30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dipenjara, Ucok Nangis Tak Bisa Nafkahi Anak Istri

Foto: Amri/PM Gembong perampok berilmu kebal diringkus aparat Polsek Percut Seituan.
Foto: Amri/PM
Gembong perampok berilmu kebal diringkus aparat Polsek Percut Seituan. Setelah dipenjara, Gongser Siagian menangis karena tak bisa lagi beri nafkah pada anak dan istri.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski telah mendekam di penjara, tapi tak ada sedikit pun raut penyesalan dan ketakutan di wajah Gingser Siagian alias Ucok (42). Gembong perampok berilmu kebal itu terlihat tenang-tenang saja. Namun di tengah-tengah wawancara, ia menangis mengaku rindu pada anak istrinya.

Awal diwawancarai, Ucok mengaku sudah tak ingat berapa kali ia dan anggotanya merampok. Yang pasti, setiap kali beraksi, hasil pasti mereka lego (jual-red) ke seorang penadah di kawasan Hamparan Perak.

”Biasanya barang-barang ‘panas’ seperti sepeda motor, hape dan laptop itu mereka jual dengan harga bervariasi. Untuk sepeda motor jenis bebek dan matic yang masih mulus alias belum lecet rata-rata dijual Rp1,5 juta. Kalau sudah lecet harganya bisa jatuh ke Rp800 ribu,” beber Ucok, Jumat (19/9).

Selama ini kawanan ini mengincar sepeda motor sport jenis Suzuki Satria Fu dan RX King. Ucok beralasan, selain cepat lakunya, harga kedua sepeda motor itu juga jauh lebih tinggi.

“Incaran kami memang kedua jenis sepeda motor itu. Selain cepat lakunya, harganya juga bisa tembus Rp2,5 juta. Semua hasil rampokan kami jual ke Hamparan Perak. Kami dan penadah janjian ketemu dan transaksi itu tengah jalan,” tambah Andi dan Agus, anggota Ucok yang bisanya bertugas menjual hasil rampokan. Komplotan perampok asal Uni Kampung, Belawan ini terlihat mengalami luka di bagian kaki masing-masing. Saat ditanya dari mana mereka mendapat luka itu, Ucok yang mengalami luka yang paling parah mengaku, kakinya dimartil petugas.

“Dimartil berkali-kali kakiku bang, lumayan sakitnya,” ungkap Ucok.

Detik berikutnya, Ucok tiba-tiba menangis tersedu. Ia mengaku kangen pada anak dan istrinya. Karena itu, Ucok pun menitip salam. “Kini istriku harus berjuang sendiri untuk mencari makan. Aku titip pesan sama istri dan anakku ya bang. Aku minta maaf dan kalau bisa cari kerja saja dulu buat sementara untuk memenuhi kebutuhan hidup,” pesan Ucok pada istrinya.

Dari mulut Ucok diketahui, aksi para pelaku rampok sadis ini diawali dengan perencanaan matang dari mengintai korbannya hingga mengejar dan menakut nakuti.

“Kalau anak remaja tanggung paling gampanglah merampoknya, tinggal dikejar dan digertak saja udah diserahkan itu motor sama kami,” kata Ucok.

Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung menyangkal pihaknya ada menyiksa para pelaku. “Kena asam urat dia itu. Kambuh asam uratnya, mana pula kita martil,” sangkal Ronald.

Masih kata Sipayung, saat ini pihaknya masih memburu dua lagi anggota Ucok bernama Anto dan Iwan. Keduanya diduga melarikan diri ke kawasan Stabat. “Udah lari si Anto sama si Iwan ke Stabat. Info ini kami dapat dari keluarganya. Mereka ini kan satu kampung semua,” ujar Yaman,. (mri/deo)

Foto: Amri/PM Gembong perampok berilmu kebal diringkus aparat Polsek Percut Seituan.
Foto: Amri/PM
Gembong perampok berilmu kebal diringkus aparat Polsek Percut Seituan. Setelah dipenjara, Gongser Siagian menangis karena tak bisa lagi beri nafkah pada anak dan istri.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski telah mendekam di penjara, tapi tak ada sedikit pun raut penyesalan dan ketakutan di wajah Gingser Siagian alias Ucok (42). Gembong perampok berilmu kebal itu terlihat tenang-tenang saja. Namun di tengah-tengah wawancara, ia menangis mengaku rindu pada anak istrinya.

Awal diwawancarai, Ucok mengaku sudah tak ingat berapa kali ia dan anggotanya merampok. Yang pasti, setiap kali beraksi, hasil pasti mereka lego (jual-red) ke seorang penadah di kawasan Hamparan Perak.

”Biasanya barang-barang ‘panas’ seperti sepeda motor, hape dan laptop itu mereka jual dengan harga bervariasi. Untuk sepeda motor jenis bebek dan matic yang masih mulus alias belum lecet rata-rata dijual Rp1,5 juta. Kalau sudah lecet harganya bisa jatuh ke Rp800 ribu,” beber Ucok, Jumat (19/9).

Selama ini kawanan ini mengincar sepeda motor sport jenis Suzuki Satria Fu dan RX King. Ucok beralasan, selain cepat lakunya, harga kedua sepeda motor itu juga jauh lebih tinggi.

“Incaran kami memang kedua jenis sepeda motor itu. Selain cepat lakunya, harganya juga bisa tembus Rp2,5 juta. Semua hasil rampokan kami jual ke Hamparan Perak. Kami dan penadah janjian ketemu dan transaksi itu tengah jalan,” tambah Andi dan Agus, anggota Ucok yang bisanya bertugas menjual hasil rampokan. Komplotan perampok asal Uni Kampung, Belawan ini terlihat mengalami luka di bagian kaki masing-masing. Saat ditanya dari mana mereka mendapat luka itu, Ucok yang mengalami luka yang paling parah mengaku, kakinya dimartil petugas.

“Dimartil berkali-kali kakiku bang, lumayan sakitnya,” ungkap Ucok.

Detik berikutnya, Ucok tiba-tiba menangis tersedu. Ia mengaku kangen pada anak dan istrinya. Karena itu, Ucok pun menitip salam. “Kini istriku harus berjuang sendiri untuk mencari makan. Aku titip pesan sama istri dan anakku ya bang. Aku minta maaf dan kalau bisa cari kerja saja dulu buat sementara untuk memenuhi kebutuhan hidup,” pesan Ucok pada istrinya.

Dari mulut Ucok diketahui, aksi para pelaku rampok sadis ini diawali dengan perencanaan matang dari mengintai korbannya hingga mengejar dan menakut nakuti.

“Kalau anak remaja tanggung paling gampanglah merampoknya, tinggal dikejar dan digertak saja udah diserahkan itu motor sama kami,” kata Ucok.

Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung menyangkal pihaknya ada menyiksa para pelaku. “Kena asam urat dia itu. Kambuh asam uratnya, mana pula kita martil,” sangkal Ronald.

Masih kata Sipayung, saat ini pihaknya masih memburu dua lagi anggota Ucok bernama Anto dan Iwan. Keduanya diduga melarikan diri ke kawasan Stabat. “Udah lari si Anto sama si Iwan ke Stabat. Info ini kami dapat dari keluarganya. Mereka ini kan satu kampung semua,” ujar Yaman,. (mri/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/