28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Lagi Tanam Semangka, Petani Diserbu Pria Berkelewang

Foto: Amri/PM Syamsudin, penggarap yang diserang pria berkelewang hingga luka bacok.
Foto: Amri/PM
Syamsudin, penggarap yang diserang pria berkelewang hingga luka bacok.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lagi asik-asik menanam semangka dan bermacam jenis sayuran, tiba-tiba puluhan pria berkelewang menyerbu dan menyerang petani penggarap lahan PTPN 2 di Desa Seintis, Pasar 3, Percut Seituan. Kejadian menegangkan yang berlangsung, Jumat (7/11) sore, menyebabkan Syamsudin, salah seorang petani sekarat setelah menderita luka bacok di badan, kepala dan leher.

Keterangan dihimpun dari rekan-rekan korban, menyebutkan penyerangan itu terjadi sekira pukul 16.00 wib. Bogel (31) pria penuh tato di tangan dan kaki yang menemani korban menerangkan puluhan penyerang datang menggunakan mobil avanza dan sepeda motor.

“Kami langsung diserang puluhan orang naik mobil avanza dan sepeda motor bawa klewang,” ujarnya.

Lantaran takut terjadi bentrok fisik, para penggarap kocar-kacir menyelamatkan diri. Namun malang, Syamsudin terjatuh dan menjadi bulan-bulanan para pelaku. Sabetan kelewang melukai wajah, kepala dan leher korban hingga sekarat bersimbah darah.

Usai membacok korban, para pelaku memilih meninggalkan lokasi. Dan tak lama kemudian polisi dari Polsek Percut Seituan tiba di lokasi, setelah mendapat laporan dari kepala dusun, Punggut (54).

Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung langsung memimpin personel ke lokasi kejaadian. Namun mereka tak memperoleh hasil dan hanya menemukan tubuh Syamsudin yang terkapar tak sadarkan diri. Korban pun diboyong ke RSU dr Pirngadi Medan menggunakan mobil Patroli Polisi. “Iya korban dikeroyok dan dibacoki hingga sekarat di rumah sakit. Para pelaku masih dalam pengejaran,” ujar Kompol Ronald Sipayung.

Ronal Sipayung mengaku mengalami kendala untuk memeriksa para saksi, terlebih untuk mengambil keterangan Kepala Dusun. “Karena ini tanah garapan kita tidak bisa memeriksa kepala dusun atau kepala desanya, kita periksa para warga yang berkepentingan di lahan garapan tersebut,” ujar Ronald.

Diterangkan Muladi (50), salah seorang warga yang pernah menempati lahan garapan tersebut sekitar 2 bulan lalu mengatakan kalau dirinya dan sekitar 20 kepala keluarga sempat mendirikan rumah di lokasi bentrokan. Kala itu mereka juga diserang puluhan OTK dan rumah mereka dirusak dan diusir paksa. “Tanah itu memang tanah keramat, karena kami pernah diusir dan rumah kami dirusak, nggak boleh lagi kami disitu,” ujar Muliadi yang kini tinggal tak jauh dari areal lahan tersebut.

Sementara itu di lokasi RSU dr Pirngadi Medan, tampak rekan-rekan Syamsudin menanti cemas terkait kondisinya. “Kami berdoa biar mas bro (panggilan Syamsudin) sehat nantinya. Kami nggak tau siapa yang nyerang karena baru dua minggu ini kami garap tanah itu, karena kami lihat tak ada yang menggarap,” harap Joko. (mri/bd)

Foto: Amri/PM Syamsudin, penggarap yang diserang pria berkelewang hingga luka bacok.
Foto: Amri/PM
Syamsudin, penggarap yang diserang pria berkelewang hingga luka bacok.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lagi asik-asik menanam semangka dan bermacam jenis sayuran, tiba-tiba puluhan pria berkelewang menyerbu dan menyerang petani penggarap lahan PTPN 2 di Desa Seintis, Pasar 3, Percut Seituan. Kejadian menegangkan yang berlangsung, Jumat (7/11) sore, menyebabkan Syamsudin, salah seorang petani sekarat setelah menderita luka bacok di badan, kepala dan leher.

Keterangan dihimpun dari rekan-rekan korban, menyebutkan penyerangan itu terjadi sekira pukul 16.00 wib. Bogel (31) pria penuh tato di tangan dan kaki yang menemani korban menerangkan puluhan penyerang datang menggunakan mobil avanza dan sepeda motor.

“Kami langsung diserang puluhan orang naik mobil avanza dan sepeda motor bawa klewang,” ujarnya.

Lantaran takut terjadi bentrok fisik, para penggarap kocar-kacir menyelamatkan diri. Namun malang, Syamsudin terjatuh dan menjadi bulan-bulanan para pelaku. Sabetan kelewang melukai wajah, kepala dan leher korban hingga sekarat bersimbah darah.

Usai membacok korban, para pelaku memilih meninggalkan lokasi. Dan tak lama kemudian polisi dari Polsek Percut Seituan tiba di lokasi, setelah mendapat laporan dari kepala dusun, Punggut (54).

Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung langsung memimpin personel ke lokasi kejaadian. Namun mereka tak memperoleh hasil dan hanya menemukan tubuh Syamsudin yang terkapar tak sadarkan diri. Korban pun diboyong ke RSU dr Pirngadi Medan menggunakan mobil Patroli Polisi. “Iya korban dikeroyok dan dibacoki hingga sekarat di rumah sakit. Para pelaku masih dalam pengejaran,” ujar Kompol Ronald Sipayung.

Ronal Sipayung mengaku mengalami kendala untuk memeriksa para saksi, terlebih untuk mengambil keterangan Kepala Dusun. “Karena ini tanah garapan kita tidak bisa memeriksa kepala dusun atau kepala desanya, kita periksa para warga yang berkepentingan di lahan garapan tersebut,” ujar Ronald.

Diterangkan Muladi (50), salah seorang warga yang pernah menempati lahan garapan tersebut sekitar 2 bulan lalu mengatakan kalau dirinya dan sekitar 20 kepala keluarga sempat mendirikan rumah di lokasi bentrokan. Kala itu mereka juga diserang puluhan OTK dan rumah mereka dirusak dan diusir paksa. “Tanah itu memang tanah keramat, karena kami pernah diusir dan rumah kami dirusak, nggak boleh lagi kami disitu,” ujar Muliadi yang kini tinggal tak jauh dari areal lahan tersebut.

Sementara itu di lokasi RSU dr Pirngadi Medan, tampak rekan-rekan Syamsudin menanti cemas terkait kondisinya. “Kami berdoa biar mas bro (panggilan Syamsudin) sehat nantinya. Kami nggak tau siapa yang nyerang karena baru dua minggu ini kami garap tanah itu, karena kami lihat tak ada yang menggarap,” harap Joko. (mri/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/