BAGHDAD, SUMUTPOS.CO – Keterlibatan militer Amerika Serikat (AS) dalam konflik Iraq mulai membuahkan hasil. Kemarin (18/8) pasukan Iraq dan Kurdi sukses merebut kembali Bendungan Mosul di utara Kota Mosul, Provinsi Nineveh. Semua itu terjadi berkat bantuan pasukan AS dari udara.
“Pasukan Iraq dan peshmerga (pasukan Kurdi) berhasil mengambil alih bendungan dari tangan militan,” kata Jubir Militer Iraq Letjen Qassim Al Moussawi. Dia menambahkan, saat ini pasukan Iraq dan peshmerga berjuang di wilayah selatan kompleks waduk yang membendung Sungai Tigris tersebut. Sementara itu, pasukan AS dan jet-jet tempurnya membantu perjuangan mereka dari udara.
Dalam keterangannya kepada media, Moussawi menyatakan bahwa militan Negara Islam alias Islamic State (IS) menanam banyak bom di sekitar bendungan. Kemarin pasukan Iraq dan peshmerga baru berhasil menemukan serta menjinakkan sekitar 170 bom. “Kami yakin masih ada banyak bom yang tersembunyi di area tersebut,” imbuhnya.
Setelah dapat merebut kembali bendungan yang merupakan salah satu fasilitas terpenting bagi penduduk Mosul dan sekitarnya itu, pasukan Iraq serta peshmerga langsung mengibarkan bendera kebangsaan. “Kini bendera Iraq berkibar di bendungan,” tandasnya dalam pernyataan yang disebarluaskan melalui stasiun televisi pemerintah tersebut.
Bersamaan dengan itu, Kementerian Pertahanan Iraq melaporkan hal yang sama. Berusaha mengambil alih seluruh area bendungan, menurut kementerian, pasukan Iraq masih terus berusaha memukul mundur militan yang awalnya bernama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) itu.
Tetapi, laporan bahwa pasukan Iraq dan peshmerga masih bertempur dengan militan tersebut ditepis oleh seorang komandan Kurdi. Tokoh senior peshmerga itu menyatakan, dirinya telah menarik mundur seluruh pasukannya dari kompleks bendungan. “Area itu terlalu berbahaya. Ada begitu banyak bom dan peledak yang mengancam keselamatan kami,” terang komandan yang merahasiakan namanya tersebut.
Sementara itu, IS membantah keras klaim militer Iraq tentang keberhasilan mereka merebut kembali Bendungan Mosul. Militan radikal yang menduduki kompleks waduk sejak dua pekan lalu tersebut mengaku masih berkuasa atas Bendungan Mosul. “Ini tidak lebih dari propaganda perang semata,” tandasnya.
Sejak sekitar sepekan terakhir, pasukan AS melibatkan diri dalam pertempuran pasukan Iraq dan peshmerga melawan militan. Presiden Barack Obama mengizinkan militer Negeri Paman Sam melancarkan serangan udara ke sarang-sarang militan. Presiden keturunan Kenya itu menegaskan bahwa serangan udara tersebut merupakan cara melindungi warga dan fasilitas AS di Iraq.
“Jatuhnya Bendungan Mosul ke tangan militan akan membahayakan nyawa banyak warga sipil, termasuk personel militer AS dan fasilitasnya di Iraq. Kedutaan Besar AS di Kota Baghdad juga terancam,” terang Gedung Putih dalam surat resminya ke Kongres AS pada Minggu waktu setempat (17/8). Sejauh ini baru AS yang terlibat perang. Inggris juga mengirimkan pasukan, tetapi dalam misi kemanusiaan. (AP/AFP/hep/c19/tia)