30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dugaan AirAsia QZ8501 Jatuh 12 Mil dari Desa Kubu

Lokasi dugaan jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 di perairan laut Sanggora, Kumai. Ilustrasi: Kalteng Pos/JPNN

PANGKALAN BUN, SUMUTPOS.CO – Direktur Operasi Basarnas SB. Supriyadi menegaskan,titik pencarian pesawat akan difokuskan pada titik pertama pesawat hilang kontak. Pencarian dilakukan dengan tiga cara, yakni di darat, laut, dan udara. Selain itu, kata Supriyadi, pihaknya juga akan menganalisa keterangan masyarakat terkait dugaan lokasi AirAsia QZ8501.

“Hari ini untuk melakukan pencarian kita menggerakkan 11 kapal. Besok akan ada kapal bantuan canggih dari negara tetangga,” kata Supriyadi saat menyampaikan langkah operasi pencarian ketika hadir di kegiatan Rakor pencarian pesawat air asia di Aula Base Ops Lanud Iskandar, Selasa (30/12).

Sementara itu, seperti dilansir Kalteng Pos (Grup SUMUTPOS.CO), dugaan pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang kontak Minggu (28/12) lalu jatuh di sekitar perairan laut Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) semakin kuat.

Hal itu setelah adanya nelayan yang mendengar suara ledakan keras di tengah laut Sanggora yang berjarak sekitar 12 mil dari Pantai Kubu Desa Kubu, Kecamatan Kumai. Kawasan tersebut dapat dicapai memakan waktu sekitar 4 jam perjalanan menggunakan kapal atau kelotok nelayan.

Komandan Kodim 1014 Pangkalan Bun Letkol Inf Suparman mengakui, jika pihaknya menerima laporan dari dua orang nelayan di Desa Kubu Kecamatan Kumai yang kebetulan sedang melaut mencari ikan.

“Dua nelayan bernama Rahmat dan Fendi mengaku mendengar suara dentuman ledakan di sekitar perairan laut Sanggora sekitar pukul 07.00 Wib pada Minggu (28/12) itu,” kata Suparman.

Menurut Suparman, nelayan bernama Rahmat mengaku saat mendengar ledakan itu posisi dirinya berada disekitar kawasan perairan laut Desa Teluk Pulai Kecamatan Kumai untuk mencari ikan.

Dentuman itu didengarnya cukup keras di tengah Laut Sanggora sekitar pukul 07.00 WIB. Namun dirinya tidak berani memastikan apakah dentuman keras itu adalah pesawat tersebut.

Sementara dari keterangan nelayan bernama Fendi lanjut Suparman, mengaku melihat benda berwarna merah dan putih dari udara jatuh ke laut. Nelayan ini mengaku, melihat dari atap rumahnya yang berada di sekitar Pantai Kubu di desa setempat.

Berbekal keterangan itu, lanjut Suparman, rencana hari ini (30/12) pihaknya akan mengerahkan kapal milik TNI AD, kemudian kelotok nelayan, serta kapal milik Basarnas dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kobar serta dua helikopter jenis Puma untuk menuju lokasi perairan Laut Sanggora.(elm/jpnn)

Lokasi dugaan jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 di perairan laut Sanggora, Kumai. Ilustrasi: Kalteng Pos/JPNN

PANGKALAN BUN, SUMUTPOS.CO – Direktur Operasi Basarnas SB. Supriyadi menegaskan,titik pencarian pesawat akan difokuskan pada titik pertama pesawat hilang kontak. Pencarian dilakukan dengan tiga cara, yakni di darat, laut, dan udara. Selain itu, kata Supriyadi, pihaknya juga akan menganalisa keterangan masyarakat terkait dugaan lokasi AirAsia QZ8501.

“Hari ini untuk melakukan pencarian kita menggerakkan 11 kapal. Besok akan ada kapal bantuan canggih dari negara tetangga,” kata Supriyadi saat menyampaikan langkah operasi pencarian ketika hadir di kegiatan Rakor pencarian pesawat air asia di Aula Base Ops Lanud Iskandar, Selasa (30/12).

Sementara itu, seperti dilansir Kalteng Pos (Grup SUMUTPOS.CO), dugaan pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang kontak Minggu (28/12) lalu jatuh di sekitar perairan laut Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) semakin kuat.

Hal itu setelah adanya nelayan yang mendengar suara ledakan keras di tengah laut Sanggora yang berjarak sekitar 12 mil dari Pantai Kubu Desa Kubu, Kecamatan Kumai. Kawasan tersebut dapat dicapai memakan waktu sekitar 4 jam perjalanan menggunakan kapal atau kelotok nelayan.

Komandan Kodim 1014 Pangkalan Bun Letkol Inf Suparman mengakui, jika pihaknya menerima laporan dari dua orang nelayan di Desa Kubu Kecamatan Kumai yang kebetulan sedang melaut mencari ikan.

“Dua nelayan bernama Rahmat dan Fendi mengaku mendengar suara dentuman ledakan di sekitar perairan laut Sanggora sekitar pukul 07.00 Wib pada Minggu (28/12) itu,” kata Suparman.

Menurut Suparman, nelayan bernama Rahmat mengaku saat mendengar ledakan itu posisi dirinya berada disekitar kawasan perairan laut Desa Teluk Pulai Kecamatan Kumai untuk mencari ikan.

Dentuman itu didengarnya cukup keras di tengah Laut Sanggora sekitar pukul 07.00 WIB. Namun dirinya tidak berani memastikan apakah dentuman keras itu adalah pesawat tersebut.

Sementara dari keterangan nelayan bernama Fendi lanjut Suparman, mengaku melihat benda berwarna merah dan putih dari udara jatuh ke laut. Nelayan ini mengaku, melihat dari atap rumahnya yang berada di sekitar Pantai Kubu di desa setempat.

Berbekal keterangan itu, lanjut Suparman, rencana hari ini (30/12) pihaknya akan mengerahkan kapal milik TNI AD, kemudian kelotok nelayan, serta kapal milik Basarnas dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kobar serta dua helikopter jenis Puma untuk menuju lokasi perairan Laut Sanggora.(elm/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/