SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Permintaan televisi LCD dan LED masih tinggi. Diperkirakan rata-rata pertumbuhan penjualan tiap tahun sebesar 20 persen sampai 30 persen.
Product Marketing Supervisor untuk Produk Visual PT Panasonic Gobel Indonesia David Karlowee pertumbuhan yang masih signifikan tersebut didominasi untuk kelas menengah ke bawah. Di mana kelas tersebut masih mendominasi dari total penjualan televisi nasional.
“Saat ini permintaan televisi saat ini didominasi fitur standar dengan ukuran layar 32 inchi ke bawah. Sebab kelas tersebut masih transisi dari televisi tabung ke LCD dan LED. Makanya, permintaan di Indonesia yang sebesar 20-30 persen per tahun itu masih tinggi dibandingkan di negara maju. Di negara maju sudah tidak terlalu signifikan kenaikannya,” urainya.
Bahkan pertumbuhan permintaan TV LCD dan LED melebihi peralatan elektronik rumah tangga lain. Seperti AC yang hanya tumbuh lima persen tiap tahun. Oleh karena itu, produsen global juga bersaing melihat ceruk pasar di Indonesia terutama untuk televisi dengan fitur standar berukuran 32 inchi ke bawah.
“Sebelumnya, kami juga tidak memiliki jajaran produk untuk segmen tersebut. Tapi karena pasarnya cukup potensial, makanya juga mengeluarkan produk yang menyasar segmen tersebut,” terang dia. Secara nasional, market share produk televisi 32 inchi ke bawah mencapai 80 persen, sisanya 20 persen diisi televisi 32 inchi ke atas dengan fitur tambahan.
Tapi persaingan pasar di segmen menengah atas juga tidak kalah ketat. Sebab juga memiliki potensi pasar yang tidak kalah besar. Oleh karena itu, pihaknya juga mengeluarkan televisi dengan fitur tambahan seperti teknologi cloud. “Memang secara nasional, pangsa pasar jenis smart TV ini tidak besar. Perkiraan kami hanya 20 persen dari total televisi yang memiliki fitur tambahan,” terang dia.
Diakui, pasar televisi nasional banyak didominasi merek Korea yang memiliki banyak fitur tambahan. Itu ditambah dengan konsumen masa kini lebih menyukai televisi yang disematkan beragam fitur.
David mengatakan penjualan televisi dua bulan ke depan tidak terlalu terpengaruh agenda politik. Sebab penjualan televisi terkerek dengan momen piala dunia. Diperkirakan, momen tersebut bisa mengerek penjualan televisi antara 30-40 persen. (res)