JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aparat kepolisian diminta untuk segera mengusut kasus penembakan misterius yang menimpa Tokoh Reformasi, Amien Rais, Kamis (6/11) dini hari tadi.
Menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay, aksi penembakan merupakan teror yang sangat berbahaya. Jika dibiarkan, bisa jadi akan terus berlanjut dan akan menjadi momok yang menakutkan di tengah masyarakat.
“Saya melihat ada unsur kesengajaan di sini. Ini bisa saja bagian dari rangkaian teror yang terus-terusan dialamatkan kepada Amin Rais. Ya, mungkin saja terkait dengan situasi sosial politik belakangan ini,” ujarnya di Jakarta, Kamis (6/11).
Daulay yakin, jika aparat kepolisian mau mengusut, maka pelakunya akan segera dapat ditangkap. Karena semua senjata api yang beredar di masyarakat, diregistrasi oleh kepolisian. Ditambah lagi, kepolisian memiliki alat-alat yang cukup canggih untuk meneliti kasus-kasus seperti ini.
“Teroris saja bisa ditangkap. Apalagi pelaku teror seperti ini. Logikanya, pasti lebih mudah ditangkap,” ujar anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) di DPR RI ini.
Daulay menilai, kasus penembakan terhadap warga negara, apalagi tokoh nasional seperti Amin Rais, tidak boleh dipandang remeh. Bila dibiarkan begitu saja, bisa saja menurunkan tingkat kepercayaan publik kepada aparat kepolisian. Tentu hal itu tidak baik di tengah kerja keras kepolisian dalam meningkatkan profesionalitas dan pelayanannya kepada publik.
“Di lain pihak perlu ditegaskan, bahwa upaya teror seperti ini tidak akan pernah menyurutkan langkah Amin Rais menyuarakan kebenaran. Sebagai mantan ketua umum PP Muhammadiyah dan tokoh reformasi, teror seperti ini sudah puluhan bahkan ratusan kali dialami oleh beliau,” katanya.
Faktanya, Amin Rais tetap teguh memimpin gerakan reformasi bersama tokoh-tokoh lainnya.
“Kalau teror ini dimaksudkan untuk mendiamkan pak Amin, insya Allah pasti tidak akan berhasil. Bagi pak Amin, yang benar itu ya benar, kalau salah ya wajib ditegur dan diluruskan. Itu adalah manifestasi kecintaan beliau pada tanah air. Masa orang yang cinta tanah air diteror. Kita tidak boleh kembali ke era orde baru. Itu masa lalu kelam yang harus kita tinggalkan,” katanya. (gir/jpnn)