31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Golkar Mainkan Politik Dua Kaki

Partai Golkar (PG) dinilai memainkan skenario politik seperti pada pemilihan presiden (Pilpres) 2004 lalu untuk  Pilpres pada  9 Juli mendatang. Pada Pilpres 2004 lalu, secara formal Partai Golkar mengusung pasangan Wiranto dan Salahudin Wahid. Namun, diam-diam Golkar juga ikut menyukseskan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK).

Jokowi-JK
Jokowi-JK

JAKARTA-Pada Pilpres 2014, secara formal Golkar mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa. Namun secara diam-diam Golkar juga pasti mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan JK. Alasannya, JK adalah kader senior Partai Golkar.

Politikus partai Golkar, Poempida Hidayatulloh, mengatakan banyak kader Golkar yang tak menyetujui dukungan Ketua Umum Aburizal Bakrie terhadap majunya Prabowo Subianto sebagai calon presiden. “Banyak pengurus daerah yang sudah menghubungi saya dan menyatakan siap mensukseskan Jokowi-JK,” kata Poempida saat dihubungi wartawan koran ini, Senin (19/5).

Menurut Poempida, dukungan dari pengurus daerah tak akan membawa struktur Golkar secara resmi. Dukungan akan diberikan secara individu. Sedangkan struktur resmi partai tetap akan tunduk kepada keputusan Aburizal sesuai dengan hasil Rapimnas Golkar pada Minggu (18/5) lalu.

Selain dari pengurus daerah, dukungan terhadap pasangan Jokowi-JK, kata Poempida, juga disampaikan oleh sejumlah pengurus organisasi sayap dan pendiri Golkar. “Dukungan kami anggap sah-sah saja selama tak membawa dan menggunakan atribut partai,” tegasnya.

Pencalonan JK sebagai wakil presiden mendampingi Jokowi, kata Poempida, juga tak membawa atribut Partai Golkar. Pengusaha asal Makassar itu maju dalam kapasitas personal. Menurut Poempida, selama ini survei yang dilakukan terhadap Jusuf Kalla selalu dalam kapasitas personal, dan bukan sebagai mantan Ketua Umum Golkar. “Elektabilitas Kalla itu tinggi itu secara pribadi dan tak pernah dikorelasikan sebagai kader partai Golkar,” ujarnya.

Kendati tak mendapat restu partai, sejumlah kader Golkar yang tergabung dalam tim pemenangan JK, kata Poempida, tetap akan bertugas. Mereka akan melakukan sosialisasi dan kampanye untuk kemenangan Jokowi dan JK. Namun Poempida memastikan, bila Jokowi-JK menang nanti, tim pemenangan JK tak berniat mengambil alih kepemimpinan di Golkar seperti pada 2004.

“Kami tak akan melakukkan manuver politik. Kami hormati keputusan partai dan kami hanya akan fokus memenangkan Jokowi-JK,” katanya.

Deklarasi JK sebagai calon wakil presiden Joko Widodo usungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diresmikan Senin (19/5) pagi di Gedung Joang ’45 di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, yang dilanjutkan pendaftaran administrasi ke Kantor KPU Pusat.

Hanya saja, kemarin siang, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie menyatakan dukungan partainya secara resmi terhadap pasangan Prabowo-Hatta Rajasa dalam Pilpres 9 Juli.

Sekjen Partai Golkar Idrus Marham berkeyakinan, keputusan politik yang diambil salah satu kader terbaik partainya Jusuf Kalla menjadi pendamping Jokowi yang notabene diusung PDIP, tak akan membuat kader Golkar di daerah membelot.

“Kekuatan Partai Golkar itu ada pada sistem yang efektif dan kepemimpinan yang kuat,” kata Idrus Marham, Senin (19/5).

Dia mengatakan, begitu keputusan DPP terkait arah koalisi dilakukan, seluruh keluarga besar Partai Golkar siap mengamankan.

“Bukan hanya bagaimana mengamankan saja, tapi seluruh keluarga besar Partai Golkar akan memperjuangkan dan memastikan keputusan berjalan sesuai yang diarahkan,” ujarnya.

Apakah ada sanksi bagi JK yang telah resmi menjadi cawapres Jokowi? Idrus tak menjawabnya dengan tegas. “JK (menjadi cawapres Jokowi) seorang profesional,” ucapnya.

Dia memastikan pucuk pimpinan Partai Golkar Aburizal Bakrie dalam berbagai kesempatan tidak melarang kader Golkar maju di Pilpres 2014. Hanya saja Ketum sudah mewanti-wanti, kader Golkar yang maju di Pilpres harus mengundurkan diri jika memiliki jabatan di legislatif maupun struktur kepartaian. “Yang bersangkutan juga tidak boleh menggunakan simbol atau atribut partai,” tegasnya.

Partai Golkar, lanjut Marham, optimistis keputusan dewan pimpinan pusat (DPP) mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa akan diamankan pengurus hingga kader partai berlambang pohon beringin itu yang ada di daerah.

Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahuddin di Jakarta, Senin (19/5), menjelaskan, dalam konteks pertarungan strategi politik, Golkar adalah pemenangnya. Golkar pada akhirnya bisa masuk ke kubu Jokowi, tetapi juga ada di dalam kubu Prabowo.

“Skenario politik yang dimainkan oleh JK dan Golkar persis seperti yang mereka praktikan pada Pemilu 2004 lalu, yaitu politik dua kaki,” kata Said. “Mau Jokowi ataupun Prabowo yang memenangkan Pilpres, Golkar tetap akan masuk dalam pemerintahan mendatang,” imbuhnya.

Dia juga mengemukakan mengapa Jokowi akhirnya memilih JK daripada Ketua KPK Abraham Samad. Pertama, karena lobi dan dukungan politik pendukung JK kepada Megawati lebih kuat daripada Samad. Kedua, JK juga lebih siap dibandingkan Samad dalam soal pendanaan Pilpres, karena dia adalah pengusaha besar dan didukung pula oleh sejumlah konglomerat, sementara Samad duitnya cekak. Ketiga, poros PDI-P memperhitungkan kelebihan lain yang dimiliki oleh JK terkait peluang bagi mantan wapres itu untuk menarik dukungan Golkar di parlemen apabila Jokowi-JK memenangkan Pilpres.

Sementara, Prabowo dalam pidatonya saat deklarasi  di depan ratusan pendukung dan pimpinan partai politik pengusungnya di Rumah Polonia, Jakarta, Senin (19/5) siang, mengungkapkan, kekagumannya karena mendapat dukungan Golkar. Dia berkomentar secara politik dukungan tersebut sangat tidak masuk akal.

Menurut Prabowo, di antara partai pendukungnya, Golkar memiliki suara terbanyak pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 lalu. Selain itu, Golkar sebenarnya juga sudah jauh-jauh hari menetapkan ketua umumnya, Aburizal Bakrie alias Ical sebagai capres.

“Pak Aburizal saya tahu kader terbaik Indonesia, tapi bersedia mendukung saya dan Pak Hatta Rajasa. Ini sesuatu yang tidak bisa dibayangkan oleh pengamat politik terhebat sekalipun,” kata Prabowo lantang

Prabowo menganggap Golkar telah menunjukkan kedewasaan politik dengan mendahulukan kepentingan bangsa. “Jadi king maker, Golkar penentu nasib bangsa Indonesia. Kita menjadi kekuatan besar untuk menyelamatkan bangsa Indonesia,” ujar mantan Danjen Kopassus TNI AD itu.

Hal yang sama juga ditemui Prabowo di partai-partai pendukung lainnya. Dikatakannya, seluruh partai pendukung sebenarnya memiliki kader yang layak untuk jadi calon wakil presiden (cawapres). Namun, mereka semua rela menyerahkan keputusan terakhir di tangan Prabowo.

Prabowo pun mengaku kagum dengan kebesaran hati partai-partai pendukungnya. “Sebagai contoh PKS mereka punya 3 calon terbaik tapi Ustaz Hilmi (Ketua Majelis Syura PKS) bilang, kalau bapak memilih yang lain kami tidak keberatan, kami rela. Luar biasa sifat negarawan seperti itu. Sama dengan Pak Suryadharma PPP yang mendukung tanpa syarat,” paparnya.

Meski puas dengan koalisi yang ada di belakangnya, Prabowo mengaku sempat kewalahan membentuknya. Menurutnya, lobi-lobi politik jauh lebih berat dari pekerjaan seorang tentara.

“Saya mantan prajurit mengakui bahwa politik ini lebih melelahkan. Jadi semua pengalaman saya di tentara belum apa-apanya menghadapi politik di Indonesia,” tandasnya.

Daftar ke KPU

Setelah mengumumkan pendeklarasian calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-JKmencium Bendera Merah Putih di Gedung Joang 45, Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Ritual ‘cium bendera’ juga pernah dilakukan Jokowi di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara saat pendeklarasian dirinya menjadi calon presiden dari PDI-P, Jumat (14/3).

Keduanya tiba di Gedung Joang sekitar pukul 11.40 WIB dan langsung berjalan menuju panggung tempat deklarasi di halaman belakang gedung bekas tempat pengkaderan pemuda-pemudi bangsa oleh Soekarno-Hatta.

Sesaat sebelum deklarasi, penyanyi Edo Kondologit memimpin lagu Indonesia Pusaka dan Indonesia Raya.

“Setelah melalui perenungan-perenungan, konsultasi dan pertimbangan dengan seluruh ketua partai dan pendukung, PDIP, NasDem, PKB dan Hanura khususnya juga pertimbangan Ketua Umum Megawati, tadi telah diputuskan cawapres yang akan mendampingi saya adalah Muhammad Jusuf Kalla. Kita mempunyai keyakinan insya Allah kami berdua akan membawa gerakan perubahan di negara yang kita cintai ini,” kata Jokowi di Gedung Joang.

Pasangan Jokowi-JK yang merupakan pasangan calon presiden yang diusung PDI-P bersama mitra koalisinya seperti Partai NasDem, PKB, dan Partai Hanura itu tampak kompak mengenakan kemeja putih berlengan panjang.

Momen deklarasi hanya berlangsung sekitar 30 menit. Setelah itu, keduanya langsung bertolak ke rumah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar.

Politisi PDIP Medan yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Medan, Hasyim, meyakini pasangan Jokowi-JK akan merebut suara pada Pilpres 2014 mendatang, lebih dari 60 persen dari jumlah pemilih di kota Medan.

“Pasangan Jokowi-JK di mata kader PDI Perjuangan dan masyarakat kota Medan sangat ideal karena di dalam pasangan ini terdapat sosok Bhineka Tunggal Ika,” katanya saat dikontak wartawan, Senin (17/5).

Menurut dia,  pasangan Jokowi-JK ini mampu membawa Indonesia menuju arah yang dicita-citakan founding father Indonesia dalam mewujudkan slogan ‘Indonesia Hebat’.

“Saya melihat gabungan antara orang muda dan orang tua. Keduanya punya kelebihan dan kelemahan, sehingga bila disandingkan menjadi pasangan yang sempurna,” kata Hasyim.

Warga Kota Medan, lanjutnya, gembira dengan pasangan ini karena muda tua serta dari barat dan timur. Ia pun mengatakan, JK  memiliki pengalaman dalam memimpin Indonesia sehingga kalau dipasangkan dengan orang yang santun dan dekat masyarakat maka pasangan ini merupakan masyarakat yang sempurna.

“Saya yakin pasangan ini akan meraih suara di atas 60 persen seperti PDIP sukses dalam meraih suara dan kursi terbanyak di kota pada pada pemilihan presiden yang lalu,” pungkasnya. (gir/bbs/val)

Partai Golkar (PG) dinilai memainkan skenario politik seperti pada pemilihan presiden (Pilpres) 2004 lalu untuk  Pilpres pada  9 Juli mendatang. Pada Pilpres 2004 lalu, secara formal Partai Golkar mengusung pasangan Wiranto dan Salahudin Wahid. Namun, diam-diam Golkar juga ikut menyukseskan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK).

Jokowi-JK
Jokowi-JK

JAKARTA-Pada Pilpres 2014, secara formal Golkar mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa. Namun secara diam-diam Golkar juga pasti mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan JK. Alasannya, JK adalah kader senior Partai Golkar.

Politikus partai Golkar, Poempida Hidayatulloh, mengatakan banyak kader Golkar yang tak menyetujui dukungan Ketua Umum Aburizal Bakrie terhadap majunya Prabowo Subianto sebagai calon presiden. “Banyak pengurus daerah yang sudah menghubungi saya dan menyatakan siap mensukseskan Jokowi-JK,” kata Poempida saat dihubungi wartawan koran ini, Senin (19/5).

Menurut Poempida, dukungan dari pengurus daerah tak akan membawa struktur Golkar secara resmi. Dukungan akan diberikan secara individu. Sedangkan struktur resmi partai tetap akan tunduk kepada keputusan Aburizal sesuai dengan hasil Rapimnas Golkar pada Minggu (18/5) lalu.

Selain dari pengurus daerah, dukungan terhadap pasangan Jokowi-JK, kata Poempida, juga disampaikan oleh sejumlah pengurus organisasi sayap dan pendiri Golkar. “Dukungan kami anggap sah-sah saja selama tak membawa dan menggunakan atribut partai,” tegasnya.

Pencalonan JK sebagai wakil presiden mendampingi Jokowi, kata Poempida, juga tak membawa atribut Partai Golkar. Pengusaha asal Makassar itu maju dalam kapasitas personal. Menurut Poempida, selama ini survei yang dilakukan terhadap Jusuf Kalla selalu dalam kapasitas personal, dan bukan sebagai mantan Ketua Umum Golkar. “Elektabilitas Kalla itu tinggi itu secara pribadi dan tak pernah dikorelasikan sebagai kader partai Golkar,” ujarnya.

Kendati tak mendapat restu partai, sejumlah kader Golkar yang tergabung dalam tim pemenangan JK, kata Poempida, tetap akan bertugas. Mereka akan melakukan sosialisasi dan kampanye untuk kemenangan Jokowi dan JK. Namun Poempida memastikan, bila Jokowi-JK menang nanti, tim pemenangan JK tak berniat mengambil alih kepemimpinan di Golkar seperti pada 2004.

“Kami tak akan melakukkan manuver politik. Kami hormati keputusan partai dan kami hanya akan fokus memenangkan Jokowi-JK,” katanya.

Deklarasi JK sebagai calon wakil presiden Joko Widodo usungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diresmikan Senin (19/5) pagi di Gedung Joang ’45 di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, yang dilanjutkan pendaftaran administrasi ke Kantor KPU Pusat.

Hanya saja, kemarin siang, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie menyatakan dukungan partainya secara resmi terhadap pasangan Prabowo-Hatta Rajasa dalam Pilpres 9 Juli.

Sekjen Partai Golkar Idrus Marham berkeyakinan, keputusan politik yang diambil salah satu kader terbaik partainya Jusuf Kalla menjadi pendamping Jokowi yang notabene diusung PDIP, tak akan membuat kader Golkar di daerah membelot.

“Kekuatan Partai Golkar itu ada pada sistem yang efektif dan kepemimpinan yang kuat,” kata Idrus Marham, Senin (19/5).

Dia mengatakan, begitu keputusan DPP terkait arah koalisi dilakukan, seluruh keluarga besar Partai Golkar siap mengamankan.

“Bukan hanya bagaimana mengamankan saja, tapi seluruh keluarga besar Partai Golkar akan memperjuangkan dan memastikan keputusan berjalan sesuai yang diarahkan,” ujarnya.

Apakah ada sanksi bagi JK yang telah resmi menjadi cawapres Jokowi? Idrus tak menjawabnya dengan tegas. “JK (menjadi cawapres Jokowi) seorang profesional,” ucapnya.

Dia memastikan pucuk pimpinan Partai Golkar Aburizal Bakrie dalam berbagai kesempatan tidak melarang kader Golkar maju di Pilpres 2014. Hanya saja Ketum sudah mewanti-wanti, kader Golkar yang maju di Pilpres harus mengundurkan diri jika memiliki jabatan di legislatif maupun struktur kepartaian. “Yang bersangkutan juga tidak boleh menggunakan simbol atau atribut partai,” tegasnya.

Partai Golkar, lanjut Marham, optimistis keputusan dewan pimpinan pusat (DPP) mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa akan diamankan pengurus hingga kader partai berlambang pohon beringin itu yang ada di daerah.

Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahuddin di Jakarta, Senin (19/5), menjelaskan, dalam konteks pertarungan strategi politik, Golkar adalah pemenangnya. Golkar pada akhirnya bisa masuk ke kubu Jokowi, tetapi juga ada di dalam kubu Prabowo.

“Skenario politik yang dimainkan oleh JK dan Golkar persis seperti yang mereka praktikan pada Pemilu 2004 lalu, yaitu politik dua kaki,” kata Said. “Mau Jokowi ataupun Prabowo yang memenangkan Pilpres, Golkar tetap akan masuk dalam pemerintahan mendatang,” imbuhnya.

Dia juga mengemukakan mengapa Jokowi akhirnya memilih JK daripada Ketua KPK Abraham Samad. Pertama, karena lobi dan dukungan politik pendukung JK kepada Megawati lebih kuat daripada Samad. Kedua, JK juga lebih siap dibandingkan Samad dalam soal pendanaan Pilpres, karena dia adalah pengusaha besar dan didukung pula oleh sejumlah konglomerat, sementara Samad duitnya cekak. Ketiga, poros PDI-P memperhitungkan kelebihan lain yang dimiliki oleh JK terkait peluang bagi mantan wapres itu untuk menarik dukungan Golkar di parlemen apabila Jokowi-JK memenangkan Pilpres.

Sementara, Prabowo dalam pidatonya saat deklarasi  di depan ratusan pendukung dan pimpinan partai politik pengusungnya di Rumah Polonia, Jakarta, Senin (19/5) siang, mengungkapkan, kekagumannya karena mendapat dukungan Golkar. Dia berkomentar secara politik dukungan tersebut sangat tidak masuk akal.

Menurut Prabowo, di antara partai pendukungnya, Golkar memiliki suara terbanyak pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 lalu. Selain itu, Golkar sebenarnya juga sudah jauh-jauh hari menetapkan ketua umumnya, Aburizal Bakrie alias Ical sebagai capres.

“Pak Aburizal saya tahu kader terbaik Indonesia, tapi bersedia mendukung saya dan Pak Hatta Rajasa. Ini sesuatu yang tidak bisa dibayangkan oleh pengamat politik terhebat sekalipun,” kata Prabowo lantang

Prabowo menganggap Golkar telah menunjukkan kedewasaan politik dengan mendahulukan kepentingan bangsa. “Jadi king maker, Golkar penentu nasib bangsa Indonesia. Kita menjadi kekuatan besar untuk menyelamatkan bangsa Indonesia,” ujar mantan Danjen Kopassus TNI AD itu.

Hal yang sama juga ditemui Prabowo di partai-partai pendukung lainnya. Dikatakannya, seluruh partai pendukung sebenarnya memiliki kader yang layak untuk jadi calon wakil presiden (cawapres). Namun, mereka semua rela menyerahkan keputusan terakhir di tangan Prabowo.

Prabowo pun mengaku kagum dengan kebesaran hati partai-partai pendukungnya. “Sebagai contoh PKS mereka punya 3 calon terbaik tapi Ustaz Hilmi (Ketua Majelis Syura PKS) bilang, kalau bapak memilih yang lain kami tidak keberatan, kami rela. Luar biasa sifat negarawan seperti itu. Sama dengan Pak Suryadharma PPP yang mendukung tanpa syarat,” paparnya.

Meski puas dengan koalisi yang ada di belakangnya, Prabowo mengaku sempat kewalahan membentuknya. Menurutnya, lobi-lobi politik jauh lebih berat dari pekerjaan seorang tentara.

“Saya mantan prajurit mengakui bahwa politik ini lebih melelahkan. Jadi semua pengalaman saya di tentara belum apa-apanya menghadapi politik di Indonesia,” tandasnya.

Daftar ke KPU

Setelah mengumumkan pendeklarasian calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-JKmencium Bendera Merah Putih di Gedung Joang 45, Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Ritual ‘cium bendera’ juga pernah dilakukan Jokowi di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara saat pendeklarasian dirinya menjadi calon presiden dari PDI-P, Jumat (14/3).

Keduanya tiba di Gedung Joang sekitar pukul 11.40 WIB dan langsung berjalan menuju panggung tempat deklarasi di halaman belakang gedung bekas tempat pengkaderan pemuda-pemudi bangsa oleh Soekarno-Hatta.

Sesaat sebelum deklarasi, penyanyi Edo Kondologit memimpin lagu Indonesia Pusaka dan Indonesia Raya.

“Setelah melalui perenungan-perenungan, konsultasi dan pertimbangan dengan seluruh ketua partai dan pendukung, PDIP, NasDem, PKB dan Hanura khususnya juga pertimbangan Ketua Umum Megawati, tadi telah diputuskan cawapres yang akan mendampingi saya adalah Muhammad Jusuf Kalla. Kita mempunyai keyakinan insya Allah kami berdua akan membawa gerakan perubahan di negara yang kita cintai ini,” kata Jokowi di Gedung Joang.

Pasangan Jokowi-JK yang merupakan pasangan calon presiden yang diusung PDI-P bersama mitra koalisinya seperti Partai NasDem, PKB, dan Partai Hanura itu tampak kompak mengenakan kemeja putih berlengan panjang.

Momen deklarasi hanya berlangsung sekitar 30 menit. Setelah itu, keduanya langsung bertolak ke rumah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar.

Politisi PDIP Medan yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Medan, Hasyim, meyakini pasangan Jokowi-JK akan merebut suara pada Pilpres 2014 mendatang, lebih dari 60 persen dari jumlah pemilih di kota Medan.

“Pasangan Jokowi-JK di mata kader PDI Perjuangan dan masyarakat kota Medan sangat ideal karena di dalam pasangan ini terdapat sosok Bhineka Tunggal Ika,” katanya saat dikontak wartawan, Senin (17/5).

Menurut dia,  pasangan Jokowi-JK ini mampu membawa Indonesia menuju arah yang dicita-citakan founding father Indonesia dalam mewujudkan slogan ‘Indonesia Hebat’.

“Saya melihat gabungan antara orang muda dan orang tua. Keduanya punya kelebihan dan kelemahan, sehingga bila disandingkan menjadi pasangan yang sempurna,” kata Hasyim.

Warga Kota Medan, lanjutnya, gembira dengan pasangan ini karena muda tua serta dari barat dan timur. Ia pun mengatakan, JK  memiliki pengalaman dalam memimpin Indonesia sehingga kalau dipasangkan dengan orang yang santun dan dekat masyarakat maka pasangan ini merupakan masyarakat yang sempurna.

“Saya yakin pasangan ini akan meraih suara di atas 60 persen seperti PDIP sukses dalam meraih suara dan kursi terbanyak di kota pada pada pemilihan presiden yang lalu,” pungkasnya. (gir/bbs/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/