27 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ratusan Rumah Terendam Banjir di Langkat & Sergai

Foto: Bambang/PM/Kombinasi Atas: Banjir melanda ratusan rumah di 6 kecamatan di Langkat. Bawah: Warga dan barang-barang milik mereka dievakuasi dengan perahu ke lokasi yang lebih tinggi.
Foto: Bambang/PM/Kombinasi
Atas: Banjir melanda ratusan rumah di 6 kecamatan di Langkat.
Bawah: Warga dan barang-barang milik mereka dievakuasi dengan perahu ke lokasi yang lebih tinggi.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Ratusan rumah di 6 kecamatan di Kabupaten Langkat, yakni Tanjung Pura, Hinai, Sawit Seberang, Batang Serangan, Wampu, dan Padang Tualang, kembali terendam banjir, Rabu (14/1). Tingginya curah hujan yang terjadi sepekan terakhir menjadi penyebabnya.

Keadaan semakin mengancam keselamatan warga di kawasan pemukiman dekat tanggul. Sebab, beberapa tanggul yang diharapkan menampung debit air malah jebol. Seperti di Tanjung Pura, dari 2 tanggul yang ada, salah satunya sudah tak mampu menampung luapan air. Hal serupa juga terjadi pada 2 tanggul di Sawit Seberang dan 3 tanggul di Hinai.

Warga yang tadinya sempat bertahan menjadi panik. Terlebih mereka yang tinggal tak jauh dari bibir sungai dan bendungan. Sebagian mereka memilih mengusngsi ke beberapa rumah tetangga dan tenda-tenda pengungsian yang disediakan Pemkab Langkat.

Mulai dari barang-barang berharga seperti TV, Kulkas dan alat elektronik lainnya ikut diangkut. Begitu pula hewan ternak tak luput dari penyelamatan. Karena keterbatasan perahu yang dikerahkan Pemkab Langkat, beberapa warga memilih membuat perahu darurat dari 3-4 pohon pisang yang disatukan.

Banjir yang terjadi di Bumi Langkat, turut juga merendam fasilitas umum diantaranya kantor polisi dan kantor pemerintahan. Sekolah-sekolah juga tak luput dari genangan air yang berasal dari luapan aliran sungai Batang Serangan. Sehingga beberapa sekolah terpaksa meliburkan aktifitas belajar mengajar.

Ada juga beberapa desa di Kecamatan Tanjung Pura yang terisolir akibat banjir. Dimana desa-desa ini berada di pesisir pantai sehingga susah untuk dijangkau. Desa-desa yang dikabarkan terisolir antara lain Desa Tapak Kuda, Desa Pangkalan Biduk, Desa Bubung, Desa Kuala Serapuh.

Beberapa warga mengaku belum menerima bantuan dari Pemkab Langkat. “Belum ada bantuan hingga kini bang. Kalian lihat sendiri saja kondisi kami ini. Jangankan untuk menyelamatkan harta benda. Untuk menyelamatkan diri saja susah untuk saat ini,” terang Rangkuti, warga Kecamatan Tanjung Pura.

Karena belum adanya turun bantuan dari pemerintah daerah, warga membangun gubuk pengungsian sendiri. Ada juga yang memilih mengutip sumbangan daripengguna jalan. Mereka terus berharap belas kasih dari pengguna jalan yang melintas. “Ya, harus beginilah bang. Kalau tidak begini, gimana lagi kami harus buat. Kami juga ada dirikan gubuk pengungsian yang kami bangun di dataran agak tinggi,” terang beberapa warga.

Sekertaris Daerah Kabupaten Langkat, Dr Indra Salahuddin didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Irwansyah mengakui, kalau pihaknya bersama Kapolres dan Danramil, baru saja selesai melakukan pengecekan di daerah-daerah terendam banjir.

Dijelaskannya, korban banjir mencapai ratusan kepala keluarga. Untuk itu, pihak pemerintah dan segenap unsur Muspida sudah mengerahkan bantuan. Di antaranya sekitar 6 perahu karet untuk menolong wraga yang terisolir.

Selain itu, Pemkab juga telah menyediakan bantuan lain seperti mie instan, makanan kaleng dan beberapa kebutuhan pokok lainnya.

 

SERGAI TURUT DILANDA BANJIR

Banjir tak hanya terjadi di Langkat, sekitar 70 rumah di Kec. Sipispis Kab. Serdang Bedagai turut terendam banjir. Tanggul sungai Sei Baro jebol juga menjadi persoalan.

Misrah br Damanik (40) warga Dusun III, Sindar Padang Desa Simalas, Rabu (14/1) sore, menuturkan banjir mulai merendam rumahnya sejak pukul 08.00 wib, hingga akhirnya mencapai 1,2 meter di dalam rumah pada sore harinya.

“Akibat banjir isi rumah terendam air dan kami juga tidak bisa beraktifitas di dalam rumah sehingga malam ini terpaksa mengungsi di Masjid,” ujar Misrah yang menuturkan tiap tahun rumahnya menjadi langganan banjir.

Kepala Desa Dolok Sagala, Sudayat mengatakan luapan sungai Sei Baro juga merendam tanaman ubi kayu usia satu hingga tujuh bulan sedalam 40 centimeter di Dusun V, Bukit Cermin Hulu seluas 50 hektar. Apabila tidak surut, ia memprediksi warga akan mengalami gagal panen.

Camat Sipispis, MHD. Syarif Sitopu SE didampingi Plt Kades Simalas, Kopson Saragih, Kadus III Sindar Padang, Ramli di lokasi banjir menyatakan akibat tanggul sungai Sei Baro jebol sepanjang 8 meter, sekitar 70 kepala keluarga terendam banjir dengan kedalaman 120 centimeter.

Diakui Syarif, jebolnya tanggul menjadi masalah rutin setiap tahun saat debit sungai Sei Baro meluap. Karena itu pihaknya berharap, Pemkab melakukan perbaikan normalisasi sungai guna membersihkan sendimen. (bam/lik/bd)

Foto: Bambang/PM/Kombinasi Atas: Banjir melanda ratusan rumah di 6 kecamatan di Langkat. Bawah: Warga dan barang-barang milik mereka dievakuasi dengan perahu ke lokasi yang lebih tinggi.
Foto: Bambang/PM/Kombinasi
Atas: Banjir melanda ratusan rumah di 6 kecamatan di Langkat.
Bawah: Warga dan barang-barang milik mereka dievakuasi dengan perahu ke lokasi yang lebih tinggi.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Ratusan rumah di 6 kecamatan di Kabupaten Langkat, yakni Tanjung Pura, Hinai, Sawit Seberang, Batang Serangan, Wampu, dan Padang Tualang, kembali terendam banjir, Rabu (14/1). Tingginya curah hujan yang terjadi sepekan terakhir menjadi penyebabnya.

Keadaan semakin mengancam keselamatan warga di kawasan pemukiman dekat tanggul. Sebab, beberapa tanggul yang diharapkan menampung debit air malah jebol. Seperti di Tanjung Pura, dari 2 tanggul yang ada, salah satunya sudah tak mampu menampung luapan air. Hal serupa juga terjadi pada 2 tanggul di Sawit Seberang dan 3 tanggul di Hinai.

Warga yang tadinya sempat bertahan menjadi panik. Terlebih mereka yang tinggal tak jauh dari bibir sungai dan bendungan. Sebagian mereka memilih mengusngsi ke beberapa rumah tetangga dan tenda-tenda pengungsian yang disediakan Pemkab Langkat.

Mulai dari barang-barang berharga seperti TV, Kulkas dan alat elektronik lainnya ikut diangkut. Begitu pula hewan ternak tak luput dari penyelamatan. Karena keterbatasan perahu yang dikerahkan Pemkab Langkat, beberapa warga memilih membuat perahu darurat dari 3-4 pohon pisang yang disatukan.

Banjir yang terjadi di Bumi Langkat, turut juga merendam fasilitas umum diantaranya kantor polisi dan kantor pemerintahan. Sekolah-sekolah juga tak luput dari genangan air yang berasal dari luapan aliran sungai Batang Serangan. Sehingga beberapa sekolah terpaksa meliburkan aktifitas belajar mengajar.

Ada juga beberapa desa di Kecamatan Tanjung Pura yang terisolir akibat banjir. Dimana desa-desa ini berada di pesisir pantai sehingga susah untuk dijangkau. Desa-desa yang dikabarkan terisolir antara lain Desa Tapak Kuda, Desa Pangkalan Biduk, Desa Bubung, Desa Kuala Serapuh.

Beberapa warga mengaku belum menerima bantuan dari Pemkab Langkat. “Belum ada bantuan hingga kini bang. Kalian lihat sendiri saja kondisi kami ini. Jangankan untuk menyelamatkan harta benda. Untuk menyelamatkan diri saja susah untuk saat ini,” terang Rangkuti, warga Kecamatan Tanjung Pura.

Karena belum adanya turun bantuan dari pemerintah daerah, warga membangun gubuk pengungsian sendiri. Ada juga yang memilih mengutip sumbangan daripengguna jalan. Mereka terus berharap belas kasih dari pengguna jalan yang melintas. “Ya, harus beginilah bang. Kalau tidak begini, gimana lagi kami harus buat. Kami juga ada dirikan gubuk pengungsian yang kami bangun di dataran agak tinggi,” terang beberapa warga.

Sekertaris Daerah Kabupaten Langkat, Dr Indra Salahuddin didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Irwansyah mengakui, kalau pihaknya bersama Kapolres dan Danramil, baru saja selesai melakukan pengecekan di daerah-daerah terendam banjir.

Dijelaskannya, korban banjir mencapai ratusan kepala keluarga. Untuk itu, pihak pemerintah dan segenap unsur Muspida sudah mengerahkan bantuan. Di antaranya sekitar 6 perahu karet untuk menolong wraga yang terisolir.

Selain itu, Pemkab juga telah menyediakan bantuan lain seperti mie instan, makanan kaleng dan beberapa kebutuhan pokok lainnya.

 

SERGAI TURUT DILANDA BANJIR

Banjir tak hanya terjadi di Langkat, sekitar 70 rumah di Kec. Sipispis Kab. Serdang Bedagai turut terendam banjir. Tanggul sungai Sei Baro jebol juga menjadi persoalan.

Misrah br Damanik (40) warga Dusun III, Sindar Padang Desa Simalas, Rabu (14/1) sore, menuturkan banjir mulai merendam rumahnya sejak pukul 08.00 wib, hingga akhirnya mencapai 1,2 meter di dalam rumah pada sore harinya.

“Akibat banjir isi rumah terendam air dan kami juga tidak bisa beraktifitas di dalam rumah sehingga malam ini terpaksa mengungsi di Masjid,” ujar Misrah yang menuturkan tiap tahun rumahnya menjadi langganan banjir.

Kepala Desa Dolok Sagala, Sudayat mengatakan luapan sungai Sei Baro juga merendam tanaman ubi kayu usia satu hingga tujuh bulan sedalam 40 centimeter di Dusun V, Bukit Cermin Hulu seluas 50 hektar. Apabila tidak surut, ia memprediksi warga akan mengalami gagal panen.

Camat Sipispis, MHD. Syarif Sitopu SE didampingi Plt Kades Simalas, Kopson Saragih, Kadus III Sindar Padang, Ramli di lokasi banjir menyatakan akibat tanggul sungai Sei Baro jebol sepanjang 8 meter, sekitar 70 kepala keluarga terendam banjir dengan kedalaman 120 centimeter.

Diakui Syarif, jebolnya tanggul menjadi masalah rutin setiap tahun saat debit sungai Sei Baro meluap. Karena itu pihaknya berharap, Pemkab melakukan perbaikan normalisasi sungai guna membersihkan sendimen. (bam/lik/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/