JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas membeberkan kelemahan KPK. Selan tidak didukung dengan anggaran, lembaga antirasuah itu juga tidak memiliki banyak pegawai yang bisa digerakkan.
Hal itu diungkapkan Busyro saat menjalani tes wawancara dengan panitia seleksi calon pimpinan KPK di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta, Kamis (9/10).
“Pertama kantor, kedua anggaran Rp 900 miliar untuk 1.200 pegawai,” kata Busyro.
Menurut Busyro, keterbatasan itu membuat KPK sulit untuk menjangkau ke daerah. Meski begitu KPK tetap melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Cara KPK melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi, sambung Busyro, dilakukan dengan menggandeng instansi lainnya. Selain itu KPK juga masuk ke dalam dunia kampus.
“Kita belum bisa menjangkau ke daerah dengan keterbatasan itu. Pendekatan sistemik, independen dengan BPKP seluruh Indonesia dan kampus-kampus yang sudah mulai kami tarik,” tandasnya. (gil/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas membeberkan kelemahan KPK. Selan tidak didukung dengan anggaran, lembaga antirasuah itu juga tidak memiliki banyak pegawai yang bisa digerakkan.
Hal itu diungkapkan Busyro saat menjalani tes wawancara dengan panitia seleksi calon pimpinan KPK di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta, Kamis (9/10).
“Pertama kantor, kedua anggaran Rp 900 miliar untuk 1.200 pegawai,” kata Busyro.
Menurut Busyro, keterbatasan itu membuat KPK sulit untuk menjangkau ke daerah. Meski begitu KPK tetap melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Cara KPK melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi, sambung Busyro, dilakukan dengan menggandeng instansi lainnya. Selain itu KPK juga masuk ke dalam dunia kampus.
“Kita belum bisa menjangkau ke daerah dengan keterbatasan itu. Pendekatan sistemik, independen dengan BPKP seluruh Indonesia dan kampus-kampus yang sudah mulai kami tarik,” tandasnya. (gil/jpnn)