KRAMAT, SUMUTPOS.CO – Seorang bayi terlahir tidak normal di RS Pala Raya, Mejasem, Kecamatan Kramat, Tegal, Jawa Tengah, Senin dini hari (11/8). Bayi pasangan suami istri (pasutri) Rawin (32), dan Khoziah (33), itu memiliki dua kepala, tiga kaki, tiga tangan, dan satu jantung serta satu hati. Dia merupakan warga RT 03/RW 02, Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi.
Menurut dokter yang menangani persalinan orang tua bayi itu, dr Sutarto SpA bahwa bayi terlahir pada pukul 02.00 melalui operasi sesar. Sutarto mengatakan, kondisi bayi itu sangat lemah. Dua badan dempet menjadi satu dari leher hingga ke bawah. Jenis kelaminnya ada dua, yaitu laki-laki dan perempuan. Meski begitu, bayi dengan berat 3 kilogram dan panjang 60 sentimeter itu tidak memiliki anus.
”Risiko kematiannya cukup tinggi. Kasus ini baru terjadi di sini (Kabupaten Tegal),” kata Sutarto.
Kendati bayi itu tidak normal, tapi sang ibu dalam kondisi sehat. Operasi berlangsung lancar selama setengah jam. Sutarto menyarankan, jika bayi itu akan di operasi, hendaknya dirujuk ke Semarang. ”Ini kasus langka, lebih baik dirujuk ke Semarang,” sarannya.
Sementara, ayah sang bayi, Rawin mengatakan, selama di dalam kandungan, bayi itu normal. Dia mengaku rutin mengontrol kandungan istrinya ke bidan desa. Bahkan, ketika kandungan menginjak usia 5 bulan, dia mengontrolnya di salah satu dokter spesialis anak di Kota Tegal. Saat dikontrol dengan sinar USG, bayi dalam kandungan itu dinyatakan kembar.
”Kata dokternya, bayi dalam kandungan istri saya kembar. Tapi dokter itu tidak mengatakan kalau bayi saya mengalami kelainan,” tuturnya.
Melihat kondisi anaknya yang terlahir tidak normal, Rawin mengaku tidak bisa berbuat banyak. Dia bingung dan panik untuk membiayai operasi sesar di rumah sakit tersebut. Parahnya lagi, dia juga tidak memiliki kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). ”Saya hanya buruh pabrik. Saya tidak mungkin bisa membiayai operasi ini,” keluh Rawin.
Sementara, saat Bupati Tegal Enthus Susmono mendengar kabar ihwal bayi yang terlahir tidak normal itu, pihaknya bergegas mendatangi lokasi. Dia langsung bertindak cepat dengan merujuk bayi itu ke RSUD dr Soeselo Slawi. Bupati mengaku akan menanggung biaya operasi serta biaya perawatan sang ibu bayi. Dana itu diperolehnya dari sejumlah PNS di Pemkab Tegal yang dikumpulkan. ”Ini (keluarga sang bayi) adalah warga saya, jadi saya harus bertanggungjawab,” kata bupati saat mendatangi lokasi.
Rencananya, bupati juga akan melakukan doa bersama untuk kesembuhan sang bayi itu. Sebab, kasus tersebut baru kali pertama terjadi di Kabupaten Tegal. ”Nanti kita akan mengadakan tahlil untuk (kesembuhan) anak ini,” tukasnya. (yer/jpnn)