25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Siswa SMA Sodomi 8 Bocah di Sibolga

Sodomi-Ilustrasi
Sodomi-Ilustrasi

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – ZL (17), pelajar salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Sibolga diamankan petugas dari rumahnya Minggu (1/6). JL dituding telah menyodomi 8 bocah warga Sikaje-kaje, Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan, yang tak lain adalah tentangganya sendiri.

Nadraini Tobing (37), seorang keluarga korban mengaku, kesal dengan ulah ZL. RT (8) yang merupakan anak kandung adiknya sendiri menjadi korban nafsu bejat terduga pelaku yang terakhir. Sebab, katanya, selain RT masih banyak anak-anak lain yang juga menjadi korban.

“Kebetulan orangtuanya lagi sakit jadi saya yang mendampingi RT. Dan RT merupakan korban terakhir pelaku. Karena, masih banyak lagi anak-anak lain yang diperlakukan sama oleh pelaku,” ungkap Nadraini, Minggu (1/6).

Diterangkannya, terbongkarnya kasus tersebut bermula sekitar dua minggu yang lalu, dari salah seorang tetangganya yang melapor bahwa RT menjadi korban sodomi ZL. Mendapat informasi tersebut, Nadraini langsung menjemput RT dari sekolahnya. Saat ditanya kebenaran dari laporan tersebut, RT mengakuinya dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.

“Ada tetangga yang datang ke rumah, katanya kalau RT sudah disodomi ZL. Mendengar itu, aku langsung pergi ke sekolahnya, kebetulan saat itu Sabtu, RT langsung kubawa ke rumah untuk meminta keterangannya. Ternyata benar, RT menceritakan kejadian yang sebenarnya,” ungkapnya.

Kemudian, lanjut Nadriani, ia bersama keluarga lainnya langsung membuat laporan ke pihak berwajib. Namun, setelah terbongkarnya kasus tersebut, ZL tidak pernah lagi kelihatan di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Nadriani menduga, pelaku diungsikan sementara oleh keluarganya.

“Langsung kami laporkan ke polisi agar pelaku ditangkap. Dan sejak terbongkarnya kasus itu, pelaku sudah tidak kelihatan lagi di sekitar lingkungan kami,” akunya.

Orangtua lainnya yang takut anaknya juga ikut menjadi korban menanyai anaknya masing-masing. Dan sebagian orangtua langsung emosi saat mengetahui dari pengakuan anaknya, bahwa ikut menjadi korban.

“Kemudian orangtua yang lain menanyai anak-anaknya masing-masing, apakah pernah diperlakukan sama oleh ZL seperti yang dilakukannya terhadap RT. Ternyata sebagian anak dilingkungan kami itu mengakui kalau mereka pernah diperlakukan sama, namun kejadiannya sudah lama sekitar 2 hingga 3 tahun yang lalu,” bebernya.

Minggu (1/6) siang sekira pukul 11.00 WIB, amarah para orangtua memuncak ketika melihat terduga pelaku mulai berkeliaran disekitar lingkungan mereka.

Warga kemudian bermaksud melampiaskan amarahnya terhadap pelaku. Namun, oleh Nadriani melarang dan menyarankan agar persoalan tersebut disampaikan kepada kepala lingkungan setempat.

Tak berapa lama kemudian, kata Nadriani, polisi dari Polsek Sibolga Selatan datang menjemput pelaku.

“Sempat mau dimassa, tapi kubilang jangan, kita sampaikan saja kepada kepling. Entah siapa yang melapor, tiba-tiba sudah datang saja polisi dan membawanya,” tutur Nadriani, yang ikut mendatangi Polsek Sibolga Selatan bersama warga lainnya.

Kapolsek Sibolga Selatan, AKP Suteja Atmaja yang ditemui diantara kerumunan warga yang mendatangi kantornya membenarkan pelaku telah diamankan sementara. Hal itu katanya untuk menjaga keamanan pelaku dari amuk massa.

“Kita bukan menangkap dia (Pelaku), tapi mengamankannya. Kita menghindari terjadi amukan massa yang sudah marah dengan dia,” aku Suteja.

Karena kasus tersebut sebelumnya sudah dilaporkan dan diproses di Mapolres Sibolga, maka pelaku akan diserahkan ke Mapolres untuk proses lebih lanjut.

“Kasus inikan sebenarnya sudah dilaporkan dan sudah diproses di Polres. Jadi dia akan kita serahkan ke Polres untuk proses lebih lanjut,” jelasnya.

 

SEBELUM DIEKSEKUSI, DIKASIH MAKAN SALAK

Sementara RT, bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) ketika diwawancarai New Tapanuli (Grup POSMETRO MEDAN) di Mapolres Sibolga membenarkan kejadian yang dialaminya. Diceritakan bocah lugu ini, sekitar dua minggu yang lalu, ia ketemu dengan pelaku yang memintanya untuk memanggil RM (13), namun tak ketemu. Begitu juga saat dia disuruh untuk memanggilkan CI anak lainnya tetap tidak ketemu.

Akhirnya, ia diajak masuk ke dalam rumah pelaku. Di dalam kamar kakak pelaku, kemudian dengan diiming-imingi akan diberi uang sebesar Rp2.000, RT disuruh membuka celananya lalu tengkurap. Sebelum melakukan perbuatan bejatnya pelaku terlebih dahulu menutup mata RT dan memberinya makan salak.

“Diajaknya aku masuk ke dalam kamar kakaknya, dikasinya aku makan salak dan disuruh telungkup dan ditutupnya mataku dengan kain merah,” aku RT sambil memperagakan perintah ZL waktu itu.

Saat itu lanjut RT, ia sempat kesakitan, namun pelaku berusaha mengelabui dengan mengatakan kalau yang ia masukkan adalah jarinya. “Katanya jarinya yang dimasukkannya, tapi kurasakan bukan,” beber RT.

Sementara RM, AP, TH  juga mengaku pernah mengalami hal yang sama sekitar 3 tahun yang lalu. Saat itu katanya mereka juga diiming-imingi akan diberi uang Rp2.000 bila mau disodomi oleh ZL.

“Kejadiannya sudah lama, di Pondok Baok Tanang, waktu itu aku masih SD. ZL menjanjikan mau ngasih uang Rp2.000,” ungkap RM.

Begitu juga dengan AP dan TH mengaku, mendapat perlakuan sama sekitar 3 tahun lalu di sekitar palabuhan lama, saat mandi di laut. “Aku juga di dalam air pernah digituin waktu mandi laut di pelabuhan lama,” aku AP diamini TH.

Menurut keterangan warga lainnya yang hadir mendampingi para korban di Mapolres Sibolga, bahwa korban lainnya masih ada. Namun sebagian tidak mau hadir tanpa alasan yang jelas. “Masih ada lagi yang lain yang menjadi korbannya, tapi nggak mau orang itu ikut,” ucap salah seorang ibu-ibu yang tak ingin namanya disebutkan.

Amatan wartawan, hingga sore hari sekira pukul 18.00 WIB, ZL masih diperiksa petugas di Mapolres Sibolga. Sementara, keluarga korban serta warga lainnya masih menunggu hasil pemerikasaan polisi. (ts/smg)

Sodomi-Ilustrasi
Sodomi-Ilustrasi

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – ZL (17), pelajar salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Sibolga diamankan petugas dari rumahnya Minggu (1/6). JL dituding telah menyodomi 8 bocah warga Sikaje-kaje, Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan, yang tak lain adalah tentangganya sendiri.

Nadraini Tobing (37), seorang keluarga korban mengaku, kesal dengan ulah ZL. RT (8) yang merupakan anak kandung adiknya sendiri menjadi korban nafsu bejat terduga pelaku yang terakhir. Sebab, katanya, selain RT masih banyak anak-anak lain yang juga menjadi korban.

“Kebetulan orangtuanya lagi sakit jadi saya yang mendampingi RT. Dan RT merupakan korban terakhir pelaku. Karena, masih banyak lagi anak-anak lain yang diperlakukan sama oleh pelaku,” ungkap Nadraini, Minggu (1/6).

Diterangkannya, terbongkarnya kasus tersebut bermula sekitar dua minggu yang lalu, dari salah seorang tetangganya yang melapor bahwa RT menjadi korban sodomi ZL. Mendapat informasi tersebut, Nadraini langsung menjemput RT dari sekolahnya. Saat ditanya kebenaran dari laporan tersebut, RT mengakuinya dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.

“Ada tetangga yang datang ke rumah, katanya kalau RT sudah disodomi ZL. Mendengar itu, aku langsung pergi ke sekolahnya, kebetulan saat itu Sabtu, RT langsung kubawa ke rumah untuk meminta keterangannya. Ternyata benar, RT menceritakan kejadian yang sebenarnya,” ungkapnya.

Kemudian, lanjut Nadriani, ia bersama keluarga lainnya langsung membuat laporan ke pihak berwajib. Namun, setelah terbongkarnya kasus tersebut, ZL tidak pernah lagi kelihatan di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Nadriani menduga, pelaku diungsikan sementara oleh keluarganya.

“Langsung kami laporkan ke polisi agar pelaku ditangkap. Dan sejak terbongkarnya kasus itu, pelaku sudah tidak kelihatan lagi di sekitar lingkungan kami,” akunya.

Orangtua lainnya yang takut anaknya juga ikut menjadi korban menanyai anaknya masing-masing. Dan sebagian orangtua langsung emosi saat mengetahui dari pengakuan anaknya, bahwa ikut menjadi korban.

“Kemudian orangtua yang lain menanyai anak-anaknya masing-masing, apakah pernah diperlakukan sama oleh ZL seperti yang dilakukannya terhadap RT. Ternyata sebagian anak dilingkungan kami itu mengakui kalau mereka pernah diperlakukan sama, namun kejadiannya sudah lama sekitar 2 hingga 3 tahun yang lalu,” bebernya.

Minggu (1/6) siang sekira pukul 11.00 WIB, amarah para orangtua memuncak ketika melihat terduga pelaku mulai berkeliaran disekitar lingkungan mereka.

Warga kemudian bermaksud melampiaskan amarahnya terhadap pelaku. Namun, oleh Nadriani melarang dan menyarankan agar persoalan tersebut disampaikan kepada kepala lingkungan setempat.

Tak berapa lama kemudian, kata Nadriani, polisi dari Polsek Sibolga Selatan datang menjemput pelaku.

“Sempat mau dimassa, tapi kubilang jangan, kita sampaikan saja kepada kepling. Entah siapa yang melapor, tiba-tiba sudah datang saja polisi dan membawanya,” tutur Nadriani, yang ikut mendatangi Polsek Sibolga Selatan bersama warga lainnya.

Kapolsek Sibolga Selatan, AKP Suteja Atmaja yang ditemui diantara kerumunan warga yang mendatangi kantornya membenarkan pelaku telah diamankan sementara. Hal itu katanya untuk menjaga keamanan pelaku dari amuk massa.

“Kita bukan menangkap dia (Pelaku), tapi mengamankannya. Kita menghindari terjadi amukan massa yang sudah marah dengan dia,” aku Suteja.

Karena kasus tersebut sebelumnya sudah dilaporkan dan diproses di Mapolres Sibolga, maka pelaku akan diserahkan ke Mapolres untuk proses lebih lanjut.

“Kasus inikan sebenarnya sudah dilaporkan dan sudah diproses di Polres. Jadi dia akan kita serahkan ke Polres untuk proses lebih lanjut,” jelasnya.

 

SEBELUM DIEKSEKUSI, DIKASIH MAKAN SALAK

Sementara RT, bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) ketika diwawancarai New Tapanuli (Grup POSMETRO MEDAN) di Mapolres Sibolga membenarkan kejadian yang dialaminya. Diceritakan bocah lugu ini, sekitar dua minggu yang lalu, ia ketemu dengan pelaku yang memintanya untuk memanggil RM (13), namun tak ketemu. Begitu juga saat dia disuruh untuk memanggilkan CI anak lainnya tetap tidak ketemu.

Akhirnya, ia diajak masuk ke dalam rumah pelaku. Di dalam kamar kakak pelaku, kemudian dengan diiming-imingi akan diberi uang sebesar Rp2.000, RT disuruh membuka celananya lalu tengkurap. Sebelum melakukan perbuatan bejatnya pelaku terlebih dahulu menutup mata RT dan memberinya makan salak.

“Diajaknya aku masuk ke dalam kamar kakaknya, dikasinya aku makan salak dan disuruh telungkup dan ditutupnya mataku dengan kain merah,” aku RT sambil memperagakan perintah ZL waktu itu.

Saat itu lanjut RT, ia sempat kesakitan, namun pelaku berusaha mengelabui dengan mengatakan kalau yang ia masukkan adalah jarinya. “Katanya jarinya yang dimasukkannya, tapi kurasakan bukan,” beber RT.

Sementara RM, AP, TH  juga mengaku pernah mengalami hal yang sama sekitar 3 tahun yang lalu. Saat itu katanya mereka juga diiming-imingi akan diberi uang Rp2.000 bila mau disodomi oleh ZL.

“Kejadiannya sudah lama, di Pondok Baok Tanang, waktu itu aku masih SD. ZL menjanjikan mau ngasih uang Rp2.000,” ungkap RM.

Begitu juga dengan AP dan TH mengaku, mendapat perlakuan sama sekitar 3 tahun lalu di sekitar palabuhan lama, saat mandi di laut. “Aku juga di dalam air pernah digituin waktu mandi laut di pelabuhan lama,” aku AP diamini TH.

Menurut keterangan warga lainnya yang hadir mendampingi para korban di Mapolres Sibolga, bahwa korban lainnya masih ada. Namun sebagian tidak mau hadir tanpa alasan yang jelas. “Masih ada lagi yang lain yang menjadi korbannya, tapi nggak mau orang itu ikut,” ucap salah seorang ibu-ibu yang tak ingin namanya disebutkan.

Amatan wartawan, hingga sore hari sekira pukul 18.00 WIB, ZL masih diperiksa petugas di Mapolres Sibolga. Sementara, keluarga korban serta warga lainnya masih menunggu hasil pemerikasaan polisi. (ts/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/