SUMUTPOS.CO – Kelalaian Hagania hingga menimbulkan korban jiwa diduga kuat akibat pengaruh minuman keras alias mabuk. Hal itu terlihat ketika cewek berparas cantik ini menjalani pemeriksaan di Mapolsek Medan Baru.
Ketika dimintai keterangan oleh petugas SPKT, cewek dengan tinggi badan sekitar 170 cm ini mengaku dan membanting kursi di ruang periksa, seraya memaki petugas. Tidak hanya itu, dia juga berusaha menyerang beberapa wartawan yang melakukan tugas peliputan.
Beberapa jam menjalani pemeriksaan, akhirnya Hagania diboyong ke Satuan Lantas Polresta Medan. Saat ditanyai, tak sepatah kata pun terlontar dari bibir cewek yang sejak SMA itu mengenyam pendidikan di Malaysia itu. Putri bungsu dari 4 bersaudara itu hanya melemparkan senyum seraya berlalu menuju mobil petugas.
Layari Sinukaban (Anggota DPRD Sumatera Utara) mengaku terkejut dengan kejadian yang menimpa putrinya. “Ini adalah musibah ya, kami terkejut. Dan kami minta maaf untuk hal ini,” kata Layari.
Disinggung kemungkinan Hagania dalam kondisi mabuk saat mengendarai mobil, Layari dengan tegas membantahnya. “Tidak ya, saya berani jamin itu. Dia tidak suka minum minuman keras. Dan dia adalah anak baik dalam keluarga,” tegasnya.
Masih menurut Layari, kepadanya, Hagania mengaku diikuti dua pengendara sepedamotor saat keluar dari Cambridge. Itu pula yang membuat Hagania melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.
“Katanya, dia dari Cambridge dan diikuti orang tak dikenal. Karena ketakutan, dia memilih melaju kencang. Itulah pengakuan dia. Selebihnya kita serahkan pada polisi,” imbuhnya seraya meninggalkan Mapolsek Medan Baru menuju Polresta Medan.
Sebelumnya, pihak keluarga korban berharap Hagania dan keluarga bertanggung jawab. Mereka berharap seluruh biaya perobatan ditanggung, meski itu tidak bisa menghidupkan kembali korban tewas, serta mengembalikan kondisi fisik para korban secara normal. Menjawab tuntutan tersebut, Layari dengan tegas siap bertanggung jawab dan menanggung semua biaya perobatan para korban. (wel/deo)