MEDAN, SUMUTPOS.CO – Komplek Golden Vista di Jl. Jamin Ginting Medan, kemarin (19/11) sore, heboh. Itu setelah Indra Tumanggor (40), pemilik Sanggar Pentas Seni, ditemukan tewas mengenaskan bersimbah darah di lantai 2 ruko itu. Di dada dan dagunya ada luka tikaman, mata kirinya pecah.
Terkuaknya kematian Indra, berawal dari kecurigaan Lusiana, tetangga Indra. Sebab, pintu ruko yang dihuni Indra, terbuka. Tak berani melihat langsung, Lusiana menghubungi keluarganya, Odin. Setelah Odin tiba di lokasi, mereka pun bersama masyarakat masuk ke dalam ruko berlantai 3 tersebut.
Saat itu, kamar nomor 2 pun mereka buka. Alangkah terkejutnya mereka kala itu, lantaran melihat tubuh Indra sudah terbujur kaku tepat di depan pintu. Kabar kematian Indra menyebar hingga warga lain menyemut di sana dan akhirnya diteruskan ke polisi.
Usai olah TKP, jasad Indra kemudian dibawa ke RSUP H Adam Malik Medan guna dilakukan otopsi. Kepada wartawan, Kapolsek Delitua, Kompol Anggoro Wicaksono mengatakan, kejadian itu merupakan pembunuhan. Namun, saat ini pihaknya masih menyelidiki apa motif aksi pembunuhan tersebut.
“Korban pembunuhan dia. Ini masih kita selidiki motifnya apa. Dipastikan korban dibunuh tadi dinihari. Sabar ya kita masih selidiki. Untuk dugaan sementara, ini motifnya dendam,” ucapnya singkat. Sementara itu, warga yang menemukan jenasah tersebut hingga saat ini masih dilakukan pemeriksaan oleh petugas Polsek Delitua.
Tak lama usai mayat Indra dibawa ke rumah sakit, tiba-tiba saja, seorang lelaki menggunakan kaos putih mendatangi lokasi kejadian tersebut.
Saat itu, lelaki yang belakangan diketahui bernama Galumbang tersebut menanyakan keberadaan adiknya yakni Hendra. “Dibawa kemana adik saya? Itu adik saya,” ucapnya bingung.
Melihat hal tersebut, petugas pun mengatakan kalau korban sudah berada di RS Adam Malik Medan. Mendengar hal tersebut, Galumbang pun kemudian pergi meninggalkan lokasi kejadian.
Selain itu, tepat di dinding tembok yang hanya berjarak 4 meter dari lokasi kejadian tampak sebuah iklan promosi menerima murid tari dan tertera foto korban semasa hidup, Kak Indra, disertai nomor ponsel dan PIN Blackberry.
Tak hanya mata Hendra Tumanggor alias Indra yang pecah. Tulang hidung hancur, serta banyaknya luka tikaman di sekujur tubuhnya, membuat keluarga terpukul. Itu pula yang mencuatkan dugaan Indra dibantai orang yang sangat dendam dengan korban.
Hal itu terkuak saat di RS Ada Malik Medan, Rabu (19/11) malam. Saat itu, abang Indra, Galumbang terlihat syok. “Sakit kalilah ini ya. Sadis kali bah. Kejam,” ucap Galumbang.
Galumbang bercerita, adiknya orangnya ramah. ”Gak ada musuh dia,” ujarnya.
Anak ke 5 dari 8 bersaudara itu mengharapkan kepolisian secepatnya mengungkap pembunuhan tersebut. “Kita minta petugas supaya bisa mengungkap pembunuhan ini dengan cepat,” ucapnya.
Tak lama berselang, 4 orang lelaki tiba di ruang jenasah RS Adam Malik Medan. Melihat kondisi korban yang sangat parah, seorang lelaki yang merupakan adik kandung korban menjerit.
“Sadis kali ini. Siapa ini pelakunya? Akan aku balas ini,” cetusnya.
Setelah berhasil meredam emosinya tersebut, lelaki tersebutpun akhirnya berkomunikasi dengan kru koran ini. Lelaki yang mengaku bernama Sandi tersebut pun mulai bercerita. Dikatakannya, korban merupakan ayah dari seorang putra yang berusia 4 tahun. Selama ini, korban tinggal di kediaman orangtuanya di Jl Karya Kel Sei Agul Kec Medan Barat.
Namun, entah mengapa korban sudah tidak pulang selama 2 hari. “Piginya pun kita tidak tahu. 2 hari ini dia sudah gak pulang. Dia tinggal sama orang tua di Jl Karya,” ucapnya.
Kemudian, beber Sandi, korban dikenal merupakan lelaki yang sangat ramah. Makanya, dirinya tak menyangka kalau korban memiliki musuh. “Kayak dendam ini. Soalnya, dia ini orangnya ramah. Tapi siapa ya pelakunya,” ujarnya. (ind/trg)