
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang kakek berusia 61 tahun, Sarman, kabur dari Rumah Sakit Martondi Jl. Letda Sudjono, Minggu (24/8) subuh. Sebelumnya, warga Jl. Benteng Hulu, Gang Amin, Percut Sei Tuan itu diamankan dan diserahkan warga ke kantor polisi, karena telah mencabuli dan menyiksa seorang bocah perempuan berusia 10 tahun.
Keluarga korban telah membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan pada Kamis (21/8) lalu. Seperti diketahui, pasca aksi pelaku terbongkar, puluhan warga langsung mengepung rumah pelaku yang tak jauh dari kediaman korban. Usai menghakimi Sarman, warga pun membawanya ke Polsek Percut Sei Tuan pada Sabtu (24/8) malam.
Karena menderita luka serius, polisi lantas merujuk pelaku ke Rumah Sakit Martondi yang jaraknya hanya 100 meter dari polsek. Namum sekira pukul 5.00 subuh, pelaku mendadak menghilang dari rumah sakit. Kaburnya pelaku jelas membuat orangtua korban, Aini (43) sangat terpukul.
“Kami bersama warga yang menyerahkannya ke Polsek Percut dan dia dibawa ke RS Martondi karena luka parah. Rupanya esoknya dia kabur. Saya curiga, karena sebelumnya polisi ada minta uang sama kami. Tapi kami nggak kasih karena kami memang tak punya uang. Polisi itu bilang kami harus kasih uang bila ingin pelaku itu ditangkap,” kesal Aini.
Terpisah, Kapolsek Percut Sei Tuan membantah adanya kejadian tersebut. “Nggak ada itu, belum monitor saya,” ujar Kompol Ronald Sipayung.
Sekedar mengingatkan, kasus ini terungkap berawal saat Mawar sebut saja begitu nama korban mengeluh sakit di kemaluannya. Semula Aini sempat tak menggubris keluhan putrinya. Namun, kata Aini, saat pelaku melintas, Melati ketakutan dan bersembunyi di balik tubuhnya. Dari situlah, Aini mulai curiga hingga menginterogasi korban.
“Kata anakku ia telah dicabuli pelaku dua kali. Pertama di kamar tidurnya, lalu di kamar mandi,”beber Aini. Parahnya lagi, korban mengaku dicabuli dengan tangan dan kaki terikat. “Semoga pelakunya cepat ditangkap lagi dan mendapatkan hukuman setimpal,” harap Aini. (mri/deo)