25.6 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Sumarja Tewas Bawa Kado Ultah Istri

 

F : Gatha Ginting/PM Mobil Mercy BK 1 NC milik Hagania Sinukaban, putri ketua Komisi A DPDRD Sumut menabrak seorang supir taxi hingga tewas di Jl Gatot Subroto, Medan.
F : Gatha Ginting/PM
Mobil Mercy BK 1 NC milik Hagania Sinukaban, putri ketua Komisi A DPDRD Sumut menabrak seorang supir taxi hingga tewas di Jl Gatot Subroto, Medan.

MEDAN, SUMUTTTPOS.CO – Nova terduduk lesu di lantai keramik dapur rumahnya di Jl. Kelambir V, Gang Antara, Kec. Hamparan Perak, Deliserdang. Tatapannya kosong menuju keluar melalui pintu samping kanan kediamannya yang semi permanen. Guratan duka masih terlukis jelas di wajahnya yang murung.

Ya, wanita 30 tahun itu tengah berduka karena baru saja kehilangan Sumarja (38). Suami tercintanya tewas ditabrak putri anggota DPRD Sumatera Utara yang diduga mabuk dan kebut-kebutan saat mengemudi, Senin (28/4) malam.

Kepergian Sumirja, jelas sangat melukai dan mungkin takkan bisa dilupakan Nova hingga akhir hayatnya. Apalagi saat kecelakan maut itu, ia tengah menunggu sang suami membawa kado spesial di hari ulang tahunnya. Sangkin terpukulnya, Nova belum sanggup diwawancarai kru koran ini.

“Kakak belum bisa diwawancarai. Ia masih syok berat. Bayangkanlah, malam itu ia menunggu suaminya membawa kado ulang tahunnya ke-30. Tapi yang datang malah maut, suaminya tewas ditabrak orang,” lirih Nana (35), adik kandung Sumarja saat memberi pengertian.

“Memang sedih kali kami rasa, malam itu sekitar pukul 21.00 WIB, dia (Nova) masih sempat menelepon suaminya. Dia mau menanyakan kado apa yang akan dibelikannya. Pada saat itu, suaminya bilang tunggulah di rumah, pasti akan dibawa kado special. Makanya dia sudah berharap kali,” kenang perempuan yang mengenakan jilbab hitam itu dengan mata berkaca-kaca.

Akan tetapi, beberapa jam ditunggu di rumah, Sumarja tak kunjung pulang. Ironisnya, malah petugas Rumah Sakit Advent yang datang menemui Nova ke rumah. Ketika itu petugas itu mengatakan bahwa korban telah menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit. “Nggak terbayangkanku gimana perasaan Nova saat itu,” katanya.

Masih kata Nana, selama ini adiknya bekerja sebagai sopir Taxi Expres dan biasa tidur di loket bus. Akan tetapi pada malam itu, dia sengaja pulang lebih awal lantaran sang istri tengah merayakan haru kelahirannya. Selanjutnya, usai mendapat kabar tersebut, pihak keluarga pun langsung mendatangi rumah sakit dan membawa jenazah korban yang sudah bekerja selama dua tahun itu ke rumah duka. Setelah tiba di rumah duka, jenazah korban langsung dikebumikan pada hari itu juga sekitar pukul 11.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gang Gembira, Kec. Hamparan Perak.

“Tadi sekitar pukul 11 langsung dikebumikan di pemakaman Gang Gembira,” tambah perempuan satu-satunya di keluarga korban tersebut. Sementara saat ditanya apakah pihak keluarga pelaku sudah ada yang menemui mereka? Keluarga korban mengatakan ada, dan keluarga pelaku juga ikut saat menghantar jenazah ke liang lahat. Bahkan, setelah jasad dikebumikan, keluarga pelaku juga masih sempat mengunjungi rumah duka.

“Keluaganya dua kali datang, pas malam sama tadi saat mau dikebumikan. Sejauh ini mereka baik. Dan kami juga berharap supaya mereka memperhatikan istri korban. Apalagi anaknya saat ini masih berusia lima tahun,” tambahnya dengan deraian air mata.

 

SETENGAH BULAN NASI SELALU BASI

Masih pengakuan Nana, kepergian Sumarja untuk selamanya itu sepertinya sudah ia rasakan jauh hari sebelum kejadian. Berhubungan atau tidak, tapi setengah bulan belakangan ini, tiap kali memasak pagi hari, nasi pasti basi.

“Itulah firasatku, awalnya aku tidak menghiraukannya mengapa dua minggu terakhir masakanku selalu basi. Dan baru aku sadari, ternyata itulah pertanda kepergian dari abangku itu,” ujarnya seraya menambahkan bahwa korban adalah anak pertama dari tujuh bersaudara.

Ditanya bagaimana keseharian korban, Nana mengatakan baik-baik saja. Selama ini korban juga jadi panutan di tengah-tengah keluarga mereka. “Memang orangnya baik dan menjadi contoh di keluarga kami. Dia tidak pernah bermasalah dan selalu baik terhadap adik-adiknya dan ibu kami. Karena ayah sudah lama meninggal,” terangnya.

“Kalau dia tidak bekerja, dia cuman bermain-main saja sama anaknya di rumah. Dia baik kali sama anaknya,” tambahnya seraya menambahkan, sebelum jadi sopir korban bekerja sebagai tukang cat rumah.

Selain Nana, ternyata ibu kandung korban, Atik (64) juga merasakan firasat aneh saat melihat perubahan tingkah laku korban. Entah mengapa, beberapa hari sebelum korban pergi untuk selamanya, dia sangat lembut saat berbicara terhadap semua keluarganya.

“Tidak biasanya seperti itu dia (korban) kalau berbicara. Biasanya hanya biasa saja. Tapi entah mengapa beberapa hari ini, kuperhatikan dia kalau bicara selalu lembut terhadap siapa pun. Ternyata itu rupanya pertandanya,” kenang ibu korban.

Namun yang paling membuat keluarga korban terkejut, selama korban sebegai sopir taksi selama ini, korban tak pernah sekali pun mengajak keluarganya untuk jalan-jalan. Akan tetapi, pada Minggu (20/4) lalu, entah mengapa korban tiba-tiba mengajak keluarganya jalan-jalan ke Bandara Kuala Namu dan juga keliling kota Medan.

Tak hanya itu, lantaran ada sebagian keluarga yang belum ikut jalan-jalan. Korban pun rela membawanya kembali ke Bandara Kuala Namu pada malam harinya. Sehingga hari itu korban dua kali bolak-balik ke bandara.

“Hari minggu itu memang ada pesta keluarga di Kota Tebingtinggi, Jadi kami menyewa mobil untuk rombongan ke sana. Saat itu keluarga berangkat ke sana dan juga saya sebagai orangtuanya. Pulang dari situ dia (korban) membawa kami jalan-jalan ke Kuala Namu trus keliling kota Medan,” tambah ibu korban.

“Setelah sorenya kami pulang, dia ngajak ke Kuala Namu lagi untuk membawa adik-adiknya dan juga keponakannya. Jadi dua kali lah dia membawa keluarga jalan-jalan ke Kuala Numu,” tambahnya lagi mengisahkan hari-hari terakhir korban bersama keluarga.

Dari pengakuan keluarga sendiri, pasca kejadian tersebut, mereka sudah memaafkan pelaku. Dan mereka mengatakan mungkin sudah itulah jalan yang sudah ditentukan terhadap korban. “Walaupun kami ribut, anak kami tidak akan bisa kembali lagi. Mungkin sudah itulah jalannya, cuma kami meminta supaya keluarga pelaku memerhatikan anaknya yang masih kecil itu dan juga istri korban,” harapnya sambil mengakhiri pembicaraan. (tun/deo)

 

F : Gatha Ginting/PM Mobil Mercy BK 1 NC milik Hagania Sinukaban, putri ketua Komisi A DPDRD Sumut menabrak seorang supir taxi hingga tewas di Jl Gatot Subroto, Medan.
F : Gatha Ginting/PM
Mobil Mercy BK 1 NC milik Hagania Sinukaban, putri ketua Komisi A DPDRD Sumut menabrak seorang supir taxi hingga tewas di Jl Gatot Subroto, Medan.

MEDAN, SUMUTTTPOS.CO – Nova terduduk lesu di lantai keramik dapur rumahnya di Jl. Kelambir V, Gang Antara, Kec. Hamparan Perak, Deliserdang. Tatapannya kosong menuju keluar melalui pintu samping kanan kediamannya yang semi permanen. Guratan duka masih terlukis jelas di wajahnya yang murung.

Ya, wanita 30 tahun itu tengah berduka karena baru saja kehilangan Sumarja (38). Suami tercintanya tewas ditabrak putri anggota DPRD Sumatera Utara yang diduga mabuk dan kebut-kebutan saat mengemudi, Senin (28/4) malam.

Kepergian Sumirja, jelas sangat melukai dan mungkin takkan bisa dilupakan Nova hingga akhir hayatnya. Apalagi saat kecelakan maut itu, ia tengah menunggu sang suami membawa kado spesial di hari ulang tahunnya. Sangkin terpukulnya, Nova belum sanggup diwawancarai kru koran ini.

“Kakak belum bisa diwawancarai. Ia masih syok berat. Bayangkanlah, malam itu ia menunggu suaminya membawa kado ulang tahunnya ke-30. Tapi yang datang malah maut, suaminya tewas ditabrak orang,” lirih Nana (35), adik kandung Sumarja saat memberi pengertian.

“Memang sedih kali kami rasa, malam itu sekitar pukul 21.00 WIB, dia (Nova) masih sempat menelepon suaminya. Dia mau menanyakan kado apa yang akan dibelikannya. Pada saat itu, suaminya bilang tunggulah di rumah, pasti akan dibawa kado special. Makanya dia sudah berharap kali,” kenang perempuan yang mengenakan jilbab hitam itu dengan mata berkaca-kaca.

Akan tetapi, beberapa jam ditunggu di rumah, Sumarja tak kunjung pulang. Ironisnya, malah petugas Rumah Sakit Advent yang datang menemui Nova ke rumah. Ketika itu petugas itu mengatakan bahwa korban telah menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit. “Nggak terbayangkanku gimana perasaan Nova saat itu,” katanya.

Masih kata Nana, selama ini adiknya bekerja sebagai sopir Taxi Expres dan biasa tidur di loket bus. Akan tetapi pada malam itu, dia sengaja pulang lebih awal lantaran sang istri tengah merayakan haru kelahirannya. Selanjutnya, usai mendapat kabar tersebut, pihak keluarga pun langsung mendatangi rumah sakit dan membawa jenazah korban yang sudah bekerja selama dua tahun itu ke rumah duka. Setelah tiba di rumah duka, jenazah korban langsung dikebumikan pada hari itu juga sekitar pukul 11.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gang Gembira, Kec. Hamparan Perak.

“Tadi sekitar pukul 11 langsung dikebumikan di pemakaman Gang Gembira,” tambah perempuan satu-satunya di keluarga korban tersebut. Sementara saat ditanya apakah pihak keluarga pelaku sudah ada yang menemui mereka? Keluarga korban mengatakan ada, dan keluarga pelaku juga ikut saat menghantar jenazah ke liang lahat. Bahkan, setelah jasad dikebumikan, keluarga pelaku juga masih sempat mengunjungi rumah duka.

“Keluaganya dua kali datang, pas malam sama tadi saat mau dikebumikan. Sejauh ini mereka baik. Dan kami juga berharap supaya mereka memperhatikan istri korban. Apalagi anaknya saat ini masih berusia lima tahun,” tambahnya dengan deraian air mata.

 

SETENGAH BULAN NASI SELALU BASI

Masih pengakuan Nana, kepergian Sumarja untuk selamanya itu sepertinya sudah ia rasakan jauh hari sebelum kejadian. Berhubungan atau tidak, tapi setengah bulan belakangan ini, tiap kali memasak pagi hari, nasi pasti basi.

“Itulah firasatku, awalnya aku tidak menghiraukannya mengapa dua minggu terakhir masakanku selalu basi. Dan baru aku sadari, ternyata itulah pertanda kepergian dari abangku itu,” ujarnya seraya menambahkan bahwa korban adalah anak pertama dari tujuh bersaudara.

Ditanya bagaimana keseharian korban, Nana mengatakan baik-baik saja. Selama ini korban juga jadi panutan di tengah-tengah keluarga mereka. “Memang orangnya baik dan menjadi contoh di keluarga kami. Dia tidak pernah bermasalah dan selalu baik terhadap adik-adiknya dan ibu kami. Karena ayah sudah lama meninggal,” terangnya.

“Kalau dia tidak bekerja, dia cuman bermain-main saja sama anaknya di rumah. Dia baik kali sama anaknya,” tambahnya seraya menambahkan, sebelum jadi sopir korban bekerja sebagai tukang cat rumah.

Selain Nana, ternyata ibu kandung korban, Atik (64) juga merasakan firasat aneh saat melihat perubahan tingkah laku korban. Entah mengapa, beberapa hari sebelum korban pergi untuk selamanya, dia sangat lembut saat berbicara terhadap semua keluarganya.

“Tidak biasanya seperti itu dia (korban) kalau berbicara. Biasanya hanya biasa saja. Tapi entah mengapa beberapa hari ini, kuperhatikan dia kalau bicara selalu lembut terhadap siapa pun. Ternyata itu rupanya pertandanya,” kenang ibu korban.

Namun yang paling membuat keluarga korban terkejut, selama korban sebegai sopir taksi selama ini, korban tak pernah sekali pun mengajak keluarganya untuk jalan-jalan. Akan tetapi, pada Minggu (20/4) lalu, entah mengapa korban tiba-tiba mengajak keluarganya jalan-jalan ke Bandara Kuala Namu dan juga keliling kota Medan.

Tak hanya itu, lantaran ada sebagian keluarga yang belum ikut jalan-jalan. Korban pun rela membawanya kembali ke Bandara Kuala Namu pada malam harinya. Sehingga hari itu korban dua kali bolak-balik ke bandara.

“Hari minggu itu memang ada pesta keluarga di Kota Tebingtinggi, Jadi kami menyewa mobil untuk rombongan ke sana. Saat itu keluarga berangkat ke sana dan juga saya sebagai orangtuanya. Pulang dari situ dia (korban) membawa kami jalan-jalan ke Kuala Namu trus keliling kota Medan,” tambah ibu korban.

“Setelah sorenya kami pulang, dia ngajak ke Kuala Namu lagi untuk membawa adik-adiknya dan juga keponakannya. Jadi dua kali lah dia membawa keluarga jalan-jalan ke Kuala Numu,” tambahnya lagi mengisahkan hari-hari terakhir korban bersama keluarga.

Dari pengakuan keluarga sendiri, pasca kejadian tersebut, mereka sudah memaafkan pelaku. Dan mereka mengatakan mungkin sudah itulah jalan yang sudah ditentukan terhadap korban. “Walaupun kami ribut, anak kami tidak akan bisa kembali lagi. Mungkin sudah itulah jalannya, cuma kami meminta supaya keluarga pelaku memerhatikan anaknya yang masih kecil itu dan juga istri korban,” harapnya sambil mengakhiri pembicaraan. (tun/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/