25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Kemenko Bidang Perekonomian Kunjungi Karo, Kuatkan Sistem Ketapang dan Energi

KARO, SUMUTPOS.CO – Pemkab Karo menerima audiensi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Holtikultura. Audensi ini diterima oleh Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang di Rumah Dinas Bupati Karo, Selasa (14/11) lalu.

Kunjungan ini dilaksanakan terkait dukungan replikasi Program Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura yang merupakan model kemitraan agribisnis hulu sampai hilir, yang melibatkan multistakeholder (pemerintah pusat, Pemda, BUMN, akademis, perbankan, swasta, offtaker).

Program ini juga dikembangkan dalam ekosistem yang berbasis digital, teknik budidaya GAP, sistem distribusi yang baik serta jaminan pasar/harga yang bersaing oleh offtaker. Tim Kemenko yang hadir pada kesempatan tersebut, yakni Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian RI, Yuli Sri Wilanti.

Dalam arahannya, Yuli menyampaikan, kunjungan itu dalam rangka memacu beberapa agenda penting guna mengatasi tantangan global melalui peningkatan daya saing industri dan perluasan iklim investasi. Selain itu juga sebagai upaya optimalisasi nilai tambah dalam negeri, hilirisasi untuk mendorong industrialisasi, peningkatan konektivitas wilayah, pemanfaatan bonus demografi, mitigasi pengaruh perubahan iklim, hingga penguatan sistem ketahanan pangan dan energi, khususnya di Kabupaten Karo.

Pada kesempatan ini, Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang menyambut baik dan mendukung program kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura tersebut, dalam upaya meningkatkan perekonomian petani di Kabupaten Karo.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Metehsa Karo-Karo, dalam hal ini menyampaikan, ada beberapa permasalah Pertanian di Kabupaten Karo. Di antaranya masih terbatasnya ketersedian benih/bibit komoditi unggulan pertanian yang berkualitas, serta belum optimalnya ketersediaan infrastruktur pertanian. Selain itu, serangan hama penyakit tanaman serta belum optimalnya sarana pendukung hilirisasi produk pertanian dan keberlanjutan usaha tani masih terbatas disebabkan faktor akses permodalan, investasi pasar, dan cuaca. (deo/saz)

KARO, SUMUTPOS.CO – Pemkab Karo menerima audiensi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Holtikultura. Audensi ini diterima oleh Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang di Rumah Dinas Bupati Karo, Selasa (14/11) lalu.

Kunjungan ini dilaksanakan terkait dukungan replikasi Program Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura yang merupakan model kemitraan agribisnis hulu sampai hilir, yang melibatkan multistakeholder (pemerintah pusat, Pemda, BUMN, akademis, perbankan, swasta, offtaker).

Program ini juga dikembangkan dalam ekosistem yang berbasis digital, teknik budidaya GAP, sistem distribusi yang baik serta jaminan pasar/harga yang bersaing oleh offtaker. Tim Kemenko yang hadir pada kesempatan tersebut, yakni Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian RI, Yuli Sri Wilanti.

Dalam arahannya, Yuli menyampaikan, kunjungan itu dalam rangka memacu beberapa agenda penting guna mengatasi tantangan global melalui peningkatan daya saing industri dan perluasan iklim investasi. Selain itu juga sebagai upaya optimalisasi nilai tambah dalam negeri, hilirisasi untuk mendorong industrialisasi, peningkatan konektivitas wilayah, pemanfaatan bonus demografi, mitigasi pengaruh perubahan iklim, hingga penguatan sistem ketahanan pangan dan energi, khususnya di Kabupaten Karo.

Pada kesempatan ini, Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang menyambut baik dan mendukung program kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura tersebut, dalam upaya meningkatkan perekonomian petani di Kabupaten Karo.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Metehsa Karo-Karo, dalam hal ini menyampaikan, ada beberapa permasalah Pertanian di Kabupaten Karo. Di antaranya masih terbatasnya ketersedian benih/bibit komoditi unggulan pertanian yang berkualitas, serta belum optimalnya ketersediaan infrastruktur pertanian. Selain itu, serangan hama penyakit tanaman serta belum optimalnya sarana pendukung hilirisasi produk pertanian dan keberlanjutan usaha tani masih terbatas disebabkan faktor akses permodalan, investasi pasar, dan cuaca. (deo/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/