LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kematian Holden Sinaga (bukan Holden Sihombing seperti terbitan sebelumnya, red) masih membuat jajaran Polsek Secanggang bekerja keras. Polisi bahkan sudah mengambil sample darah jatung korban untuk memastikan penyebab kematian Holden.
Kanit Reskrim Polsek Secanggang, Aiptu Mimpin Ginting SH saat dihubungi mengaku sejauh ini pihaknya belum menemukan jejak pelaku. “Masih dalam penyelidikan kita. Perkembangan kasusnya hari ini, kita ada mengamankan cairan darah jantung korban, selain itu kita juga ada mengambil urin atau kemih korban. Rencananya semua diserahkan ke Polres Langkat sebab penanganan kasusnya akan diambil alih nanti sama Polres,” ujarnya.
“Rencananya kita serahkan ke Polres Langkat, selanjutnya Polres nanti berkordinasi dengan Polresta Medan,” sambung Ginting mengaku pihaknya tetap menanganinya juga.
Tambah Ginting, ada kemajuan penyelidikan yang didapat pihaknya. Hanya saja hal tersebut belum saatnya untuk dipublikasikan. Sebab dikuatirkan, bila dirilis media, pelaku atau keluarganya membaca maka bisa makin jauh kabur.
Diberitakan sebelumnya, saat ditemukan pertama kali oleh masyarakat, Holden masih dalam keadaan bernafas namun tidak sadarkan diri. Mulutnya mengeluarkan buih kekuning-kuningan. Warga setempat melapor ke Polsek Secanggang, dan membawa korban ke RSU Bersama yang lokasinya tak jauh dari TKP.
Namun karena kondisinya kian memburuk, Holden dirujuk ke RSU Tanjungpura. Sayang, di tengah perjalanan, korban menghembuskan nafas terakhirnya. Holden ditemukan terkapar di parit kebun tebu di Dusun I Kampung Nangka, Desa Kepala Sungai, Kec. Secanggang, Minggu (31/8).
Terungkapnya identitas korban bermula dari kedatangan dua kerabat korban yang salah seorang mengaku bernama Makmur Marpaung, asal Medan.
Dari keterangan Marpaung, petugas di Polsek Secanggang menjadi tahu siapa korban sebenarnya.
Ketika dikonfirmasi, Senin (1/9), Aiptu Mimpin mengaku, pihaknya baru saja kembali dari RSU H Adam Malik guna melakukan otopsi terhadap korban dan melakukan cek tempat kejadian perkara untuk mencari petunjuk. “Saya baru balik dari RS Adam Malik untuk otopsi korban sekalian tadi juga melakukan cek TKP (tempat kejadian perkara) untuk kedua kalinya,” katanya.
Mantan Kanit Reskrim Polsek Besitang ini menambahkan, kalau pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian korban, apakah diracun atau disuntik obat yang mematikan oleh pelaku perampokan.
”Kalau penyebab kematian korban kita belum bisa menyimpulkannya kenapa, makanya dilakukan otopsi dulu, kalau soal itu (penyebab) nanti dokter ahli-lah yang menjelaskan,” katanya.
Ginting mengaku di tubuh korban sama sekali tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan, hanya saja dari mulutnya keluar cairan ke kuning-kuningan. “Kita tunggu hasil dari dokter, apakah nanti korban tewas setelah disuntik obat oleh pelaku sebelumnya, atau ada faktor lainnya,” katanya seraya menambahkan mobil Daihatsu New Xenia BK 1327 ZK warna hitam milik korban dibawa kabur pelaku.
Selanjutnya, mantan Katim (kepala tim) di Satuan Res Narkoba Polres Langkat ini juga menambahkan, kalau pihaknya telah berkoordinasi dengan Poldasu serta Poltabes serta sejajaran terkait raibnya mobil korban.
“Kapolsek sudah kordinasi juga ke Poldasu untuk kasus ini, dan Polresta Medan, karena ini perampokan dengan kekerasan,” katanya.
Ginting melanjutkan, dari informasi yang diterima pihaknya, Holden ternyata pensiunan Farmasi yang pernah bekerja di sejumlah rumah sakit, dan istri korban Lisbet Raja Gukguk Amk (50), masih bekerja di RS H Adam Malik-Medan sampai sekarang ini.
Nah, karena itulah korban sering mangkal mencari penumpang pasien yang keluar rumah sakit untuk diantarkan pulang, mengunakan jasa rental mobilnya. “Korban itu sudah pensiun, dulunya kerja di farmasi sedangkan istrinya masih bekerja sebagai perawat di RS Adam Malik,” urai Mimpin.
Ditambahkan, Sabtu (30/8), korban mendapat penumpang dari RS Adam Malik dan minta diantarkan pulang ke daerah Brandan. “Waktu itu katanya korban mendapat sewa yang mengaku pasien rumah sakit minta diantarkan pulang ke Brandan. Karena sudah biasa mengantarkan sewa dari rumah sakit, korban setuju saja mengantarkan orang ini ketempat yang disebutkan,” jelas Ginting.
Sekitar jam 6 sore, korban masih bisa dihubungi, waktu itu dia mengatakan kepada keluarga kalau membawa sewa ke daerah Langkat (Brandan-red). Namun belakangan handphone korban tak aktif lagi saat dihubungi keluarga, padahal waktu itu sudah menunjukkan pukul 22.00 Wib malam. Kondisi ini kontan membuat keluarga cemas, sebab tidak biasa korban seperti itu (mati hape).
Keluarga besar Holden pun mulai mencari korban kesana-kemari, namun tak juga menemukan pria itu, bahkan keluarga sudah mendatangi Polresta Medan buat melaporkan secara lisan hilangnya Holden.
Dan esok harinya, Minggu (31/8) warga di Kecamatan Secanggang dibuat heboh dengan ditemukanya sesosok laki-laki setengah baya dengan kondisi memprihatinkan telungkup di dekat sebuah parit.(dw/trg/bd)