26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Denny JA : Jokowi Berpeluang Ikuti Kesuksesan SBY di 2014

jokowi_jk1JAKARTA – Dalam pemilihan presiden (Pilpres), pemilih akan menentukan pilihan karena milihat figur sang capres-cawapres. Pemilih tidak terlalu peduli dengan partai apa saja yang mendukung capres-cawapres.

Karena itu, Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yakin Pilpres 2014 akan mengulangi Pilpres 2004; capres dari koalisi ramping mengalahkan capres koalisi partai yang gemuk. Dalam hal ini, pasangan Jokowi-JK, yang memang didukung koalisi partai dengan persentase yang lebih kecil, aka mirip dengan SBY di 2014, yang akhirnya akan keluar sebagai pemenang.

Pada Pilpres 2004, jelas Denny JA, pesona figur SBY melampaui semua capres dari partai besar saat itu. Survei di 2004 mencatat antusiasme publik jauh lebih kuat kepada SBY daripada pada capres lain seperti Megawati, Amien Rais, Wiranto, maupun Hamzah Haz. Di 2004 ini, Denny JA termasuk orang yang sering menyatakan SBY akan menang.

“Kini di 2014, hal yang sama terjadi pada Jokowi. Survei LSI menunjukkan antusiasme publik ke Jokowi jauh melampaui antusiasme ke Prabowo. Publik lebih antusias mendukung Jokowi dengan sukarela ketimbang ke Prabowo. Ini kunci kemenangan Jokowi,” kata Denny JA melalui akun twitter-nya, @DennyJA_WORLD, beberapa saat lalu.

Publik, ungkap Denny, antusias karena menilia Jokowi bisa lebih dipercaya kejujuran, kepedulian, dan kedekatannya dengan rakyat. Antusiasme publik itu tak muncul seketika, tapi hasil jejak Jokowi yang panjang.

Denny mengakui, Prabowo lebih lihai dalam menarik dukungan elit partai sehingga meski Partai Gerindra berada di nomor urut tiga namun berhasil menggandeng lebih banyak partai. Sementara Jokowi memang tidak diberi mandat menarik partai sebanyak-banyaknya, dan melakukan langkah yang lebih strategis untuk menarik pemilih.

“Fungsi partai dalam pilpres memang hanya memberikan tiket saja. Kemenangan datang dari pesona figur sendiri. Hasil survei LSI Mei 2014, menunjukkan bahwa pesona Jokowi di mata pemilih masih jauh lebih kuat. Besar kemungkinan Jokowi mengulangi sukses SBY di 2004. Walau koalisi partai ramping tapi akhirnya menang,” katanya. (ysa/rmo/jpnn)

jokowi_jk1JAKARTA – Dalam pemilihan presiden (Pilpres), pemilih akan menentukan pilihan karena milihat figur sang capres-cawapres. Pemilih tidak terlalu peduli dengan partai apa saja yang mendukung capres-cawapres.

Karena itu, Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yakin Pilpres 2014 akan mengulangi Pilpres 2004; capres dari koalisi ramping mengalahkan capres koalisi partai yang gemuk. Dalam hal ini, pasangan Jokowi-JK, yang memang didukung koalisi partai dengan persentase yang lebih kecil, aka mirip dengan SBY di 2014, yang akhirnya akan keluar sebagai pemenang.

Pada Pilpres 2004, jelas Denny JA, pesona figur SBY melampaui semua capres dari partai besar saat itu. Survei di 2004 mencatat antusiasme publik jauh lebih kuat kepada SBY daripada pada capres lain seperti Megawati, Amien Rais, Wiranto, maupun Hamzah Haz. Di 2004 ini, Denny JA termasuk orang yang sering menyatakan SBY akan menang.

“Kini di 2014, hal yang sama terjadi pada Jokowi. Survei LSI menunjukkan antusiasme publik ke Jokowi jauh melampaui antusiasme ke Prabowo. Publik lebih antusias mendukung Jokowi dengan sukarela ketimbang ke Prabowo. Ini kunci kemenangan Jokowi,” kata Denny JA melalui akun twitter-nya, @DennyJA_WORLD, beberapa saat lalu.

Publik, ungkap Denny, antusias karena menilia Jokowi bisa lebih dipercaya kejujuran, kepedulian, dan kedekatannya dengan rakyat. Antusiasme publik itu tak muncul seketika, tapi hasil jejak Jokowi yang panjang.

Denny mengakui, Prabowo lebih lihai dalam menarik dukungan elit partai sehingga meski Partai Gerindra berada di nomor urut tiga namun berhasil menggandeng lebih banyak partai. Sementara Jokowi memang tidak diberi mandat menarik partai sebanyak-banyaknya, dan melakukan langkah yang lebih strategis untuk menarik pemilih.

“Fungsi partai dalam pilpres memang hanya memberikan tiket saja. Kemenangan datang dari pesona figur sendiri. Hasil survei LSI Mei 2014, menunjukkan bahwa pesona Jokowi di mata pemilih masih jauh lebih kuat. Besar kemungkinan Jokowi mengulangi sukses SBY di 2004. Walau koalisi partai ramping tapi akhirnya menang,” katanya. (ysa/rmo/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/