26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kasat Resrim: Itu Karena Pamer Kalung!

Foto: PM Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram
Foto: PM
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram, terlihat kesal saat dikonfirmasi tentang Kota Medan yang dinilai tidak aman dan rawan aksi kriminal.

“Siapa yang bilang tak aman, kamu pernah kena rampok? Jadi jangan bilang tidak aman,” ketusnya.

Mengapa pihak Polda Sumut turun membantu Polresta Medan memberantas aksi begal?

“Kita kurang orang, jadi dibantu dengan Polda Sumut,” sambungnya. Menurutnya, seluruh tugas luar yang dimiliki pihak Reskrim Polresta Medan hanya sebanyak 39 anggota. “Cuma ada 19 dari Jahtanras, Vice Control 10 anggota dan Ranmor 20 anggota. Jadi kita perlu tambah 30 personil lagi,” bebernya.

Namun, mantan penyidik Tipikor Polda Sumut ini tidak mau aksi perampokan tersebut disebut begal. “Kalau di sini 3C, curas, curat sama curanmor. Jadi bukan begal. Di Jakarta baru namanya begal. Kalau begal kan sasarannya sepeda motor,” ujarnya.

Mengenai dua anggota Polsek Ganda Pura, Polres Biruen, Aceh yang dirampok, Wahyu mengatakan kalau keduanya menjadi korban perampokan karena pamer kalung emasnya. “Itu karena pamer kalung,” cetusnya.

Menangggapi banyaknya aksi perampokan di Kota Medan bukan hanya masyarakat yang ketakutan untuk keluar malam. Buktinya, salah satu anggota Provost saja mengaku takut keluar malam dengan mengendarai sepeda motor. “Saya aja takut keluar malam,” ucapnya pada Posmetro Medan.

Dikatakannya, kali ini yang ditakutin bukan aksi geng motor akan tetapi aksi begal yang semakin menjadi-jadi. “Dulu kalau geng motor mereka kan ramai-ramai, jadi kita tahu mengantisipasinya. Ini, dua kereta aja mainnya kadang pun boncengan aja, siapa yang sangka,” celotehnya. (eza/mag3/trg)

Foto: PM Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram
Foto: PM
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram, terlihat kesal saat dikonfirmasi tentang Kota Medan yang dinilai tidak aman dan rawan aksi kriminal.

“Siapa yang bilang tak aman, kamu pernah kena rampok? Jadi jangan bilang tidak aman,” ketusnya.

Mengapa pihak Polda Sumut turun membantu Polresta Medan memberantas aksi begal?

“Kita kurang orang, jadi dibantu dengan Polda Sumut,” sambungnya. Menurutnya, seluruh tugas luar yang dimiliki pihak Reskrim Polresta Medan hanya sebanyak 39 anggota. “Cuma ada 19 dari Jahtanras, Vice Control 10 anggota dan Ranmor 20 anggota. Jadi kita perlu tambah 30 personil lagi,” bebernya.

Namun, mantan penyidik Tipikor Polda Sumut ini tidak mau aksi perampokan tersebut disebut begal. “Kalau di sini 3C, curas, curat sama curanmor. Jadi bukan begal. Di Jakarta baru namanya begal. Kalau begal kan sasarannya sepeda motor,” ujarnya.

Mengenai dua anggota Polsek Ganda Pura, Polres Biruen, Aceh yang dirampok, Wahyu mengatakan kalau keduanya menjadi korban perampokan karena pamer kalung emasnya. “Itu karena pamer kalung,” cetusnya.

Menangggapi banyaknya aksi perampokan di Kota Medan bukan hanya masyarakat yang ketakutan untuk keluar malam. Buktinya, salah satu anggota Provost saja mengaku takut keluar malam dengan mengendarai sepeda motor. “Saya aja takut keluar malam,” ucapnya pada Posmetro Medan.

Dikatakannya, kali ini yang ditakutin bukan aksi geng motor akan tetapi aksi begal yang semakin menjadi-jadi. “Dulu kalau geng motor mereka kan ramai-ramai, jadi kita tahu mengantisipasinya. Ini, dua kereta aja mainnya kadang pun boncengan aja, siapa yang sangka,” celotehnya. (eza/mag3/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/