26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kedok ‘Jihadi John’ Algojo ISIS Terungkap

SUMUTPOS.CO – Laporan-laporan media mengatakan pria bertopeng militan Negara Islam yang muncul di beberapa video sebagai pemenggal sandera telah sementara diidentifikasi sebagai seorang pria warga negara Inggris dengan gelar pendidikan sebagai programmer komputer bernama Mohammed Emwazi.

Laporan hari Kamis (26/2) mengutip seorang rekan Mohammed Emwazi, yang mengatakan ia yakin dengan ciri-ciri rekannya yang berbadan tinggi dengan logat Inggris, dikenal dengan panggilan “Jihadi John.”

Pria itu muncul dalam video berpakaian sepenuhnya dalam warna hitam, dengan masker di wajahnya dan sarung penyimpan senjata di bawah lengannya. Para pejabat AS dan Inggris belum mengomentari laporan berita tentang identitasnya.

Pria bertopeng kemudian dikenal sebagai “Jihad John” pertama kali muncul dalam sebuah video negara Islam pada bulan Agustus, di mana ia muncul untuk memenggal kepala James Foley, meskipun tindakan itu tidak pernah ditunjukkan. Dia kemudian muncul dalam video pemenggalan melibatkan sandera ainnya: Steven Sotloff dan Peter Kassig dari Amerika, David Haines dan Alan Henning dari Inggris, dan Haruna Yakawa dan Kenji Goto dari Jepang.

Pusat International Studi Radikalisasi di King’s College, London, mengatakan mereka yakin identitas tersebut “akurat dan benar.”​

“Fakta bahwa ‘Jihad John’ telah diuangkap identitasnya dengan cara ini menunjukkan bahwa upaya apa pun yang dilakukan, kemampuan untuk menutupi identitas seseorang terbatas atau bahkan tidak mungkin, dan identitas sejati mereka akhirnya akan terungkap,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita Perancis AFP.


Polisi Metropolitan London tidak akan mengkonfirmasi laporan yang pertama kali muncul di Washington Post, yang mengidentifikasi tersangka sebagai Emwazi, yang dibesarkan di London barat setelah pindah ke Inggris ketika ia berusia 6 tahun.

“Kami tidak akan mengkonfirmasi identitas orang pada tahap ini,” Richard Walton, kepala Counter Terrorism Komando polisi, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dia dilaporkan telah menjadi “orang yang berkepentingan” kepada otoritas keamanan Inggris, meskipun para pejabat keamanan belum mengkonfirmasi hal ini.

Emwazi, diyakini berusia 20an tahun, dilaporkan lahir di Kuwait, menjadi penduduk kelas menengah London yang menjalankan ajaran Islam. Teman-teman dan para kenalannya mengatakan mereka yakin ia mulai menjadi radikal dalam beberapa tahun terakhir setelah melakukan beberapa kali perjalanan ke Afrika dan Timur Tengah. Dia dilaporkan sebagai “orang yang menarik perhatian” aparat keamanan Inggris, meskipun para pejabat keamanan belum mengukuhkan hal itu.

Menurut laporan media, Emwazi tampaknya ditahan oleh pihak berwenang setelah penerbangan ke Tanzania dan dituduh oleh petugas intelijen Inggris mencoba masuk ke Somalia, di mana mereka yakin ia memiliki kontak dengan seorang pria dengan koneksi ke kelompok militan jihad al-Shabab. Emwazi akhirnya dideportasi.


AFP melaporkan bahwa Emwazi berang setelah dilarang terbang dari London ke Kuwait, menurut email-email yang dikirim olehnya untuk sebuah kelompok bernama Cage. Dalam email pada tahun 2010 dengan Washington Post dan Guardian, ia mengatakan bahwa ia “punya pekerjaan dan pernikahan yang menunggu saya.”

Kementerian Dalam Negeri Inggris tidak bisa segera mengomentari laporan tersebut, menurut AFP. 

The Washington Post melaporkan Emwazi diyakini telah melakukan perjalanan ke Suriah sekitar tahun 2012 dan kemudian bergabung dengan kelompok Negara Islam.

Tetapi koresponden VOA Jamie Dettmer di Roma mengatakan sumber-sumber intelijen Eropa menolak untuk mengukuhkan bahwa Emwazi adalah Jihadi John. Mereka justru menyatakan ceritanya lebih rumit dari itu.”

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika mengatakan pembunuhan warga Amerika oleh ISIS terus diinvestigasi, tetapi tidak mengukuhkan atau menyangkal laporan-laporan tentang identitas Jihadi John itu. Ia mengatakan pihak berwenang Amerika bekerjasama erat dengan mitra-mitra internasional, termasuk Inggris, untuk membawa para pembunuh ke pengadilan. (VOA/Sebagian materi untuk laporan ini dikumpulkan dari Reuters dan AFP)

SUMUTPOS.CO – Laporan-laporan media mengatakan pria bertopeng militan Negara Islam yang muncul di beberapa video sebagai pemenggal sandera telah sementara diidentifikasi sebagai seorang pria warga negara Inggris dengan gelar pendidikan sebagai programmer komputer bernama Mohammed Emwazi.

Laporan hari Kamis (26/2) mengutip seorang rekan Mohammed Emwazi, yang mengatakan ia yakin dengan ciri-ciri rekannya yang berbadan tinggi dengan logat Inggris, dikenal dengan panggilan “Jihadi John.”

Pria itu muncul dalam video berpakaian sepenuhnya dalam warna hitam, dengan masker di wajahnya dan sarung penyimpan senjata di bawah lengannya. Para pejabat AS dan Inggris belum mengomentari laporan berita tentang identitasnya.

Pria bertopeng kemudian dikenal sebagai “Jihad John” pertama kali muncul dalam sebuah video negara Islam pada bulan Agustus, di mana ia muncul untuk memenggal kepala James Foley, meskipun tindakan itu tidak pernah ditunjukkan. Dia kemudian muncul dalam video pemenggalan melibatkan sandera ainnya: Steven Sotloff dan Peter Kassig dari Amerika, David Haines dan Alan Henning dari Inggris, dan Haruna Yakawa dan Kenji Goto dari Jepang.

Pusat International Studi Radikalisasi di King’s College, London, mengatakan mereka yakin identitas tersebut “akurat dan benar.”​

“Fakta bahwa ‘Jihad John’ telah diuangkap identitasnya dengan cara ini menunjukkan bahwa upaya apa pun yang dilakukan, kemampuan untuk menutupi identitas seseorang terbatas atau bahkan tidak mungkin, dan identitas sejati mereka akhirnya akan terungkap,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita Perancis AFP.


Polisi Metropolitan London tidak akan mengkonfirmasi laporan yang pertama kali muncul di Washington Post, yang mengidentifikasi tersangka sebagai Emwazi, yang dibesarkan di London barat setelah pindah ke Inggris ketika ia berusia 6 tahun.

“Kami tidak akan mengkonfirmasi identitas orang pada tahap ini,” Richard Walton, kepala Counter Terrorism Komando polisi, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dia dilaporkan telah menjadi “orang yang berkepentingan” kepada otoritas keamanan Inggris, meskipun para pejabat keamanan belum mengkonfirmasi hal ini.

Emwazi, diyakini berusia 20an tahun, dilaporkan lahir di Kuwait, menjadi penduduk kelas menengah London yang menjalankan ajaran Islam. Teman-teman dan para kenalannya mengatakan mereka yakin ia mulai menjadi radikal dalam beberapa tahun terakhir setelah melakukan beberapa kali perjalanan ke Afrika dan Timur Tengah. Dia dilaporkan sebagai “orang yang menarik perhatian” aparat keamanan Inggris, meskipun para pejabat keamanan belum mengukuhkan hal itu.

Menurut laporan media, Emwazi tampaknya ditahan oleh pihak berwenang setelah penerbangan ke Tanzania dan dituduh oleh petugas intelijen Inggris mencoba masuk ke Somalia, di mana mereka yakin ia memiliki kontak dengan seorang pria dengan koneksi ke kelompok militan jihad al-Shabab. Emwazi akhirnya dideportasi.


AFP melaporkan bahwa Emwazi berang setelah dilarang terbang dari London ke Kuwait, menurut email-email yang dikirim olehnya untuk sebuah kelompok bernama Cage. Dalam email pada tahun 2010 dengan Washington Post dan Guardian, ia mengatakan bahwa ia “punya pekerjaan dan pernikahan yang menunggu saya.”

Kementerian Dalam Negeri Inggris tidak bisa segera mengomentari laporan tersebut, menurut AFP. 

The Washington Post melaporkan Emwazi diyakini telah melakukan perjalanan ke Suriah sekitar tahun 2012 dan kemudian bergabung dengan kelompok Negara Islam.

Tetapi koresponden VOA Jamie Dettmer di Roma mengatakan sumber-sumber intelijen Eropa menolak untuk mengukuhkan bahwa Emwazi adalah Jihadi John. Mereka justru menyatakan ceritanya lebih rumit dari itu.”

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika mengatakan pembunuhan warga Amerika oleh ISIS terus diinvestigasi, tetapi tidak mengukuhkan atau menyangkal laporan-laporan tentang identitas Jihadi John itu. Ia mengatakan pihak berwenang Amerika bekerjasama erat dengan mitra-mitra internasional, termasuk Inggris, untuk membawa para pembunuh ke pengadilan. (VOA/Sebagian materi untuk laporan ini dikumpulkan dari Reuters dan AFP)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/