaligus berhak mengikuti Lomba Peneliti Belia Nasional di Jogjakarta. “Padahal target dan prediksi kawan-kawan dalam ajang ICYS minimal dapat medali perak,” sebutnya.

Di balik kesedihan itu, remaja yang bercita-cita menjadi seorang peneliti di bidang komputer dan matematika ini juga merasa senang. Pasalnya, ada satu member asal Indonesia yang juga mengikuti ajang serupa. Adalah Gracesilia, yang dengan luar biasa menyampaikan presentasi di hadapan para juri.

“Jadi si dia (Gracesilia) duluan memberi presentasi. Hebatnya dia itu menstimuli gamelan melalui komputernya. Pas pertama  melihatnya saya begitu kagum. Dia bahkan sudah membawa heritage dalam karyanya. Saya rasa penilaian untuknya lebih tinggi karena sehabis presentasi juri tidak bertanya apapun kepadanya,” tutur Wilbert. Hal ini pula yang membuat anak sulung dari 3 bersaudara tersebut senang, lantaran presentasi yang dianggapnya luar biasa itu, dibawakan peserta asal Indonesia.

Ada juga cerita menarik sebelum Wilbert berhasil meraih medali perunggu di ajang ICYS. Dia merasa gelisah tak menentu pada 2-3 hari sebelum namanya diumumkan. “Jujur, selama 2 sampai 3 hari aku terus gelisah menunggu hasil. Padahal direntang waktu itu kami diajak jalan-jalan, namun pikiran dan fokusku tetap saja ke situ,” ungkapnya.

Kendati begitu, kini kegelisahan dan rasa gugupnya telah sirna. Ke depan Wilbert akan menatap prestasi yang lebih besar lagi. Target medali emas pun sudah siap dipatoknya. “Kalau ada gagasan untuk membuat inovasi, aku siap berkompetisi lagi dan yakin meraih medali emas,” bebernya.

Tak hanya di ajang internasional, di Chandra Kusuma School yang notabene tempat ia menimba ilmu pun Wilbert juga memiliki prestasi. Ia selalu berada di dua besar ketika mendapat ranking di kelasnya. Remaja kalem ini mengaku nilai yang ia peroleh dari rekannya yang rangking satu, hanya berbeda tipis.

Atas dukungan banyak pihak termasuk orangtua, guru, rekan-rekan nya dan juga pembinanya, Wilbert tak luput menyampaikan ucapan terima kasih. Hanya dua kata itu saja yang ia katakan atas torehan prestasi yang diraihnya. “Terima kasih,” ujarnya kepada Sumut Pos.

Untuk diketahui, tim Indonesia pada ajang perlombaan karya ilmiah pelajar di The 21st International Conference of Young Scientist (ICYS) sejak 17-23 April 2014 di Kota Beograd, Serbia berhasil menyabet banyak medali dan penghargaan.

Dalam ajang tersebut dilombakan karya-karya ilmiah siswa SMP dan SMA dari sekitar 15 negara di kawasan Eropa dan Asia. Perlombaan karya ilmiah ini terbagi menjadi beberapa kategori yaitu Matematika, Fisika, Fisika Terapan, Ilmu Lingkungan, Life Science dan Ilmu Informatika.

Pada puncak penyelenggaraan ICYS 2014 diumumkan nama pemenang dan award ceremony bertempat di City Hall kota Beograd yang dihadiri Dubes Indonesia untuk Serbia, Semuel Samson serta staf KBRI Beograd.

Tim Indonesia secara keseluruhan mendapatkan 2 medali emas, 2 medali perak, 2 medali perunggu dan 2 penghargaan khusus. Salah satu medali perunggu yang diraih Tim Indonesia tersebut adalah persembahan dari siswa SMP Chandra Kusuma Medan yaitu Wilbert Osmond. Wilbert Osmond mendapatkan medali perunggu di bidang Computer Science.

Perjalanan Wilbert Osmond hingga akhirnya dapat meraih prestasi di  ICYS 2014  Serbia ini tentunya tidak lepas dari proses Wilbert mengikuti rangkaian pembelajaran di Chandra Kusuma School, serta pembinaan yang diberikan oleh Tim Surya University selaku Pembina Peneliti Muda di Indonesia.

“Semoga dengan adanya prestasi demi prestasi yang diraih oleh siswa – siswi Chandra Kusuma School dalam lomba peneliti muda, baik dari tingkat propinsi hingga internasional dapat membangkitkan minat meneliti para pelajar di Sumatera Utara,” kata salah seorang Tim Surya University selaku Pembina Peneliti Muda di Indonesia. (*)

Sedih dan senang. Dua kata itu terlontar dari mulut Wilbert Osmond mengenai perasaannya ketika berhasil menyabet medali perunggu dalam ajang Internasional Conference of Young Scientist (ICYS) 2014 di Belgrade, Serbia belum lama ini.

PRAN HASIBUAN, Medan

Wilbert Osmond
Tunjukkan Medali: Wilbert Osmond menunjukkan medali perunggu yang berhasil disabetnya pada ajang ICYS 2014, di Serbia beberapa waktu lalu.//Pran Wira Hasibuan/Sumut Pos

Ya, siswa kelas III Sekolah Menengah Pertama (SMP) Program Internasional di Chandra Kusuma School ini telah membuat kagum khususnya masyarakat Kota Medan dan Sumatera Utara pada umumnya atas torehan prestasinya di ajang karya ilmiah pelajar tersebut.

Namun, dibalik itu, rupanya anak sulung dari pasangan Herman dan Anni ini merasa sedih lantaran tak berhasil membawa pulang medali emas pada ajang tersebut.

“Targetnya dapat emas. Apalagi ke sana itu kan biayanya mahal. Jadi rasanya sedih banget gak bisa mempersembahkan medali emas,” tutur Wilbert polos.

Dia mengaku, ada beberapa pertanyaan juri yang tak mampu dijawabnya dengan baik, sehingga mengurangi penilaian dalam presentasi penelitiannya. “Aku gugup sekali saat pertama memberikan presentasi. Jadi ketika buat simulasi juri menanyakan arah pohon yang aku buat. Nah di situ aku salah menjawabnya. Aku bilang posisinya ke atas, padahal arahnya ke bawah. Itu pula yang mungkin mengurangi penilaian mereka,” kenang pelajar kelahiran 27 Oktober 1999 tersebut.

Bahkan saking demam panggungnya, Wilbert sempat salah mencolokkan kabel infocus untuk presentasinya. “Di situ aku gugup habis,” aku dia.

Dengan judul penelitian Growing Tree In Padovan Sequence For The Enhancement of L-System Algorithm, untuk kategori Mathemathics, Physics & Computer Science, Wilbert Osmond bersama kedua temannya, Alvin Lianto dan Vinardo, mengawali dari Lomba Peneliti Belia Sumatera Utara (LPBSU) 2013 yang berlangsung 2 November 2013 di The Tiara Convention Center Medan. Di kategori itu, Wilbert dan temannya harus bersaing dengan 8 peserta lainnya yang berasal dari berbagai sekolah di Sumatera Utara. Hasil dari LPBSU 2013 tersebut, Wilbert dan teman-temannya berhasil meraih medali emas, sekaligus berhak mengikuti Lomba Peneliti Belia Nasional di Jogjakarta. “Padahal target dan prediksi kawan-kawan dalam ajang ICYS minimal dapat medali perak,” sebutnya.

Di balik kesedihan itu, remaja yang bercita-cita menjadi seorang peneliti di bidang komputer dan matematika ini juga merasa senang. Pasalnya, ada satu member asal Indonesia yang juga mengikuti ajang serupa. Adalah Gracesilia, yang dengan luar biasa menyampaikan presentasi di hadapan para juri.

“Jadi si dia (Gracesilia) duluan memberi presentasi. Hebatnya dia itu menstimuli gamelan melalui komputernya. Pas pertama  melihatnya saya begitu kagum. Dia bahkan sudah membawa heritage dalam karyanya. Saya rasa penilaian untuknya lebih tinggi karena sehabis presentasi juri tidak bertanya apapun kepadanya,” tutur Wilbert. Hal ini pula yang membuat anak sulung dari 3 bersaudara tersebut senang, lantaran presentasi yang dianggapnya luar biasa itu, dibawakan peserta asal Indonesia.

Ada juga cerita menarik sebelum Wilbert berhasil meraih medali perunggu di ajang ICYS. Dia merasa gelisah tak menentu pada 2-3 hari sebelum namanya diumumkan. “Jujur, selama 2 sampai 3 hari aku terus gelisah menunggu hasil. Padahal direntang waktu itu kami diajak jalan-jalan, namun pikiran dan fokusku tetap saja ke situ,” ungkapnya.

Kendati begitu, kini kegelisahan dan rasa gugupnya telah sirna. Ke depan Wilbert akan menatap prestasi yang lebih besar lagi. Target medali emas pun sudah siap dipatoknya. “Kalau ada gagasan untuk membuat inovasi, aku siap berkompetisi lagi dan yakin meraih medali emas,” bebernya.

Tak hanya di ajang internasional, di Chandra Kusuma School yang notabene tempat ia menimba ilmu pun Wilbert juga memiliki prestasi. Ia selalu berada di dua besar ketika mendapat ranking di kelasnya. Remaja kalem ini mengaku nilai yang ia peroleh dari rekannya yang rangking satu, hanya berbeda tipis.

Atas dukungan banyak pihak termasuk orangtua, guru, rekan-rekan nya dan juga pembinanya, Wilbert tak luput menyampaikan ucapan terima kasih. Hanya dua kata itu saja yang ia katakan atas torehan prestasi yang diraihnya. “Terima kasih,” ujarnya kepada Sumut Pos.

Untuk diketahui, tim Indonesia pada ajang perlombaan karya ilmiah pelajar di The 21st International Conference of Young Scientist (ICYS) sejak 17-23 April 2014 di Kota Beograd, Serbia berhasil menyabet banyak medali dan penghargaan.

Dalam ajang tersebut dilombakan karya-karya ilmiah siswa SMP dan SMA dari sekitar 15 negara di kawasan Eropa dan Asia. Perlombaan karya ilmiah ini terbagi menjadi beberapa kategori yaitu Matematika, Fisika, Fisika Terapan, Ilmu Lingkungan, Life Science dan Ilmu Informatika.

Pada puncak penyelenggaraan ICYS 2014 diumumkan nama pemenang dan award ceremony bertempat di City Hall kota Beograd yang dihadiri Dubes Indonesia untuk Serbia, Semuel Samson serta staf KBRI Beograd.

Tim Indonesia secara keseluruhan mendapatkan 2 medali emas, 2 medali perak, 2 medali perunggu dan 2 penghargaan khusus. Salah satu medali perunggu yang diraih Tim Indonesia tersebut adalah persembahan dari siswa SMP Chandra Kusuma Medan yaitu Wilbert Osmond. Wilbert Osmond mendapatkan medali perunggu di bidang Computer Science.

Perjalanan Wilbert Osmond hingga akhirnya dapat meraih prestasi di  ICYS 2014  Serbia ini tentunya tidak lepas dari proses Wilbert mengikuti rangkaian pembelajaran di Chandra Kusuma School, serta pembinaan yang diberikan oleh Tim Surya University selaku Pembina Peneliti Muda di Indonesia.

“Semoga dengan adanya prestasi demi prestasi yang diraih oleh siswa – siswi Chandra Kusuma School dalam lomba peneliti muda, baik dari tingkat propinsi hingga internasional dapat membangkitkan minat meneliti para pelajar di Sumatera Utara,” kata salah seorang Tim Surya University selaku Pembina Peneliti Muda di Indonesia. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/