MEDAN, SUMUTPOS.CO -Puluhan warga Jalan Mandailing/ Pukat II Aksara, Bantan Timur, Medan Tembung, Kota Medan, Senin (24/11) siang, mendadak ricuh. Warga mengamuk dan memaki-maki seorang pengusaha gas lantaran tak kebagian gas subsidi 3 kg.
Informasi diperoleh SUMUTPOS.CO, awalnya puluhan warga setempat menunggu giliran untuk mengambil gas subsidi, yang dibagikan oleh seorang pengusaha bernama David Marpaung (43). Setelah mengantri berjam-jam, gas tak kunjung dibagikan lantaran habis dan menunggu pasokan berikutnya.
Setelqah warga mengantri dua jam lebih, pasokan gas pun datang. Warga langsung bersorak dan memadati kendaraan yang membawa gas tersebut. Tetapi, sang pengusaha gas melarang warga. Pria berkacamata itu malah tak memperkenankan warga mengambilnya, dan beralasan gas itu sudah ada yang memesan.
“Jadi begini dek, tadi warga lagi mengantri giliran menunggu pembagian gas. Terus karena lama sampai dua jam lebih warga pun ribut, karena dibilangnya gas habis,” ucap Nur (55) warga setempat.
Mendengar itu, warga yang kecewa kontan memaki-maki David. Warga kemudian meminta tolong kepada tokoh pemuda setempat bernama Maratua Nasution.
Maratua datang ke lokasi dan berbicara baik-baik kepada David. Namun, David malah emosi dan mengusirnya pergi. Bahkan, David sempat mengancam Maratua memakai pisau.
Beruntung, warga yang melihat langsung melerainya. Warga kemudian membawa mereka ke kantor polisi untuk proses lebih lanjut. (ris)
MEDAN, SUMUTPOS.CO -Puluhan warga Jalan Mandailing/ Pukat II Aksara, Bantan Timur, Medan Tembung, Kota Medan, Senin (24/11) siang, mendadak ricuh. Warga mengamuk dan memaki-maki seorang pengusaha gas lantaran tak kebagian gas subsidi 3 kg.
Informasi diperoleh SUMUTPOS.CO, awalnya puluhan warga setempat menunggu giliran untuk mengambil gas subsidi, yang dibagikan oleh seorang pengusaha bernama David Marpaung (43). Setelah mengantri berjam-jam, gas tak kunjung dibagikan lantaran habis dan menunggu pasokan berikutnya.
Setelqah warga mengantri dua jam lebih, pasokan gas pun datang. Warga langsung bersorak dan memadati kendaraan yang membawa gas tersebut. Tetapi, sang pengusaha gas melarang warga. Pria berkacamata itu malah tak memperkenankan warga mengambilnya, dan beralasan gas itu sudah ada yang memesan.
“Jadi begini dek, tadi warga lagi mengantri giliran menunggu pembagian gas. Terus karena lama sampai dua jam lebih warga pun ribut, karena dibilangnya gas habis,” ucap Nur (55) warga setempat.
Mendengar itu, warga yang kecewa kontan memaki-maki David. Warga kemudian meminta tolong kepada tokoh pemuda setempat bernama Maratua Nasution.
Maratua datang ke lokasi dan berbicara baik-baik kepada David. Namun, David malah emosi dan mengusirnya pergi. Bahkan, David sempat mengancam Maratua memakai pisau.
Beruntung, warga yang melihat langsung melerainya. Warga kemudian membawa mereka ke kantor polisi untuk proses lebih lanjut. (ris)