JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Problematikan di lembaga pemasyarakatan (lapas) bukan hanya menyangkut persoalan over kapasitas. Pemerintah tampaknya juga harus penekanan penyebaran HIV di dalam penjara. Pasalnya jumlah tahanan yang terinfeksi virus mematikan itu kini mencapai 969 orang. Untuk Kanwilkumham Sumatera Utara ada 53 napi, terbanyak di Rutan Klas I Tanjung Gusta Medan 27 napi.
Data dari Ditjen Pemasyarakatan menyebutkan per Oktober kemarin ada 969 tahanan yang masuk dalam daftar penderita HIV. Dari jumlah itu sebanyak 886 orang dirawat di dalam lapas. Sementara sisanya 83 orang perawatannya dirujuk ke rumah sakit yang bekerja sama dengan lapas.
Tahanan yang menderita HIV saat ini terbanyak berada di lapas yang ada di bawah Kanwilkumham DKI Jakarta, jumlahnya 378 napi. Lapas Narkoba Cipinang menjadi penjara paling banyak ditempati penderita HIV, yakni 194 orang.
Di Jawa Timur, lapas dengan jumlah penderita HIV terbanyak ada di dua penjara narkoba di Madiun dan Malang. Sementara Lapas Klas II Sidoarjo menempati posisi ketiga dengan 9 napi terinfeksi HIV.
Kasubdit Komunikasi Ditjenpas Akbar Hadi Prabowo mengungkapkan kebanyakan para penderita itu masuk sudah dalam kondisi terinfeksi HIV. “Paling banyak memang tahanan narkoba. Bisa jadi karena gaya hidupnya sebelum masuk penjara,” ujarnya.
Menurut dia selama ini Ditjenpas sudah berupaya menekan penyebaran penyakit menular itu ke tahanan lain dengan sejumlah program. “Program-program penanggulangan kami sampai diapresiasi UNAIDS (United Nations Programe on HIV/AIDS),” terang Akbar.
Salah satu program yang dimaksud Akbar antara lain kerjasama dengan rumah sakit khusus HIV/AIDS, layanan pendampingan penderita di dalam lapas, sampai tersedianya klinik metadon. Menurut Akbar, Kemenkumham juga telah menetapkan 11 lapas sebagai model penanganan HIV/AIDS. Di lapas-lapas itu segala kebutuhan penanganan HIV tersedia.
Ke-11 lapas itu ada di Jakarta, Bandung, Semarang, Madiun, Bali, Minahasa, Samarinda, Batam dan Medan. “Kita perhatikan benar kondisi para penderita. Bukan hanya agar tidak menyebar, tapi kami juga memperhatikan harapan hidup mereka,” jelas Akbar.(gun/jpnn)