SUMUTPOS.CO – Sekitar 27.000 pelancong Rusia terlantar di luar negeri setelah satu perusahaan wisata Rusia, Labirint, menghentikan operasinya.
Pernyataan perusahaan menyebutkan penghentian operasi disebabkan oleh penurunan tingkat nilai tukar mata uang Rusia, rubel, serta situasi ekonomi dan politik yang negatif.
Badan yang membantu sektor wisata Rusia, Turpomoshch (yang artinya Bantuan Wisata) mengatakan sedang mengupayakan untuk memesan penerbangan pulang bagi turis-turis yang telantar dari beberapa negara, antara lain Bulgaria, Mesir, dan Tunisia.
Para pelancong yang menggunakan jasa Labirint berlomba-lomba menelepon Turpomoshch dengan tingkat kesibukan sampai lima telepon dalam satu menit.
Turpomoshch menegaskan para manajer mereka bekerja habis-habisan untuk membantu pelancong yang telantar.
Bulan lalu satu perusahaan wisata Rusia lainnya, Neva, juga bangkrut.
Sejauh ini sudah terlihat tanda-tanda dampak sanksi Uni Eropa dan Amerika Serikat atas Rusia , terkait dukungan mereka terhadap kelompok pemberontak Ukraina timur.
Seorang taipan Rusia mengatakan pesawat-pesawat jet milik perusahaannya tidak beroperasi karena sanksi Amerika Serikat.
Gennady Timchenko, yang punya hubungan dekat dengan Presiden Vladimir Putin, mengatakan kepada kantor berita Itar-Tass bahwa Gulfstream -perusahaan sewa jet pribadi terkenal- tidak lagi menggunakan jet dan pilot perusahaannya.
Turpomoshch sedang berupaya memesan tiket pulang untuk para pelancong Rusia.
Selain itu, Gulfstream juga tidak diperkenankan menggunakan peralatan navigasi Rusia. (BBC)