26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

TPID Langkat Sidak Sembako

Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu.

SUMUTPOS.CO – Untuk mengantisipasi kelangkaan dan melonjaknya harga bahan pokok menjelang Bulan Ramadan 1349 Hijriah, Bupati Langkat Ngogesa Sitepu memerintahkan Tim Pengendali Inflansi Daerah (TPID) Kabuapten Langkat meninjau pasar-pasar tradisional dan swalayan selama tiga hari, mulai 14 sampai 16 Mei 2018.

TPID tersebut terdiri dari Sekdakab Langkat dr H Indra Salahudin MKes MM, Assisten I Ekbangsos Drs Hermansyah, Assisten Administrasi Umum Drs Eddy Dharma Tarigan MSi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Kesehatan, Kabag. Perekonomian, Diskominfo.

Dijelaskan, Assisten Administrasi Umum Drs Eddy Dharma Tarigan MSi, secara keseluruhan  dari hasil sidak pasar salama tiga tersebut, sampai saat ini  harga komoditi bahan pokok dinilai masih setabil. Secara terperinci, Eddy menyebutkan, dari sidak pasar dan sawalayan di Kecamatan Kuala, tercatat  harga bahan pokok secara keseluruhan dinilai tetap stabil tidak mengalami kenaikan secara merata (siknifikan). “Hanya bahan pokok daging ayam broiler yang mengalami kenaikan harga dari Rp26 ribu menjadi Rp34 ribu per kg, sedangkan untuk stock ketersediaan bahan pokoknya, dinilai cukup,” sampainya.

Sedangkan untuk peninjauan pasar tradisioal di Kecamatan Babalan, persediaan stock bahan pokok juga cukup sampai menjelang Ramdan, harga setabil tidak ada kenaikan sama sekali, sedangkan untuk daya beli masyarakat sedikit lebih meningkat dari sebelumnya.

Sementara, untuk peninjuan pasar tradisional Kecamatan Stabat, daya beli masyarakat meningkat dibanding hari biasa, untuk persediaan stock bahan pokok cukup dan harga bahan pokoknya  stabil.

Selanjutnya, dikatakan Eddy, ada beberapa sempel makanan  yang diperiksa pada laboraturium Dinas Kesahatan, diantaranya kerupuk merah, saus, mie lidi, buah-buahan dan lainnya. Hasilnya ada jenis buah yang positif mengadung formalin, yaitu buah anggur,  sedangkan lainnya negative  dari kandungan mahan kimia berbahaya. “Kini buah tersebut sudah kita amankan, agar tidak beredar lagi di pasaran dan dikonsumsi masyarakat,” jelasnya. (prn/gus/bam/btr)

 

Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu.

SUMUTPOS.CO – Untuk mengantisipasi kelangkaan dan melonjaknya harga bahan pokok menjelang Bulan Ramadan 1349 Hijriah, Bupati Langkat Ngogesa Sitepu memerintahkan Tim Pengendali Inflansi Daerah (TPID) Kabuapten Langkat meninjau pasar-pasar tradisional dan swalayan selama tiga hari, mulai 14 sampai 16 Mei 2018.

TPID tersebut terdiri dari Sekdakab Langkat dr H Indra Salahudin MKes MM, Assisten I Ekbangsos Drs Hermansyah, Assisten Administrasi Umum Drs Eddy Dharma Tarigan MSi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Kesehatan, Kabag. Perekonomian, Diskominfo.

Dijelaskan, Assisten Administrasi Umum Drs Eddy Dharma Tarigan MSi, secara keseluruhan  dari hasil sidak pasar salama tiga tersebut, sampai saat ini  harga komoditi bahan pokok dinilai masih setabil. Secara terperinci, Eddy menyebutkan, dari sidak pasar dan sawalayan di Kecamatan Kuala, tercatat  harga bahan pokok secara keseluruhan dinilai tetap stabil tidak mengalami kenaikan secara merata (siknifikan). “Hanya bahan pokok daging ayam broiler yang mengalami kenaikan harga dari Rp26 ribu menjadi Rp34 ribu per kg, sedangkan untuk stock ketersediaan bahan pokoknya, dinilai cukup,” sampainya.

Sedangkan untuk peninjauan pasar tradisioal di Kecamatan Babalan, persediaan stock bahan pokok juga cukup sampai menjelang Ramdan, harga setabil tidak ada kenaikan sama sekali, sedangkan untuk daya beli masyarakat sedikit lebih meningkat dari sebelumnya.

Sementara, untuk peninjuan pasar tradisional Kecamatan Stabat, daya beli masyarakat meningkat dibanding hari biasa, untuk persediaan stock bahan pokok cukup dan harga bahan pokoknya  stabil.

Selanjutnya, dikatakan Eddy, ada beberapa sempel makanan  yang diperiksa pada laboraturium Dinas Kesahatan, diantaranya kerupuk merah, saus, mie lidi, buah-buahan dan lainnya. Hasilnya ada jenis buah yang positif mengadung formalin, yaitu buah anggur,  sedangkan lainnya negative  dari kandungan mahan kimia berbahaya. “Kini buah tersebut sudah kita amankan, agar tidak beredar lagi di pasaran dan dikonsumsi masyarakat,” jelasnya. (prn/gus/bam/btr)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/