25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Pelancong Cari Negara Sumber Pariwisata

Warga Cina Suka Melancong

BEIJING- Meningkatnya kemakmuran Cina terlihat dari jumlah wisatawan Cina yang melancong ke luar Cina. Sejak 2010 lalu ada perbandingan satu dari 17 pelancong dunia merupakan orang Cina.

Seperti dilaporkan Asia Calling, pada 2000 lalu, satu dari 70 wisatawan di dunia internasional adalah dari Cina. Sepuluh tahun kemudian, 2010 lalu, perbandingan itu berubah satu dari 17 pelancong dunia merupakan orang Cina.
Artinya,  kurang dari 1,5 persen jumlah pelancong Cina dari seluruh jumlah pelancong dunia, meningkat menjadi hampir 6 persen. Dalam nominal, angka itu adalah dari 12 juta menjadi lebih dari 50 juta.

Ini jelas pemasukan devisa bagi negara yang tahu cara memikat orang Cina datang ke tempat pelancongan negara itu.
Rebecca Valli, wartawan Asia Calling, belum lama ini mengamati dan mewawancarai turis Cina di pusat perbelanjaan Milan, Italia.

Mengapa Milan? Inilah satu kota tujuan wisata terfavorit turis Cina. Milan, tepatnya Via Montenapoleone, dari tempat itulah mode busana dunia diciptakan. Di Via Montenapoleone itu Rebecca melaporkan berbagai tokoh mewah dan ruang-ruang elegan dipenuhi turis Cina.

“Para turis menghabiskan banyak uang di sini, dan kini termasuk yang berasal dari Cina,” lapor Rebecca.
Selanjutnya, Rebecca menemui seorang turis yang seperti sedang merenungi gedung yang diresmikan pada abad ke-18 itu. Nama sang perenung duduk di bangku panjang di depan gedung itu, Zhu. Dia satu dari belasan turis Cina yang berkerumun.

Zhu bercerita sangat tertarik pada karya budaya dan seni kelas dunia. Ini yang mendorong dirinya ke Italia, dan Milan adalah pilihan utamanya. Bukan sesuatu yang aneh. Di Asia dan Afrika, negara yang mampu mengembangkan orkestra Barat sejauh ini hanya dua: Mesir dan Cina. Dua negara itu mestinya punya penggemar musik orkestra yang membawakan ciptaan “abadi” komponis Eropa: dari Beethoven sampai Mozart, dari Bach sampai Chopin dan Franz Liszt.

Akhirnya Rebecca mendapatkan kisah yang “utuh”. Zhu menghabiskan ribuan yuan di negara Francesco Verdi yang terkenal dengan opeara Aida itu.

“Kamu tahu, ekonomi Cina semakin membaik, dan gaji kami bertambah banyak,” kata Zhu, karyawan Bank Mingsheng di Beijing.

“Kami mampu membeli pakaian merek terkenal mahal, dan di sini harganya 20 sampai 30 persen lebih murah ketimbang di Cina” Lalu Zhu menyebut sejumlah merek, antara lain PRADA, D&G dan lainnya.
Seberapa banyak dunia wisata Indonesia menikmati kemakmuran turis Cina? Data Kementerian Budaya dan Pariwisata, jumlah terbesar, lebih 70 persen wisatawan datang dari Asia.

Lima besar wisatawan asing itu dari Singapura, Malaysia, Jepang, Korea, dan Cina. Namun selisih jumlah wisatawan Singapura dan Cina, jauh hampir 1.200 dan turis Cina mendekati 355.000 orang (data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2008).

Direktur biro perjalanan Peace Travel, Li Xiaofeng menyebutkan wisatawan mandiri semakin bertambah. Orang hanya datang ke travel untuk mendapatkan visa, dan tiket pesawat.

“Menurut saya tren sekarang adalah semakin banyak pelancong independen, sekitar 10 persen jumlah turis independen,” tambah Li, yang memperkirakan lima tahun mendatang jumlah itu akan meningkat sampai 30 persen. (*)

Warga Cina Suka Melancong

BEIJING- Meningkatnya kemakmuran Cina terlihat dari jumlah wisatawan Cina yang melancong ke luar Cina. Sejak 2010 lalu ada perbandingan satu dari 17 pelancong dunia merupakan orang Cina.

Seperti dilaporkan Asia Calling, pada 2000 lalu, satu dari 70 wisatawan di dunia internasional adalah dari Cina. Sepuluh tahun kemudian, 2010 lalu, perbandingan itu berubah satu dari 17 pelancong dunia merupakan orang Cina.
Artinya,  kurang dari 1,5 persen jumlah pelancong Cina dari seluruh jumlah pelancong dunia, meningkat menjadi hampir 6 persen. Dalam nominal, angka itu adalah dari 12 juta menjadi lebih dari 50 juta.

Ini jelas pemasukan devisa bagi negara yang tahu cara memikat orang Cina datang ke tempat pelancongan negara itu.
Rebecca Valli, wartawan Asia Calling, belum lama ini mengamati dan mewawancarai turis Cina di pusat perbelanjaan Milan, Italia.

Mengapa Milan? Inilah satu kota tujuan wisata terfavorit turis Cina. Milan, tepatnya Via Montenapoleone, dari tempat itulah mode busana dunia diciptakan. Di Via Montenapoleone itu Rebecca melaporkan berbagai tokoh mewah dan ruang-ruang elegan dipenuhi turis Cina.

“Para turis menghabiskan banyak uang di sini, dan kini termasuk yang berasal dari Cina,” lapor Rebecca.
Selanjutnya, Rebecca menemui seorang turis yang seperti sedang merenungi gedung yang diresmikan pada abad ke-18 itu. Nama sang perenung duduk di bangku panjang di depan gedung itu, Zhu. Dia satu dari belasan turis Cina yang berkerumun.

Zhu bercerita sangat tertarik pada karya budaya dan seni kelas dunia. Ini yang mendorong dirinya ke Italia, dan Milan adalah pilihan utamanya. Bukan sesuatu yang aneh. Di Asia dan Afrika, negara yang mampu mengembangkan orkestra Barat sejauh ini hanya dua: Mesir dan Cina. Dua negara itu mestinya punya penggemar musik orkestra yang membawakan ciptaan “abadi” komponis Eropa: dari Beethoven sampai Mozart, dari Bach sampai Chopin dan Franz Liszt.

Akhirnya Rebecca mendapatkan kisah yang “utuh”. Zhu menghabiskan ribuan yuan di negara Francesco Verdi yang terkenal dengan opeara Aida itu.

“Kamu tahu, ekonomi Cina semakin membaik, dan gaji kami bertambah banyak,” kata Zhu, karyawan Bank Mingsheng di Beijing.

“Kami mampu membeli pakaian merek terkenal mahal, dan di sini harganya 20 sampai 30 persen lebih murah ketimbang di Cina” Lalu Zhu menyebut sejumlah merek, antara lain PRADA, D&G dan lainnya.
Seberapa banyak dunia wisata Indonesia menikmati kemakmuran turis Cina? Data Kementerian Budaya dan Pariwisata, jumlah terbesar, lebih 70 persen wisatawan datang dari Asia.

Lima besar wisatawan asing itu dari Singapura, Malaysia, Jepang, Korea, dan Cina. Namun selisih jumlah wisatawan Singapura dan Cina, jauh hampir 1.200 dan turis Cina mendekati 355.000 orang (data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2008).

Direktur biro perjalanan Peace Travel, Li Xiaofeng menyebutkan wisatawan mandiri semakin bertambah. Orang hanya datang ke travel untuk mendapatkan visa, dan tiket pesawat.

“Menurut saya tren sekarang adalah semakin banyak pelancong independen, sekitar 10 persen jumlah turis independen,” tambah Li, yang memperkirakan lima tahun mendatang jumlah itu akan meningkat sampai 30 persen. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/