SUMUTPOS.CO – Pekan pertama pada bulan Oktober merupakan masa libur nasional di Cina. Periode tersebut dikenal dengan julukan Golden Week.
Selama periode ini, ribuan turis dari Cina daratan memadati pusat pertokoan untuk membeli sejumlah barang-barang mewah bermerk internasional.
Seperti namanya, masa seperti itu merupakan “periode emas” untuk para pedagang.
Namun, peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini membuat Golden Week tahun ini memudar.
Sejak akhir pekan, puluhan ribu demonstran prodemokrasi menduduki beberapa tempat di pusat Hong Kong, meski pemimpin Hong Kong, CY Leung, mendesak para demonstran untuk menyudahi aksi mereka.
Menurut pemerintah Hong Kong, demonstrasi menimbulkan ancaman terhadap pariwisata Hong Kong.
“Kami meyakini para pengunjung akan menunda atau bahkan membatalkan rencana mereka mengunjungi Hong Kong untuk sementara waktu,” kata Badan Pariwisata Hong Kong (HKTB) kepada BBC, tanpa penjelasan rinci.
PUNCAK KUNJUNGAN
Menurut catatan HKTB, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Hong Kong, termasuk dari Cina daratan, selama Golden Week mengalami peningkatan sebanyak 10% selama beberapa tahun terakhir.
Demonstrasi yang berkelanjutan diprediksi akan berdampak langsung pada sektor pariwisata Hong Kong.
“Aksi unjuk rasa ini akan membuat kunjungan wisatawan asal Cina daratan menurun, tapi umumnya bulan Oktober bukanlah puncak kunjungan para wisatawan tersebut ke Hong Kong,” kata David Yang, dari perusahaan konsultan IHS yang mengkaji risiko politik.
“Ada sedikit lonjakan pada Golden Week. Saya memperkirakan ada peningkatan jumlah pengunjung yang tidak terlalu tinggi sekitar 100.000 hingga 200.000 orang.”
David Yang menilai kelompok wisatawan yang paling terdampak ialah kelompok tur yang menghabiskan dua malam di Hong Kong. Sekitar sepertiga wisatawan asal Cina daratan bagian dari kategori itu
“Dalam setahun, biasanya ada sekitar 30.000 sampai 60.000 wisatawan yang datang dari Cina daratan secara berkelompok selama Golden Week. Menurut Badan Pariwisata Hong Kong, rata-rata pengunjung menghabiskan biaya sekitar HK$8.123 (sekitar Rp12,7 juta) selama tinggal di Hongkong.”
Dia menambahkan sejumlah sektor yang akan banyak terpengaruh yaitu ritel, makanan dan minuman, dan akomodasi. “Dampak ini akan terus berlangsung selama aksi unjuk rasa berlanjut.” (BBC)