26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dua Negara Saling Tuding

Kapal China serang perahu Vietnam.
Kapal China serang perahu Vietnam.

HANOI, SUMUTPOS.CO – Ketegangan antara Vietnam dan Tiongkok semakin memuncak. Padahal, kasus kerusuhan masal anti-Tiongkok di Vietnam yang menewaskan dua orang belum selesai. Namun, kini ada kasus baru. Sebuah kapal nelayan milik Vietnam ditenggelamkan kapal-kapal Tiongkok ketika berada di perairan yang disengketakan dua negara tersebut.

Awalnya, kapal nelayan milik warga Vietnam itu melintasi kepulauan Paracel. Kepulauan yang tidak berpenghuni tersebut diperebutkan dua pihak sejak lama. Tiongkok juga telah melakukan pengeboran di wilayah yang diduga kaya minyak itu.

Berdasar keterangan Tiongkok di Xinhua, perahu milik Vietnam tersebut mengganggu kapal nelayan Tiongkok lebih dulu. Menurut Tiongkok, Vietnam kerap mengirimkan kapal-kapal untuk mengganggu pengeboran minyak di wilayah tersebut. Salah satunya, kapal nelayan yang berakhir tenggelam itu. Kapal nelayan tersebut dinyatakan menyerang kapal Tiongkok, namun akhirnya malah tenggelam sendiri.

Keterangan itu berbeda dengan cerita nelayan yang kapalnya ditenggelamkan. Menurut mereka, tiba-tiba ada lebih dari 40 kapal Tiongkok yang mengelilingi kapal nelayan tersebut. Kapal-kapal itu lantas menabrak kapal nelayan tersebut. Karena itu, kapal milik nelayan akhirnya tenggelam.

Namun, para nelayan tidak ikut tenggelam. Kapal nelayan lain milik Vietnam menyelamatkan awak kapal yang tenggelam. Mereka akhirnya dibawa ke daratan. “Saya menegaskan bahwa kapal nelayan (Vietnam, Red) dari Kota Da Nang dikelilingi 40 kapal Tiongkok lebih dulu sebelum dihantam hingga tenggelam. Sepuluh kru kapal berhasil diselamatkan,” tegas Kepala Penyelamat Pantai Vietnam Nguyen Quang Dam.

Serangan kapal Tiongkok terhadap kapal Vietnam bukan kali pertama. Sebelumnya, kapal milik Tiongkok menyerang kapal patroli Vietnam dengan water cannon. Dua kapal akhirnya bertabrakan. Kapal milik Vietnam rusak. Namun, kali ini serangan Tiongkok cukup fatal. Sebab, kapal Vietnam itu tenggelam.

Kejadian tersebut diperkirakan tidak akan berakhir sampai di sini. Apalagi dua pihak mengklaim wilayah tersebut sebagai teritorinya. Puluhan kapal nelayan kerap berlayar di area yang disengketakan tersebut. Kapal Tiongkok juga banyak yang berlayar di sana.

Sementara itu, juru bicara Pemerintah Jepang Yoshihide Suga menegaskan bahwa tindakan Negeri Panda tersebut berada di luar batas. Jepang juga bersitegang dengan Tiongkok atas masalah perbatasan. Menurut dia, tindakan Tiongkok itu benar-benar berbahaya. “Negara yang terlibat seharusnya tidak malah meningkatkan ketegangan, tetapi berpikir dengan kepala dingin dan mempelajari hukum-hukum internasional,” ujarnya.

Sengketa dua negara atas wilayah di Laut China Selatan itu memang tidak kunjung reda. Ketegangan semakin memuncak ketika Tiongkok melakukan pengeboran di wilayah yang disengketakan tersebut. Karena itu, Vietnam berencana menggugat Tiongkok ke Pengadilan Internasional. Vietnam juga bakal melaporkan berbagai serangan dari kapal Tiongkok. (Reuters/AFP/BBC/sha/c20/tia)

Kapal China serang perahu Vietnam.
Kapal China serang perahu Vietnam.

HANOI, SUMUTPOS.CO – Ketegangan antara Vietnam dan Tiongkok semakin memuncak. Padahal, kasus kerusuhan masal anti-Tiongkok di Vietnam yang menewaskan dua orang belum selesai. Namun, kini ada kasus baru. Sebuah kapal nelayan milik Vietnam ditenggelamkan kapal-kapal Tiongkok ketika berada di perairan yang disengketakan dua negara tersebut.

Awalnya, kapal nelayan milik warga Vietnam itu melintasi kepulauan Paracel. Kepulauan yang tidak berpenghuni tersebut diperebutkan dua pihak sejak lama. Tiongkok juga telah melakukan pengeboran di wilayah yang diduga kaya minyak itu.

Berdasar keterangan Tiongkok di Xinhua, perahu milik Vietnam tersebut mengganggu kapal nelayan Tiongkok lebih dulu. Menurut Tiongkok, Vietnam kerap mengirimkan kapal-kapal untuk mengganggu pengeboran minyak di wilayah tersebut. Salah satunya, kapal nelayan yang berakhir tenggelam itu. Kapal nelayan tersebut dinyatakan menyerang kapal Tiongkok, namun akhirnya malah tenggelam sendiri.

Keterangan itu berbeda dengan cerita nelayan yang kapalnya ditenggelamkan. Menurut mereka, tiba-tiba ada lebih dari 40 kapal Tiongkok yang mengelilingi kapal nelayan tersebut. Kapal-kapal itu lantas menabrak kapal nelayan tersebut. Karena itu, kapal milik nelayan akhirnya tenggelam.

Namun, para nelayan tidak ikut tenggelam. Kapal nelayan lain milik Vietnam menyelamatkan awak kapal yang tenggelam. Mereka akhirnya dibawa ke daratan. “Saya menegaskan bahwa kapal nelayan (Vietnam, Red) dari Kota Da Nang dikelilingi 40 kapal Tiongkok lebih dulu sebelum dihantam hingga tenggelam. Sepuluh kru kapal berhasil diselamatkan,” tegas Kepala Penyelamat Pantai Vietnam Nguyen Quang Dam.

Serangan kapal Tiongkok terhadap kapal Vietnam bukan kali pertama. Sebelumnya, kapal milik Tiongkok menyerang kapal patroli Vietnam dengan water cannon. Dua kapal akhirnya bertabrakan. Kapal milik Vietnam rusak. Namun, kali ini serangan Tiongkok cukup fatal. Sebab, kapal Vietnam itu tenggelam.

Kejadian tersebut diperkirakan tidak akan berakhir sampai di sini. Apalagi dua pihak mengklaim wilayah tersebut sebagai teritorinya. Puluhan kapal nelayan kerap berlayar di area yang disengketakan tersebut. Kapal Tiongkok juga banyak yang berlayar di sana.

Sementara itu, juru bicara Pemerintah Jepang Yoshihide Suga menegaskan bahwa tindakan Negeri Panda tersebut berada di luar batas. Jepang juga bersitegang dengan Tiongkok atas masalah perbatasan. Menurut dia, tindakan Tiongkok itu benar-benar berbahaya. “Negara yang terlibat seharusnya tidak malah meningkatkan ketegangan, tetapi berpikir dengan kepala dingin dan mempelajari hukum-hukum internasional,” ujarnya.

Sengketa dua negara atas wilayah di Laut China Selatan itu memang tidak kunjung reda. Ketegangan semakin memuncak ketika Tiongkok melakukan pengeboran di wilayah yang disengketakan tersebut. Karena itu, Vietnam berencana menggugat Tiongkok ke Pengadilan Internasional. Vietnam juga bakal melaporkan berbagai serangan dari kapal Tiongkok. (Reuters/AFP/BBC/sha/c20/tia)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/