JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tampaknya tak perlu risau. Sebab, sejumlah tawaran dari berbagai organisasi internasional mulai berdatangan pada Presiden RI keenam itu. Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa, salah satu organisasi yang mengajukan tawaran adalah organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Memang betul (ada tawaran dari PBB), jelang berakhir tugas Presiden RI, sebagai pengakuan atas peran Presiden selama ini, banyak tawaran bagi beliau, untuk bisa berperan dan memperhatikan masalah internasional,”papar Marty di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin (1/9).
Marty melanjutkan, Presiden SBY menyatakan akan mempertimbangkan sejumlah tawaran yang datang padanya. “Beliau akan pertimbangkan semua itu. Tapi yang pasti, sampai semuanya selesai,”ujarnya.
Hal tersebut dibenarkan Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah. Dia menguraikan bahwa banyak lembaga internasional yang tertarik dengan kontribusi SBY pada masalah-masalah internasional, selama dirinya menjabat sebagai Presiden RI. Namun, Faizasyah enggan menyebutkan lembaga mana saja yang telah meminang SBY tersebut.
“Banyak lembaga, ya apakah itu di bidang lingkungan, penanganan konflik yang mengharapkan kontribusi nyata dari seorang patron. Jadi terus mengalir itu berbagai ajakan dan undangan. Tapi saya nggak boleh sebutkan. Dari semua itu, kita kompilasi dan sampaikan ke Presiden, beliau akan tertarik yang mana,” paparnya di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin.
Faizasyah mencontohkan, seperti Mantan PM Jepang Yasuo Fukuda dan delegasi Jepang yang berharap SBY masih bisa berperan dalam menjaga hubungan persahabatan antara Jepang dan Indonesia. Sebagai informasi, Fukuda kembali berkunjung ke Indonesia, untuk bertemu SBY. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan soal kelanjutan hubungan kedua negara, saat pergantian kepemimpinan baru nanti.
Faizasyah menuturkan, jika SBY telah memutuskan pilihannya, maka akan diumumkan pada publik. Termasuk jika nantinya yang bersangkutan memilih tawaran dari PBB. “Kalau bapak nanti sudah confirmed, nanti diumumkan. Misalnya di PBB,”katanya.
Namun, soal rumor yang menyebut bahwa SBY berniat menjadi Sekjen PBB, Faizasyah membantah. Dia menekankan bahwa SBY tidak pernah berobsesi untuk menduduki jabatan tersebut. Meski begitu, SBY menyatakan siap membantu PBB, sekalipun tidak berada dalam struktur keorganisasiannya.
“Selama ini kan ada salah kaprah, seakan-akan Bapak (SBY) ingin jadi Sekjen PBB. Tidak benar itu. Beliau paham untuk menjadi Sekjen ada rotasi kawasan, tapi Bapak tidak harus dalam kapasitas formal. Tapi sebagai individu” beliau juga sebenarnya bisa berkorban,”paparnya.
Menurut Faizasyah, tidak mudah bagi SBY untuk memutuskan menerima tawaran-tawaran tersebut. Sebab, hal tersebut juga menyangkut komitmen jangka panjang. “Dari sisi pengaturan waktu, jadwal, ya tetap akan sibuk pada intinya. Karena itu, ini kita data dulu, nanti bapak biar yang memutuskan,”imbuhnya. (Ken)