26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sampri Terjun ke Jurang di Humbahas, Lima Tewas

Foto: New Tapanuli/JPNN Mobil Sampri masuk jurang di dusun Sigurung-gurung Tukka Ambobi Kecamatan Pakkat, Humbahas perbatasan Tapteng, Kamis (4/9).  Lima tewas dalam kejadian tersebut.
Foto: New Tapanuli/JPNN
Mobil Sampri masuk jurang di dusun Sigurung-gurung Tukka Ambobi Kecamatan Pakkat, Humbahas perbatasan Tapteng, Kamis (4/9). Lima tewas dalam kejadian tersebut.

PAKKAT, SUMUTPOS.CO – Bus penumpang umum Sampri bernomor pintu 88 jenis Cold Diesel 120 PS (roda enam) terjun ke jurang di tepi Jalinsum Doloksanggul-Barus Km 57,58 Dusun Sigurung-gurung, Desa Tukka Ambobi, Kec. Pakkat, Humbahas Kamis (4/9) pagi sekira pukul 06.15 WIB. Akibatnya 5 dari 12 penumpang bus BK 7307 DI itu meninggal dunia. Dua di antaranya luka berat dan lima lagi luka ringan.

Sesuai data dari pihak kepolisian, penumpang korban meninggal dunia di antaranya Asni boru Panjaitan (56) warga Medan pekerjaan swasta, Aura (4), Maristal Hutauruk (56) petani warga Medan, Salmia boru Simatupang (42) petani warga Medan, dan Juandi Situmorang (22), warga Tapteng pekerjaan swasta. Tiga dari mereka meninggal di tempat, dua lagi meninggal di rumah sakit.

Korban luka berat di antaranya Prengki Sigalingging (17) warga Pakkat patah kaki kiri dan Zainuddin Habeahan (35) pedagang, warga Tapteng, mengalami patah tulang lengan kiri.

Sedangkan korban luka ringan antara lain Barat Habeahan alias Pak Juki (53) petani warga Tapteng mengalami luka robek di kepala kening dan kaki. Lalu Remeh Simarmata (56), warga Tapteng mengalami luka robek di kening, Sunggul Purba (23) perawat warga Medan mengalami luka lecet di punggung dan dahi, Longseria Simatupang (56) warga Medan luka lecet di kepala dan robek kaki kiri, dan Alponso Sihite alias Roni (17), memar di kepala. Saat ini para korban masih dirawat di RSU St Maria Pakkat, Humbahas.

Awak bus itu sendiri terdiri dari 2 sopir dan 1 kernet. Ketiganya dikabarkan sempat kabur pasca kejadian. Namun sopir bus saat kejadian B Limbong (44), warga Barus Utara, Tapteng kemudian berhasil diamankan polisi. Sedangkan sopir yang satu lagi dan kernetnya belum diketahui kabarnya.

Info yang dihimpun, bus itu melaju dari arah Doloksanggul, Humbahas. Tiba di lokasi sekira pukul 06.30 WIB. Diduga, sopirnya B Limbong mengantuk sehingga tidak dapat mengendalikan bus. Lokasi merupakan tikungan tajam dengan medan menurun.

Jurang itu diperkirakan sedalam 160 meter. Badan bus yang jatuh itu bahkan tidak dapat terlihat lagi dari permukaan badan jalan. Salah seorang korban meninggal dunia Juandi Situmorang (22) jenazahnya langsung dibawa ke Desa Parik Sinomba, Kec. Barus Utara, Tapteng oleh Kepala Desanya Riston Tua Simanjuntak. Riston membenarkan bahwa Juandi adalah warganya. Almarhum tinggal bersama neneknya dan orangtuanya perempuan Br Simanjuntak.

“Almarhum warga saya. Tinggal di Desa Pariksinomba. Saya dengar ada mobil yang jatuh, namun saya tidak menduga salah seorang korban itu berasal dari desa saya. Semoga keluarganya tabah mengahadapi semua ini,” kata Kades itu.

Salah seorang korban selamat, Sunggul Purba mengatakan kejadian naas itu saat mobil melintas menuju Barus. Di tikungan tajam Sigurung–gurung itu mobil seperti tidak berbelok ke kiri. “Saya sempat melihat mobil ini tidak berbelok. Bahkan langusung menuju jurang. Makanya saya mendekati pintu mobil supaya bisa melompat, tapi pintu mobil juga macet, sehingga saya ikut terjun bersama mobilnya ke dasar jurang,” katanya.

”Saya seperti berada di dalam kotak dibanting sana dibanting sini. Saat mau mendekat dasar jurang saya mendengar bunyi dentuman keras dan melihat sejumlah bangku dan bodi mobil berserakan di dasar jurang. Saya melihat ke atas sangat jauh dan curam. Banyak darah berceceran. Para penumpang banyak tak sadarkan diri. Saya merangkak perlahan menyusuri dinding jurang ke atas, menuju jalan raya untuk meminta pertolongan, namun tak beberapa lama sejumlah mobil yang melintas juga berhenti. Saya melihat ke atas tebing, sudah ada beberapa orang berdiri dan turun mau menolong kami,” ungkap Sunggul yang mengaku persis duduk di bangku samping sopir.

Senada dengan itu, korban Alfonso Sihite yang merupakan siswa SMK di Kec. Sorkam, Tapteng mengaku, setelah terjatuh, ia masih sadar. Ia masih sempat menolong salah seorang korban bernama Juandi. “Saya masih membantunya keluar dari himpitan bak mobil dan mendudukkannya di batu. Dia tampak lemas dan pucat, ada darah keluar dari kepalanya. Saat kejadian saya sadar namun kejadiannya sangat cepat dan hintungan detik, semua sudah di dasar jurang,” ungkap Alfonso.

Kasatlantas Polres Humbahas AKP Ady Savigno, di lokasi mengatakan, begitu mengetahui kejadian itu, pihaknya dibantu warga sekitar langsung berusaha mengevakuasi korban dan mengamankan barang bukti yang ditemukan. “Sopirnya (B Limbong) sempat kabur, tapi sudah kami jemput dari Barus,” ujar AKP Ady Savigno, di lokasi.

Kapolsek Pakkat AKP K Tarigan bersama Serda Hermayanto personel Koramil Pakkat mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan masyarkat dan Uspika setempat mengevakuasi korban dari jurang sedalam 160 meter. “Memang medannya yang cukup berat. Kami harus memakai kabel sling mengangkat para korban ke atas,” ujarnya. (smg/deo)

Foto: New Tapanuli/JPNN Mobil Sampri masuk jurang di dusun Sigurung-gurung Tukka Ambobi Kecamatan Pakkat, Humbahas perbatasan Tapteng, Kamis (4/9).  Lima tewas dalam kejadian tersebut.
Foto: New Tapanuli/JPNN
Mobil Sampri masuk jurang di dusun Sigurung-gurung Tukka Ambobi Kecamatan Pakkat, Humbahas perbatasan Tapteng, Kamis (4/9). Lima tewas dalam kejadian tersebut.

PAKKAT, SUMUTPOS.CO – Bus penumpang umum Sampri bernomor pintu 88 jenis Cold Diesel 120 PS (roda enam) terjun ke jurang di tepi Jalinsum Doloksanggul-Barus Km 57,58 Dusun Sigurung-gurung, Desa Tukka Ambobi, Kec. Pakkat, Humbahas Kamis (4/9) pagi sekira pukul 06.15 WIB. Akibatnya 5 dari 12 penumpang bus BK 7307 DI itu meninggal dunia. Dua di antaranya luka berat dan lima lagi luka ringan.

Sesuai data dari pihak kepolisian, penumpang korban meninggal dunia di antaranya Asni boru Panjaitan (56) warga Medan pekerjaan swasta, Aura (4), Maristal Hutauruk (56) petani warga Medan, Salmia boru Simatupang (42) petani warga Medan, dan Juandi Situmorang (22), warga Tapteng pekerjaan swasta. Tiga dari mereka meninggal di tempat, dua lagi meninggal di rumah sakit.

Korban luka berat di antaranya Prengki Sigalingging (17) warga Pakkat patah kaki kiri dan Zainuddin Habeahan (35) pedagang, warga Tapteng, mengalami patah tulang lengan kiri.

Sedangkan korban luka ringan antara lain Barat Habeahan alias Pak Juki (53) petani warga Tapteng mengalami luka robek di kepala kening dan kaki. Lalu Remeh Simarmata (56), warga Tapteng mengalami luka robek di kening, Sunggul Purba (23) perawat warga Medan mengalami luka lecet di punggung dan dahi, Longseria Simatupang (56) warga Medan luka lecet di kepala dan robek kaki kiri, dan Alponso Sihite alias Roni (17), memar di kepala. Saat ini para korban masih dirawat di RSU St Maria Pakkat, Humbahas.

Awak bus itu sendiri terdiri dari 2 sopir dan 1 kernet. Ketiganya dikabarkan sempat kabur pasca kejadian. Namun sopir bus saat kejadian B Limbong (44), warga Barus Utara, Tapteng kemudian berhasil diamankan polisi. Sedangkan sopir yang satu lagi dan kernetnya belum diketahui kabarnya.

Info yang dihimpun, bus itu melaju dari arah Doloksanggul, Humbahas. Tiba di lokasi sekira pukul 06.30 WIB. Diduga, sopirnya B Limbong mengantuk sehingga tidak dapat mengendalikan bus. Lokasi merupakan tikungan tajam dengan medan menurun.

Jurang itu diperkirakan sedalam 160 meter. Badan bus yang jatuh itu bahkan tidak dapat terlihat lagi dari permukaan badan jalan. Salah seorang korban meninggal dunia Juandi Situmorang (22) jenazahnya langsung dibawa ke Desa Parik Sinomba, Kec. Barus Utara, Tapteng oleh Kepala Desanya Riston Tua Simanjuntak. Riston membenarkan bahwa Juandi adalah warganya. Almarhum tinggal bersama neneknya dan orangtuanya perempuan Br Simanjuntak.

“Almarhum warga saya. Tinggal di Desa Pariksinomba. Saya dengar ada mobil yang jatuh, namun saya tidak menduga salah seorang korban itu berasal dari desa saya. Semoga keluarganya tabah mengahadapi semua ini,” kata Kades itu.

Salah seorang korban selamat, Sunggul Purba mengatakan kejadian naas itu saat mobil melintas menuju Barus. Di tikungan tajam Sigurung–gurung itu mobil seperti tidak berbelok ke kiri. “Saya sempat melihat mobil ini tidak berbelok. Bahkan langusung menuju jurang. Makanya saya mendekati pintu mobil supaya bisa melompat, tapi pintu mobil juga macet, sehingga saya ikut terjun bersama mobilnya ke dasar jurang,” katanya.

”Saya seperti berada di dalam kotak dibanting sana dibanting sini. Saat mau mendekat dasar jurang saya mendengar bunyi dentuman keras dan melihat sejumlah bangku dan bodi mobil berserakan di dasar jurang. Saya melihat ke atas sangat jauh dan curam. Banyak darah berceceran. Para penumpang banyak tak sadarkan diri. Saya merangkak perlahan menyusuri dinding jurang ke atas, menuju jalan raya untuk meminta pertolongan, namun tak beberapa lama sejumlah mobil yang melintas juga berhenti. Saya melihat ke atas tebing, sudah ada beberapa orang berdiri dan turun mau menolong kami,” ungkap Sunggul yang mengaku persis duduk di bangku samping sopir.

Senada dengan itu, korban Alfonso Sihite yang merupakan siswa SMK di Kec. Sorkam, Tapteng mengaku, setelah terjatuh, ia masih sadar. Ia masih sempat menolong salah seorang korban bernama Juandi. “Saya masih membantunya keluar dari himpitan bak mobil dan mendudukkannya di batu. Dia tampak lemas dan pucat, ada darah keluar dari kepalanya. Saat kejadian saya sadar namun kejadiannya sangat cepat dan hintungan detik, semua sudah di dasar jurang,” ungkap Alfonso.

Kasatlantas Polres Humbahas AKP Ady Savigno, di lokasi mengatakan, begitu mengetahui kejadian itu, pihaknya dibantu warga sekitar langsung berusaha mengevakuasi korban dan mengamankan barang bukti yang ditemukan. “Sopirnya (B Limbong) sempat kabur, tapi sudah kami jemput dari Barus,” ujar AKP Ady Savigno, di lokasi.

Kapolsek Pakkat AKP K Tarigan bersama Serda Hermayanto personel Koramil Pakkat mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan masyarkat dan Uspika setempat mengevakuasi korban dari jurang sedalam 160 meter. “Memang medannya yang cukup berat. Kami harus memakai kabel sling mengangkat para korban ke atas,” ujarnya. (smg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/