29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ratusan Rumah Terendam, Ribuan Warga Mengungsi

Foto: Ridwan Lubis/Metro Tabagsel Rumah warga di 4 Desa di Kecamatan Ranto Baek Terendam Banjir Mulai Selasa malam hingga Rabu (26/11/2014) siang.
Foto: Ridwan Lubis/Metro Tabagsel
Rumah warga di 4 Desa di Kecamatan Ranto Baek Terendam Banjir Mulai Selasa malam hingga Rabu (26/11/2014) siang.

MADINA, SUMUTPOS.CO – Hujan deras mengguyur Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dari Selasa (25/11) sore hingga Rabu (26/11). Akibatnya banjir melanda sedikitnya empat desa di Kecamatan Ranto Baek, hingga lebih dari 500-an rumah terendam air setinggi tiga meter. Ribuan warga mengungsi ke hutan dan mendirikan tenda.

Adapun empat Desa itu adalah, Desa Muara Bangkok dan Padang Silojongan di Kecamatan Ranto Baek kemudian Desa Dalan Lidang dan Desa Bonca Baiyon di Kecamatan Lingga Bayu. Tidak ada korban jiwa, korban luka maupun rumah rusak berat. Namun beberapa unit rumah saja yang mengalami rusak ringan dan lapuk direndam air.

Banjir berasal dari luapan tiga sungai yaitu sungai Batang Bangkok, Sungai Batang Natal dan sungai Terusan yang berada dekat pemukiman warga empat ditu. Ketinggian air terjadi pada Selasa malam sekitar pukul 22.00 Wib mencapai tiga meter hingga ke atap rumah. Semua isi rumah warga terendam, dan genangan air kembali surut pada Rabu pagi.

Informasi dihimpun Metro Tabagsel (grup SUMUTPOS.CO), Rabu (26/11) dari warga, banjir yang melanda empat Desa di Ranto Baek disebabkan hujan deras mulai hari Selasa hingga Rabu. Akibatnya tiga anak sungai di wilayah itu meluap dan menggenangi pemukiman penduduk.

Di saat luapan air memasuki rumah, penduduk bergegas menyelamatkan anggota keluarga dan barang-barang penting untuk diungsikan, dan lokasi ?pengungsian alternatif yang dipilih masyarakat adalah ke hutan dan kebun warga yang berada di dataran tinggi dan dekat dari pemukiman, sebagian ada yang mengungsi di sekolah dan tempat lain yang tidak tercapai genangan air.

“Mulai tadi sore hujan sangat deras, lalu malamnya air mulai menggenangi rumah warga, disitulah kami berusaha menyelamatkan diri dan lari ke hutan, kemudian didirikan tenda disitulah kami semalaman,” ujar Sudirmin, salah seorang warga Muara Bangko

Hal serupa juga disebutkan Kepala Desa Muara Bangko, Alwin dan Kades Padang Silojongan, Makmul Lubis, Kades Bonca Baiyon Tholib, dan Kades Dalan Lidang Ramlan yang dihubungi lewat telepon selulernya. Diceritakan Kades, banjir ini disebabkan luapan air dari sungai Batang Bangko akibat hujan deras. Menurut Alwin, Desa mereka sudah jadi langganan banjir hampir setiap hujan deras.

“Desa kami dan beberapa desa tetangga sudah jadi langganan banjir ?setiap hujan deras turun, memang musibah kali ini tidak menelan korban dan untuk sementara tidak ada rumah rusak berat, hanya beberapa rumah saja rusak ringan. Namun, akibat genangan air setinggi 2-3 meter di dalam rumah warga, semua isi rumah sudah terendam banjir dan sebagian besar tidak bisa digunakan lagi, inilah kondisi Desa kami setahun belakangan,” ujar Alwin.

Dijelaskan, saat luapan air sungai menggenangi pemukiman penduduk dan masuk ke rumah warga, saat itu semua masyarakat berteriak minta tolong, dan bergegas menyelamatkan anggota keluarga, beruntunglah sesama warga saling membantu dan tidak ada seorangpun yang terjebak longsor.

Menurut Kades, genangan air mulai surut pada Rabu pagi, namun sampai siang warga masih kesulitan membersihkan sisa-sisa banjir berupa timbunan tanah dan pasir, dan masih ada genangan air di dalam rumah. (wan)

Foto: Ridwan Lubis/Metro Tabagsel Rumah warga di 4 Desa di Kecamatan Ranto Baek Terendam Banjir Mulai Selasa malam hingga Rabu (26/11/2014) siang.
Foto: Ridwan Lubis/Metro Tabagsel
Rumah warga di 4 Desa di Kecamatan Ranto Baek Terendam Banjir Mulai Selasa malam hingga Rabu (26/11/2014) siang.

MADINA, SUMUTPOS.CO – Hujan deras mengguyur Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dari Selasa (25/11) sore hingga Rabu (26/11). Akibatnya banjir melanda sedikitnya empat desa di Kecamatan Ranto Baek, hingga lebih dari 500-an rumah terendam air setinggi tiga meter. Ribuan warga mengungsi ke hutan dan mendirikan tenda.

Adapun empat Desa itu adalah, Desa Muara Bangkok dan Padang Silojongan di Kecamatan Ranto Baek kemudian Desa Dalan Lidang dan Desa Bonca Baiyon di Kecamatan Lingga Bayu. Tidak ada korban jiwa, korban luka maupun rumah rusak berat. Namun beberapa unit rumah saja yang mengalami rusak ringan dan lapuk direndam air.

Banjir berasal dari luapan tiga sungai yaitu sungai Batang Bangkok, Sungai Batang Natal dan sungai Terusan yang berada dekat pemukiman warga empat ditu. Ketinggian air terjadi pada Selasa malam sekitar pukul 22.00 Wib mencapai tiga meter hingga ke atap rumah. Semua isi rumah warga terendam, dan genangan air kembali surut pada Rabu pagi.

Informasi dihimpun Metro Tabagsel (grup SUMUTPOS.CO), Rabu (26/11) dari warga, banjir yang melanda empat Desa di Ranto Baek disebabkan hujan deras mulai hari Selasa hingga Rabu. Akibatnya tiga anak sungai di wilayah itu meluap dan menggenangi pemukiman penduduk.

Di saat luapan air memasuki rumah, penduduk bergegas menyelamatkan anggota keluarga dan barang-barang penting untuk diungsikan, dan lokasi ?pengungsian alternatif yang dipilih masyarakat adalah ke hutan dan kebun warga yang berada di dataran tinggi dan dekat dari pemukiman, sebagian ada yang mengungsi di sekolah dan tempat lain yang tidak tercapai genangan air.

“Mulai tadi sore hujan sangat deras, lalu malamnya air mulai menggenangi rumah warga, disitulah kami berusaha menyelamatkan diri dan lari ke hutan, kemudian didirikan tenda disitulah kami semalaman,” ujar Sudirmin, salah seorang warga Muara Bangko

Hal serupa juga disebutkan Kepala Desa Muara Bangko, Alwin dan Kades Padang Silojongan, Makmul Lubis, Kades Bonca Baiyon Tholib, dan Kades Dalan Lidang Ramlan yang dihubungi lewat telepon selulernya. Diceritakan Kades, banjir ini disebabkan luapan air dari sungai Batang Bangko akibat hujan deras. Menurut Alwin, Desa mereka sudah jadi langganan banjir hampir setiap hujan deras.

“Desa kami dan beberapa desa tetangga sudah jadi langganan banjir ?setiap hujan deras turun, memang musibah kali ini tidak menelan korban dan untuk sementara tidak ada rumah rusak berat, hanya beberapa rumah saja rusak ringan. Namun, akibat genangan air setinggi 2-3 meter di dalam rumah warga, semua isi rumah sudah terendam banjir dan sebagian besar tidak bisa digunakan lagi, inilah kondisi Desa kami setahun belakangan,” ujar Alwin.

Dijelaskan, saat luapan air sungai menggenangi pemukiman penduduk dan masuk ke rumah warga, saat itu semua masyarakat berteriak minta tolong, dan bergegas menyelamatkan anggota keluarga, beruntunglah sesama warga saling membantu dan tidak ada seorangpun yang terjebak longsor.

Menurut Kades, genangan air mulai surut pada Rabu pagi, namun sampai siang warga masih kesulitan membersihkan sisa-sisa banjir berupa timbunan tanah dan pasir, dan masih ada genangan air di dalam rumah. (wan)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/