JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kakek yang mengeluarkan telur dari duburnya, Sinin (62) dirawat di RS Koja. Selama dua hari ke depan dia akan dipantau. Apabila dia menunjukkan gejala mules, dia akan segera difilmkan untuk mengetahui proses bertelur.
“Kita pantau di ruangan, kalau mules kita lihat. Kan kalau mules dia mau bertelur katanya, dan mesti dipijat. Kita dokumentasikan, biar kita tahu prosesnya,” jelas Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Bambang Suheri, Jumat (7/11).
Menurut Bambang, secara medis apa yang terjadi pada Sinin meragukan. Karenanya untuk pembuktian medis harus dilakukan.
“Video yang beredar selama ini kan hanya diketahui tahu-tahu ada telur di celananya setelah dia mules-mules,” urai Bambang.
Proses pemeriksaan pada Sinin sudah dilakukan dan hasilnya sehat. Tak ada masalah apapun. “Kita kasihan sama Kakek Sinin, jangan sampai dijadikan alat oleh orang-orang tertentu,” tuturnya.
Bambang Suheri serius memeriksa Kakek Sinin. Sinin pun diinapkan di RS Koja untuk perawatan. Sejumlah dokter dilibatkan.
“Kita tangani dengan dokter bedah, dokter obgin, dan dokter kejiwaan,” kata Bambang.
“Kita pakai tim psikiater, kita periksa saat kondisi dia tenang makanya kita inapkan di rumah sakit. Kalau di rumahnya banyak orang,” jelas Bambang.
Menurut Bambang, apa yang terjadi pada Kakek Sinin memang mencurigakan. Karenanya Dinkes memanggil dokter-dokter untuk melakukan pemeriksaan. Sejauh ini yang bersangkutan sehat.
“Sudah dirongen hasilnya bagus. Sekarang kita observasi,” tutup dia.
Kepala IGD RSUD Koja, dr Dedi S mengatakan kondisi dubur Kakek Sinin tidak mengalami luka.
“Duburnya (Kakek Sinin) nggak lecet, semua bagian tubuhnya masih bagus,” kata Dedi.
Menurut Dedi, kondisi Kakek Sinin yang dapat bertelur tapi tidak mengalami luka sangat tidak masuk akal. Untuk hewan yang bertelur pun, Dedi menilai akan mengalami lecet saat bertelur.
“Ayam pun kalau mengeluarkan telur berkali-merah pasti luka dan merah, apalagi manusia, disodomi pun pasti lecet dan ada bekasnya, apalagi telur yg ukurannya lebih gede daripada feses,” jelas Dedi.
Lanjutnya, Dedi menuturkan Kakek Sinin tidak memiliki riwayat penyakit tumor ataupun polip di usus. Serta gangguan pencernaan.
“Nggak punya penyakit itu, kita juga belum terlalu jauh memeriksanya,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap Sinin alias Engkong Naim (62).
“Nanti dilihat analisisnya, apakah telurnya itu kayak telur ayam atau bagian gumpalan lemak. Karena di dalam ilmu kedokteran itu ada namanya lipom (gumpalan lemak, yang jika dikeluarkan berwarna putih),” kata Dien.
Ia belum mau menebak-nebak penyakit atau kelainan apa yang diderita oleh Engkong Naim. Dia lebih memilih untuk menunggu hasil tes laboratorium. Namun, kata dia, kejadian ini termasuk peristiwa unik yang belum pernah terjadi di Jakarta.
Saat dibawa ke RSUD Koja, Engkong Naim diketahui belum memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. “Sekarang sudah kami daftarkan untuk kepemilikan kartu BPJS nya dan sedang kami periksa,” kata Dien.
Engkong Naim baru tinggal di RT 03 RW 12 Jalan Tanjung Wangi, Penjaringan Jakarta Utara, yakni tempat tinggalnya saat ini, sekitar 10 bulan, sejak Januari 2014. Dia bekerja sebagai operator salah satu percetakan di Jakarta.
Engkong Naim mengaku, saat akan mengeluarkan telur, dia merasakan gejala tidak biasa. Dia pun kerap meminta tolong tetangganya untuk dipijat. Perutnya diakui terasa sakit. Engkong Naim mengaku sudah mengalami ini sejak 1998.
Pria asal Grobogan, Semarang, Jawa Tengah, itu mengaku bertelur setiap tiga bulan sekali. Dia sudah pernah menempuh langkah medis ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) satu pekan setelah gejala itu muncul.
Namun, pihak RSCM angkat tangan. “Ya, di sana saya dirawat tiga minggu di Cipto. Keluarin telur akhirnya mereka percaya 100 persen. (Dokternya) bilang saya enggak bisa berobat di sini, dia angkat tangan,” kata Engkong Naim. (net/bbs)