KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Kasus jatuhnya seorang balita, Nesyah Siburian (3) dari lantai 3 Terminal Keberangkatan Bandara Kualanamu hingga tewas, tampaknya langsung disikapi pihak bandara. Pasalnya, pagar pembatas yang menjadi titik jatuhnya Nesyah belum juga dipasangi kaca pembatas.
Pada Jumat (16/1) pagi, lokasi jatuhnya Nesyah masih menjadi pusat perhatian pengunjung bandara serta pekerja dan petugas keamanan. Tak jarang pengunjung menghentikan langkahnya saat berada di lantai III untuk sekedar melihat lokasi jatuhnya Nesyah. Bahkan ada pula pengunjung yang sengaja naik ke lantai 3 sekedar untuk melihat secara langsung lokasi jatuhnya Nesyah hingga terhempas ke lantai dasar.
”Tinggi ya, kasihan kali anak itu. Bahaya juga nggak ada pembatasnya seperti ini, apalagi banyak anak-anak yang bermain di sekitar sini,” celoteh seorang pengunjung seraya melihat ke lantai bawah, tempat Nesyah terhempas.
Di dinding eskalator juga masih terlihat bekas goresan tangan Nesyah sesaat sebelum terjatuh.
Menyikapi hal itu, petugas Avsec Bandara Kualanamu dengan menugaskan beberapa orang untuk mengingatkan pengunjung agar memperhatikan dan mengawasi anak-anaknya, agar tidak terulang kasus Nesyah.
Pagi itu juga, Kapolsek Beringin AKP Iwan Kurnianto tampak di sekitar lokasi kejadian. Iwan Kurnianto seperti mengumpulkan informasi dengan mempertanyakan kasus jatuhnya Nesyah kepada seorang wanita penjaga kios jam tepat di depan eskalator lokasi jatuh. Wanita yang enggan menyebutkan namanya itu mengungkapkan sebelum kejadian naas itu, Nesyah terlihat bermain-main di pinggir eskalator yang belum dipasang pembatas itu tanpa ditemani dan diawasi ibu maupun keluarganya.
Sementara ibunya dan keluarganya terlihat duduk di kursi yang ada didepan toko yang menjual pakaian anak-anak tepat disamping toko jam tangan tempat wanita muda ini bekerja dan asyik bercerita. ”Anak itu bermain-main didekat eskalator yang belum ada dipasang kaca pembatas. Keluarganya terkejut saat melihat, anak perempuan itu terlentang di lantai I,” ungkapnya.
Berdasarkan rekaman CCTV, terlihat Nesyah yang mengenakan baju biru dan celana biru bermain sendiri tanpa pengawasan ibu serta keluarganya. Seketika Nesyah yang terjatuh pun langsung terlentang ke lantai keramik yang berada di lantai I persisnya disamping eskalator di lantai I terminal kedatangan.
Para pengunjung yang melihat tubuh Nesyah terlentang diatas lantai serta dari telinga dan hidungnya keluar darah langsung berlarian menujuh tubuh Nesyah. Begitu juga dengan ibu serta kakek dan nenek Nesyah langsung turun ke lantai I melihat kondisi Nesyah. Nesyah pun langsung di bawa ke kantor kesehatan pelabuhan (KKP) bandara Kuala Namu untuk mendapatkan perawatan.
Manajer humas dan protokoler bandara Kuala Namu Dewandono Prasetyo saat dikonfirmasi melalui selulernya mengungkapkan bahwa jatuhnya Nesya murni musibah dan kecelakaan. Pihak keluarga juga sudah menerima dan pihaknya telah memberikan tali asih. Dewandono yang mengaku akan terbang ke Jakarta ini juga mengungkapkan bahwa PT AP II sebagai pengelola Bandara Kualanamu serta otoritas bandara wilayah II Medan akan melakukan audit saftey di bandara Kuala Namu. ”Kita dan otoritas bandara akan melakukan audit saftey,” tegasnya.
Kapolsek Beringin AKP Iwan Kurnianto mengungkapkan bahwa rekaman CCTV yang diperoleh dari pengelola bandara Kualanamu tidak jelas. Pihak keluarga pun tidak keberatan dan memahami serta menerima jatuhnya Nesyah sebagai kecelakaan.
Terkait belum dipasangnya kaca pembatas, dirinya pun sudah menganjurkan kepada PT AP II sebagai pengelola bandara Kualanamu agar segera memasang kaca pembatas serta meningkatkan keamanan. ”Belum ada pemeriksaan saksi disebabkan pihak keluarga masih dalam keadaan berduka,” tegasnya. (cr-1/bd)