JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Secara umum, nama-nama kepengurusan DPP PDIP 2015-2020 masih didominasi orang-orang lama.
Hal tersebut diakui Megawati Soekarnoputri. Menurut sosok yang telah menjabat ketua umum PDIP sejak 1994 tersebut, kepengurusan tidak banyak berubah karena DPP periode lalu secara sudah membuktikan kinerja cukup baik. Indikasinya adalah kemenangan di pemilu legislatif dan presiden.
Hanya ada beberapa nama saja yang merupakan nama baru. Selain Prananda, masuk pula mantan walikota Surabaya Bambang DH. Mantan aktivis 27 Juli itu bahkan menduduki posisi yang cukup stretegis. Yaitu, sebagai ketua DPP bidang Pemenangan Pemilu.
“Dia ini juga anak nakal sebenarnya, tapi dia ini sangat loyal. Hanya kadang kalau tidak ada mainan agak sulit mengendalikan diri,” tutur Mega, saat mengenalkan Bambang, di arena Kongres IV PDIP, di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, kemarin (10/4).
Masuk pula nama Sri Rahayu yang merupakan istri mantan ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji Tjondro Pragolo. Dia duduk sebagai ketua DPP bidang kesehatan dan anak. Juga ada pula nama baru di truktur DPP, Hendrawan Pratikno. Mantan anggota Pansus kasus Bank Century menjadi ketua DPP bidang Perekonomian.
Sedang beberapa nama lama yang terlempar di antaranya, Maruarar Sirait dan Effendy Simbolon yang pada periode lalu sama-sama menjabat sebagai ketua DPP.
Di awal pengumuman struktur baru, Mega sempat menyinggung tentang proses yang dilakukan ketika menempatkan sosok-sosok tertentu dalam kepengurusan DPP PDIP kali ini.
Selain melibatkan tim psikolog UI untuk mengetahui kualitas kader termasuk kesetiaan kader pada partai, putri Bung Karno itu juga melakukan pemantauan pribadi.
“Saya yang bisa melihat, yang ini pantas di sini, yang ini pantas di sana, yang ini suka memecah belah partai,” bebernya.
Selain beberapa harus terlempar, sejumlah nama politisi PDIP populer juga tidak masuk. Di antaranya, anggota DPR Rieke Dyah Pitaloka dan Koordinatoriat Relawan Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari. (dyn)