MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anak baru gede (ABG), Haki Syahnaqri (17), warga Jalan Beo, Sei Sikambing B, Kec. Medan Helvetia tewas, setelah lehernya ditikam Ari Gunawan (17) warga Jalan Nusa Indah, Kel. Asam Kumbang, Kec. Medan Sunggal, di sekitar Jalan TB Simatupang, Kec. Medan Sunggal, Sabtu (13/12) malam.
Menurut seorang saksi bernama Ryan (18), kejadian bermula saat Haki dan Ari bertemu di depan Komplek The Imperium, Jalan TB Simatupang, Kec. Medan Sunggal, tak jauh dari studio musik Pitu Room, yang biasanya dijadikan tempat nongkrong para ABG.
Tidak diketahui secara pasti pemicunya, namun keduanya saling baku hantam sesaat ketika Haki datang. Beberapa menit jual-beli pukulan, Ari mengeluarkan pisau dan langsung menikamkannya ke leher kiri Haki.
Begitu menerima tikaman, korban langsung berlari ke arah RS Bina Kasih yang berada di seberang TKP sambil memegangi lehernya yang tertancap pisau. Sementara itu, pelaku memilih melarikan diri. Sayangnya, meski melihat Haki terluka, teman-temannya yang diduga takut terlibat, justru memilih ikut kabur.
Naas bagi korban, banyaknya darah yang keluar membuatnya kehabisan tenaga dan roboh sebelum sampai ke rumah sakit. Beberapa menit kemudian, personel Polsek Sunggal tiba di lokasi dan memboyongnya ke rumah sakit.
Sayangnya, upaya polisi tidak mampu menyelamatkan Haki. Pemuda ini akhirnya menghembuskan nafas terakhir karena kehabisan darah dengan pisau masih menancap di lehernya. Guna kepentingan visum, jenazah dibawa ke RSUP H. Adam Malik Medan.
Terpisah, ketika ditemui di Mapolsek Sunggal saksi, Indri Diandra (17) warga Jalan Sri Gunting, Kec. Sunggal, mengungkapkan kalau Haki adalah mantan cowoknya. Mereka putus sekitar 4 bulan lalu.
Setelah putus dengan Haki, dirinya menjalin hubungan dengan Ari. Walau telah putus, Indri iseng memposting foto korban di facebooknya. Ternyata tindakan tersebut membuat Ari marah karena cemburu.
Oleh Ari, foto tersebut langsung dikomentari dengan kata-kata makian. Tak terima, korban balik membalas dengan kemarahan. Sejak itulah Ari dan Haki jadi bermusuhan.
“Mantanku si Haki (korban) Bang. Kalau si Ari (pelaku) pacarku. Si Ari cemburu karena aku dekat sama si Haki, padahal nggak ada hubunganku sama si Haki Bang. Karena itulah makanya cemburu si Ari,” aku Indri.
Sementara itu, Deki (30), abang korban menyebutkan kalau Haki merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. “Bapak kami sudah meninggal. Jenazahnya akan dibawa ke Aceh, karena ibu sedang berada di sana,” ujar pria berkaos kuning ini.
Informasi diperoleh, Haki dan Ari ternyata telah terlibat perkelahian di lokasi yang sama sekitar seminggu lalu. Hanya saja, meski babak belur, korban tidak membuat pengaduan ke polisi.
MAIN BILIAR USAI MEMBUNUH
Begitu mengetahui Haki tewas, personel Polsek Sunggal langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Setelah mendapatkan identitas pelaku, Kapolsek Sunggal, AKP Aldhi Subartono dan Kanit Reskrim, Iptu Adhi Putranto langsung menyebar anggota.
Kerja keras petugas selama satu jam lebih akhirnya membuahkan hasil. Ari berhasil diciduk dari tempat biliiar, tak jauh dari rumahnya kawasan Asam Kumbang.
Seolah tidak ada masalah, Ari didapati sedang asyik bermain dengan kawan-kawannya. Tak mau ambil risiko pelaku lolos, petugas langsung menyergapnya. Pelaku pun diciduk tanpa perlawanan berarti dan langsung digelandang ke Mapolsek.
“Pelaku sudah berhasil kita tangkap dan saat ini sedang dimintai keterangan oleh penyidik. Kawan-kawan wartawan harap sabar ya, besok (hari ini) kita press rilis,” ujar Kapolsek Sunggal, AKP Aldi S.
Keponakan Ngoceh Bilang Ada yang Meninggal
Tewasnya Haki dengan cara tidak wajar meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, khususnya bagi salah satu abangnya yang masih aktif di kepolisian.
Dikatakan pria yang bertugas di Polda Bali ini, sesaat sebelum mendapat kabar kematian adiknya, dia dan istri serta anaknya yang masih kecil sedang dalam perjalanan di salah satu kawasan Bali.
Di luar dugaan, tiba-tiba anaknya berbicara tentang kematian. “Kalau nanti bapak meninggal, aku kemana ya,” ujar sang anak. Mendengar itu, dirinya sontak terkejut. “Jangan bilang gitu, nak, tidak boleh,” ujarnya menjawab perkataan anaknya kala itu.
Setelah mendengar jawaban tersebut, si anak kembali berkata bahwa akan ada yang meninggal dunia. “Ada yang meninggal, ada yang meninggal,” kata si anak dengan nada sedikit berteriak.
Saat itu, pria yang tidak ingin identitasnya diungkap ini mengatakan, dirinya belakangan tidak menghiraukan teriakan anaknya. Namun beberapa jam kemudian, dia mendapat kabar bahwa adiknya sudah tewas ditikam.
“Itulah firasatku semalam. Bisa anakku yang masih kecil berkata bahwa ada yang meninggal. Rupanya ini lah kejadiannya,” sedih pria berkemeja hitam motif liris dan memakai kaca mata ini, sembari menyebutkan, dia langsung terbang dari Bali ke Medan naik pesawat keberangkatan pukul 06.00 Wib. (bay/ras)