25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Gerindra Sebut Ahok Malin Kundang

Basuki Cahaya Purnama alias Ahok.
Basuki Cahaya Purnama alias Ahok.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sejumlah elit Partai Gerindra tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya atas keputusan Ahok mundur dari partai. Meski menyatakan tidak masalah karena partai punya segudang kader berpotensi, namun sejumlah sindiran dialamatkan pada wakil gubernur DKI Jakarta yang tidak lama lagi akan diangkat menjadi gubernnur DKI Jakarta menggantikan Jokowi tersebut.

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat menyatakan pengunduran diri Ahok juga merupakan masalah etika politik. “Kan ada etika, kan kita hidup dalam etika, jadi silahkan tanya pada dia (Ahok, Red) yang menyatakan mundur dari partai dalam situasi seperti apa,” sindir Martin saat ditemui di komplek parlemen, Jakarta, kemarin (10/9).

Dia menambahkan ada pelajaran penting yang diambil partainya terkait pengunduran diri mantan anggota DPR dari Partai Golkar tersebut. Bahwa, menyangkut rekrutmen kader, pihaknya kedepan akan menjaga sikap terbuka di satu sisi, namun harus meningkatkan selektifitas di sisi yang lain. “Terbuka sekaligus selektif dalam mencari bibit-bibit, kemarin itu kami terbatas seolah-olah hanya Ahok,” tandasnya.

Disinggung soal alasan yang bersangkutan, Martin menyatakan kalau alasan tersebut cendrung mengada-ada. Dia menyatakan, keputusan partainya mendukung pilkada langsung juga disertai dasar argumen yang kuat. Salah satunya, sebut dia, adalah sila ke-4 Pancasila. “Di situ jelas disebut, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Kurang apa lagi?” katanya.

Sindiran yang lain meluncur pula keluar dari Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J. Mahesa. Menurut dia, keputusan keluarnya Ahok dari partai besutan Prabowo Subianto itu sama saja dengan mengingkari jasa partai yang telah membesarkannya.

Desmond lalu membeber karir politik Ahok ketika ingin maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Yang bersangkutan, lanjut dia, awalnya akan maju dalam pilkada di ibukota sebagai calon independen. Namun, belakangan dirangkul oleh Gerindra dan didampingkan dengan Jokowi.

Ketika itu, menurut dia, partainya lah yang begitu seriusnya mendorong pasangan tersebut. Meski, imbuh dia, Ketua Umum PDIP Megawati awalnya sempat cenderung lebih memilih mendukung incumbent Fauzi Bowo. “Nah kami lah ice breaker yang mengawinkan keduanya, Jokowi dan Ahok,” tutur Desmond.

Dia meminta, Ahok tidak melupakan hal tersebut. “Kami ini (Gerindra, Red) ibu yang baik yang membesarkan anaknya. Tapi sudahlah, biar rakyat yang menilai, anaknya lupa sama ibunya ya sudah, tidak beda seperti malin kundang,” katanya.

Selain itu, dia kemudian menyinggung tentang munculnya pernyataan dari sejumlah kalangan PDIP tentang kesiapan menampung bekas Bupati Belitung Timur itu. Dia mempersilahkan yang bersangkutan bergabung ke partai utama pengusung pasangan Jokowi-JK dalam pilpres lalu tersebut. “Kami tidak rugi kok Ahok ditampung PDIP, memang apa kontribusi Ahok di pileg dan pilpres, tidak ada,” katanya dengan nada kecewa.

Terpisah, Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo termasuk yang ikut menyampaikan pandangan terkait mundurnya Ahok. Tjahjo menyatakan dapat memahami suasana hati Ahok. “Keresahan yang dirasakan Pak Ahok dan dapat memahaminya. Kami menghargai hak-hak politik Pak Ahok,” ujar Tjahjo juga di gedung parlemen, Jakarta, kemarin.

Menurut Tjahjo, mundurnya Ahok merupakan urusan pribadi yang bersangkutan dengan Partai Gerindra. PDIP dalam hal ini tidak ikut campur tangan. Meski begitu, jika Ahok ingin berpindah partai, Tjahjo menyatakan jika PDIP siap menerima dengan tangan terbuka.

“Saya sebagai Sekjen PDIP, partai kami terbuka seandainya Pak Ahok akan menyalurkan aspirasi politiknya ke PDIP, kami terbuka.” Pertimbangannya selama ini hubungan kekeluargaan,” ujar Tjahjo.

Terkait tawaran itu, Tjahjo menegaskan belum ada pembicaraan apapun antara dirinya dengan Ahok. Meski dia tidak membantah, dalam waktu dekat dirinya akan bertemu dengan Ahok, terkait pembicaraan sosok pengisi Wagub.

“Saya mau ketemu dia dalam konteks persiapan pemilihan wagub nanti setelah Pak Jokowi mundur dari Gubernu. Saya sudah mengajukan waktu tinggal nunggu yang tepat saja,” tandasnya.

Basuki Cahaya Purnama alias Ahok.
Basuki Cahaya Purnama alias Ahok.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sejumlah elit Partai Gerindra tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya atas keputusan Ahok mundur dari partai. Meski menyatakan tidak masalah karena partai punya segudang kader berpotensi, namun sejumlah sindiran dialamatkan pada wakil gubernur DKI Jakarta yang tidak lama lagi akan diangkat menjadi gubernnur DKI Jakarta menggantikan Jokowi tersebut.

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat menyatakan pengunduran diri Ahok juga merupakan masalah etika politik. “Kan ada etika, kan kita hidup dalam etika, jadi silahkan tanya pada dia (Ahok, Red) yang menyatakan mundur dari partai dalam situasi seperti apa,” sindir Martin saat ditemui di komplek parlemen, Jakarta, kemarin (10/9).

Dia menambahkan ada pelajaran penting yang diambil partainya terkait pengunduran diri mantan anggota DPR dari Partai Golkar tersebut. Bahwa, menyangkut rekrutmen kader, pihaknya kedepan akan menjaga sikap terbuka di satu sisi, namun harus meningkatkan selektifitas di sisi yang lain. “Terbuka sekaligus selektif dalam mencari bibit-bibit, kemarin itu kami terbatas seolah-olah hanya Ahok,” tandasnya.

Disinggung soal alasan yang bersangkutan, Martin menyatakan kalau alasan tersebut cendrung mengada-ada. Dia menyatakan, keputusan partainya mendukung pilkada langsung juga disertai dasar argumen yang kuat. Salah satunya, sebut dia, adalah sila ke-4 Pancasila. “Di situ jelas disebut, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Kurang apa lagi?” katanya.

Sindiran yang lain meluncur pula keluar dari Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J. Mahesa. Menurut dia, keputusan keluarnya Ahok dari partai besutan Prabowo Subianto itu sama saja dengan mengingkari jasa partai yang telah membesarkannya.

Desmond lalu membeber karir politik Ahok ketika ingin maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Yang bersangkutan, lanjut dia, awalnya akan maju dalam pilkada di ibukota sebagai calon independen. Namun, belakangan dirangkul oleh Gerindra dan didampingkan dengan Jokowi.

Ketika itu, menurut dia, partainya lah yang begitu seriusnya mendorong pasangan tersebut. Meski, imbuh dia, Ketua Umum PDIP Megawati awalnya sempat cenderung lebih memilih mendukung incumbent Fauzi Bowo. “Nah kami lah ice breaker yang mengawinkan keduanya, Jokowi dan Ahok,” tutur Desmond.

Dia meminta, Ahok tidak melupakan hal tersebut. “Kami ini (Gerindra, Red) ibu yang baik yang membesarkan anaknya. Tapi sudahlah, biar rakyat yang menilai, anaknya lupa sama ibunya ya sudah, tidak beda seperti malin kundang,” katanya.

Selain itu, dia kemudian menyinggung tentang munculnya pernyataan dari sejumlah kalangan PDIP tentang kesiapan menampung bekas Bupati Belitung Timur itu. Dia mempersilahkan yang bersangkutan bergabung ke partai utama pengusung pasangan Jokowi-JK dalam pilpres lalu tersebut. “Kami tidak rugi kok Ahok ditampung PDIP, memang apa kontribusi Ahok di pileg dan pilpres, tidak ada,” katanya dengan nada kecewa.

Terpisah, Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo termasuk yang ikut menyampaikan pandangan terkait mundurnya Ahok. Tjahjo menyatakan dapat memahami suasana hati Ahok. “Keresahan yang dirasakan Pak Ahok dan dapat memahaminya. Kami menghargai hak-hak politik Pak Ahok,” ujar Tjahjo juga di gedung parlemen, Jakarta, kemarin.

Menurut Tjahjo, mundurnya Ahok merupakan urusan pribadi yang bersangkutan dengan Partai Gerindra. PDIP dalam hal ini tidak ikut campur tangan. Meski begitu, jika Ahok ingin berpindah partai, Tjahjo menyatakan jika PDIP siap menerima dengan tangan terbuka.

“Saya sebagai Sekjen PDIP, partai kami terbuka seandainya Pak Ahok akan menyalurkan aspirasi politiknya ke PDIP, kami terbuka.” Pertimbangannya selama ini hubungan kekeluargaan,” ujar Tjahjo.

Terkait tawaran itu, Tjahjo menegaskan belum ada pembicaraan apapun antara dirinya dengan Ahok. Meski dia tidak membantah, dalam waktu dekat dirinya akan bertemu dengan Ahok, terkait pembicaraan sosok pengisi Wagub.

“Saya mau ketemu dia dalam konteks persiapan pemilihan wagub nanti setelah Pak Jokowi mundur dari Gubernu. Saya sudah mengajukan waktu tinggal nunggu yang tepat saja,” tandasnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/