28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Menlu AS Mendadak ke Iraq

Menlu AS, John Kerry
Menlu AS, John Kerry

BAGHDAD, SUMUTPOS.CO – Washington menindaklanjuti usul Presiden Barack Obama tentang pembentukan koalisi pemantau jihad. Kemarin (10/9) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry berkunjung ke Iraq. Dalam lawatan mendadak tersebut, dia menegaskan lagi kampanye antiteror AS di Timur Tengah.

‘Dalam waktu dekat, presiden mengungkapkan rencana yang sedang kami persiapkan bersama negara-negara lain pada koalisi (antijihad) untuk membungkam teroris,’ papar Kerry.

Dia menjelaskan, Obama dan para pemimpin Eropa tengah menuju Kota Jeddah, Arab Saudi, untuk membahas koalisi lebih matang.

Kerry mendarat di Kota Baghdad dua hari setelah pelantikan Perdana Menteri (PM) Haidar Al Ibadi. Kemarin politikus 70 tahun itu langsung menyelamati pemerintahan baru Iraq. Dia juga menyatakan dukungan terhadap kabinet yang baru terbentuk. Kerry berharap pemerintahan Ibadi bisa memberikan kontribusi yang lebih besar dalam perang antiteror.

Kehadiran Kerry menandai pertemuan perdana petinggi AS dan Iraq pasca penarikan pasukan Negeri Paman Sam sekitar tiga tahun lalu. Washington menegaskan bahwa lawatan mendadak tersebut bertujuan untuk menyampaikan dukungan langsung terhadap pemerintahan baru. Tetapi, bagi Ibadi, kunjungan itu bermakna peringatan.

Sebagai politikus Syiah, Ibadi merasa Kerry sengaja berkunjung untuk memastikan jatah politis Sunni dalam pemerintahan baru. Sejak awal pembentukan pemerintahan baru, Washington berpesan agar Baghdad melibatkan seluruh komponen pembentuk masyarakat Iraq. Termasuk kaum Kurdi yang tinggal di kawasan otonomi khusus di bagian utara.

Dalam pertemuan di istana kepresidenan itu, Kerry dan Ibadi sepakat menghentikan agresi militan Negara Islam alias Islamic State (IS), dulu ISIS atau ISIL. Namun, menurut dia, kampanye antiteror di Iraq hanya akan sukses jika AS dan masyarakat internasional juga membasmi sarang IS di Syria. Sebab, aksi teror di Iraq sebenarnya hanya imbas dari Syria.

‘Tentu saja kami bertugas membela negara kami. Tapi, masyarakat internasional juga bertanggung jawab melindungi Iraq dan seluruh wilayah di sekitarnya,’ papar Ibadi dalam bahasa Inggris.

Dia juga mengungkapkan, Iraq tidak berdaya membendung luberan teroris dari Syria. Sebab, perbatasan Iraq dan Syria merupakan wewenang internasional.

Sementara itu, Washington melaporkan bahwa Obama segera bertemu dengan kongres AS dalam rangka memburu restu. Ya, pemimpin 53 tahun tersebut akhirnya akan memberikan lampu hijau kepada militer untuk menyarangkan serangan udara ke kantong-kantong IS di Syria. Tetapi, Obama membutuhkan dukungan penuh kongres untuk melancarkannya. (AP/AFP/hep/c14/ami)

Menlu AS, John Kerry
Menlu AS, John Kerry

BAGHDAD, SUMUTPOS.CO – Washington menindaklanjuti usul Presiden Barack Obama tentang pembentukan koalisi pemantau jihad. Kemarin (10/9) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry berkunjung ke Iraq. Dalam lawatan mendadak tersebut, dia menegaskan lagi kampanye antiteror AS di Timur Tengah.

‘Dalam waktu dekat, presiden mengungkapkan rencana yang sedang kami persiapkan bersama negara-negara lain pada koalisi (antijihad) untuk membungkam teroris,’ papar Kerry.

Dia menjelaskan, Obama dan para pemimpin Eropa tengah menuju Kota Jeddah, Arab Saudi, untuk membahas koalisi lebih matang.

Kerry mendarat di Kota Baghdad dua hari setelah pelantikan Perdana Menteri (PM) Haidar Al Ibadi. Kemarin politikus 70 tahun itu langsung menyelamati pemerintahan baru Iraq. Dia juga menyatakan dukungan terhadap kabinet yang baru terbentuk. Kerry berharap pemerintahan Ibadi bisa memberikan kontribusi yang lebih besar dalam perang antiteror.

Kehadiran Kerry menandai pertemuan perdana petinggi AS dan Iraq pasca penarikan pasukan Negeri Paman Sam sekitar tiga tahun lalu. Washington menegaskan bahwa lawatan mendadak tersebut bertujuan untuk menyampaikan dukungan langsung terhadap pemerintahan baru. Tetapi, bagi Ibadi, kunjungan itu bermakna peringatan.

Sebagai politikus Syiah, Ibadi merasa Kerry sengaja berkunjung untuk memastikan jatah politis Sunni dalam pemerintahan baru. Sejak awal pembentukan pemerintahan baru, Washington berpesan agar Baghdad melibatkan seluruh komponen pembentuk masyarakat Iraq. Termasuk kaum Kurdi yang tinggal di kawasan otonomi khusus di bagian utara.

Dalam pertemuan di istana kepresidenan itu, Kerry dan Ibadi sepakat menghentikan agresi militan Negara Islam alias Islamic State (IS), dulu ISIS atau ISIL. Namun, menurut dia, kampanye antiteror di Iraq hanya akan sukses jika AS dan masyarakat internasional juga membasmi sarang IS di Syria. Sebab, aksi teror di Iraq sebenarnya hanya imbas dari Syria.

‘Tentu saja kami bertugas membela negara kami. Tapi, masyarakat internasional juga bertanggung jawab melindungi Iraq dan seluruh wilayah di sekitarnya,’ papar Ibadi dalam bahasa Inggris.

Dia juga mengungkapkan, Iraq tidak berdaya membendung luberan teroris dari Syria. Sebab, perbatasan Iraq dan Syria merupakan wewenang internasional.

Sementara itu, Washington melaporkan bahwa Obama segera bertemu dengan kongres AS dalam rangka memburu restu. Ya, pemimpin 53 tahun tersebut akhirnya akan memberikan lampu hijau kepada militer untuk menyarangkan serangan udara ke kantong-kantong IS di Syria. Tetapi, Obama membutuhkan dukungan penuh kongres untuk melancarkannya. (AP/AFP/hep/c14/ami)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/