MEDAN-Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) mengakui kesalahan dan kelemahannya karena belum berizinnya program studi (prodi) Fakultas Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik (Unika) Santo Thomas Medan, namun prodi dimaksud masih berjalan hingga saat ini.
“Iya, ini memang kelemahan dan kesalahan kita. Selama ini kita hanya mengimbau secara informal, meski intensitas pertemuan dengan pihak rektorat mereka (Unika) kerap kita lakukan,” aku Koordinator Kopertis Wilayah I Sumatera Utara, Prof Dian Armanto saat dikonfirmasi Sumut Pos, Rabu (4/6) siang.
Hal ini dikatakan Dian Armanto usai memberikan penjelasan kepada puluhan mahasiswa FKIP Unika Santo Thomas saat melakukan demo ke Kantor Kopertis Wilayah I di Jalan Setia Budi Tanjung Sari Medan, Rabu (4/6) sekira pukul 09.30 WIB.
Dian Armanto menyebutkan, dari 4 (empat) prodi di FKIP Unika, baru 2 prodi saja yang memiliki izin operasional dan terakreditasi oleh BAN-PT. Selebihnya masih diurus dan belum keluar sampai saat ini. Bahkan, ekses daripada hal itu, ratusan mahasiswa PGSD sudah pindah ke Universitas Quality. “Jadi yang datang dan menuntut kemari itu berasal dari mahasiswa prodi Matematika. Mereka saja yang masih ingin bertahan di Unika, sementara mahasiswa PGSD sudah dipindahkan ke Universitas Quality,” bebernya.
Lebih lanjut Dian Armanto mengatakan, kesalahan pihaknya yang membiarkan FKIP Unika masih berjalan disebabkan lantaran sebelumnya sudah ada surat dari Kementerian Pendidikan Tinggi (Dikti), yang secara tegas menyatakan tidak boleh menerima mahasiswa sebelum izin operasional prodi keluar.
“Dikti sudah menyampaikan hal itu sekitar September atau November 2012 yang lalu. Namun pihak Unika seperti tidak mengindahkan. Kami (Kopertis) berpikir, dengan adanya surat itu maka tidak perlu lagi diberikan himbauan serupa. Alhasil seperti inilah kejadiannya, dimana ujung-ujungnya bermasalah. Padahal berulang kali sudah kami ingatkan secara informal. Beda seperti Darma Agung kemarin, yang langsung mengambil langkah memindahkan mahasiswanya,” kesal dia.
Terkait permasalahan tersebut, dia mengungkapkan, opsi yang dapat diambil yaitu dengan memindahkan seluruh mahasiswa ke universitas lain yang memiliki prodi serupa. Selain itu, lanjutnya, lantaran belum keluar izin prodi, mahasiswa jurusan Matematika dialihkan ke jurusan Ilmu Komputer.
Sementara itu, Rektor Unika Santo Thomas Dr Hieronymus Simorangkir yang hadir dalam kesempatan itu tidak berani berkomentar apapun. Dia hanya menyaksikan interaksi antara Koordinator Kopertis dan mahasiswanya. Usai aksi unjuk rasa, Hieronymus menemui Dian Armanto guna penyelesaian masalah ini.
Selain puluhan mahasiswa, Rektor dan segenap pimpinan Unika turut serta dalam aksi unjuk rasa itu. Aksi tersebut berjalan tertib karena pihak Kopertis bersedia menerima sekaligus menampung aspirasi mereka. Pihak kepolisian juga turut mengawal jalannya aksi para demonstran. (mag-6/ila)