SUMUTPOS.CO – Perempuan Belanda zaman dulu yang tinggal di Indonesia relatif merasa aman dari predator seksual. Pasalnya, ada peranti khusus anti pemerkosaan berupa underwear bergembok yang biasa mereka kenakan. Peninggalan bersejarah itu bisa dilihat di Museum Kesehatan dr Adhyatma di Jalan Indrapura, Surabaya.
Berbahan kain tebal warna hitam, underwear tersebut dilengkapi sejumlah kombinasi nomor rahasia untuk membukanya. Biar lebih aman tapi tetap gaya, celana dalam itu dilengkapi desainernya dengan celana jins pendek bergembok.
Dari catatan sejarahnya, underwear dan celana jins bergembok itu wajib dipakai para noni Belanda ketika ditinggal bapak, suami, kakak, atau siapa pun keluarga laki-laki di lingkungan yang dianggap kurang aman.
Celana anti pemerkosaan tersebut diperoleh dr Hariyadi Suparto dari Solo pada 1990. Awalnya celana itu menjadi koleksi di museum pribadinya. Kemudian dilimpahkan ke kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan kali pertama dipamerkan secara umum pada 2004.
Jika ingin menggunakan celana dalam anti pemerkosaan tersebut, sebaiknya harus siap-siap mengingat kode digit untuk membukanya. Kalau tidak, setiap ingin ke toilet, pasti akan jadi repot sendiri.
“Uniknya di situ. Memang aman, tapi pas kebelet pipis, kalau lupa kodenya, bisa-bisa malah ngompol,” ungkap Husnan, staf sekaligus pemandu Museum Kesehatan dr Adhyatma. (ayu/ayi/mas)